
dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038

RSDK hari ini. World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mencatat bahwa operasi caesar terus alami tren peningkatan secara global. Pada tahun 2021 silam tercatat lebih dari 1 dari 5 (21%) dari semua persalinan. Jumlah ini akan terus meningkat selama dekade mendatang, dengan hampir sepertiga (29%) dari semua kelahiran kemungkinan akan terjadi melalui operasi caesar pada tahun 2030. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) sendiri mencatat bahwa praktik operasi caesar di seluruh provinsi Indonesia persentasenya sebesar 15,3 persen, di atas standar yang dikeluarkan World Health Organization (WHO). Data lain menunjukkan Rumah Sakit (RS) di Asia Tenggara termasuk Indonesia, menunjukkan persentase bedah caesar mencapai 27 persen. Penyebab tingginya pemilihan akan operasi caesar ini sangatlah bervariasi antar dan di dalam negara. Penyebabnya multifaktorial, termasuk kebijakan dan pembiayaan sektor kesehatan, norma budaya, persepsi dan praktik klinik, tingkat kelahiran prematur, dan kualitas layanan kesehatan (idiwilayahdiy.com).
Seksio sesaria atau operasi caesar adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Operasi caesar terkadang diperlukan berdasarkan kesehatan ibu atau bayi, namun dalam kasus lain itu tidak diperlukan seperti peningkatan jumlah ibu yang memilih tanggal kelahiran mereka, rasa takut untuk melahirkan secara tradisional ataupun alasan kecantikan (kompas.com). Sebuah riset di Belanda berkesimpulan persalinan sesar tidak selamanya memberikan dampak positif kepada ibu karena dapat meningkatkan risiko kematian ibu tiga kali lebih besar dibandingkan persalinan normal. Tindakan ini juga dapat menambah risiko infeksi pascapersalinan. Riset lain menyebutkan operasi sesar dapat meningkatkan risiko kematian pasca persalinan akibat perdarahan (liputan6.com).
Hal ini terjadi karena persalinan sesar dapat memberikan dampak komplikasi, kecacatan sampai dengan kematian jika dilakukan tanpa indikasi medis. Diagnosis maupun tindakan yang tidak tepat pada proses pelayanan kebidanan akan menurunkan kualitas pelayanan, dan dampaknya akan meningkatkan risiko kematian ibu (liputan6.com). Oleh karena terdapat 7 macam perawatan yang harus diberikan untuk meminimalisasikan peluang tersebut, yaitu pemberian cairan, diit, nyeri, mobilisasi dini, kateterisasi, pemberian obat-obatan hingga perawatan dini. Dari tujuh macam perawatan ini, RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) merasakan bahwa mobilisasi dini pasca operasi caesar merupakan hal yang harus segera diedukasi kepada masyarakat sekitar. Oleh karenanya, pada hari Rabu tanggal 15 Maret 2023 pukul 08.40 - 09.40 WIB di ruang tunggu Poli Kandungan (Obgyn) Instalasi Rawat Jalan diadakan edukasi kesehatan bertema "Mobilisasi Dini Pasca Operasi Caesar". Petugas pemberi edukasi profesional kali ini adalah Indah Novianti Hasanah, A.Md.Kep. selaku perawat dari Instalasi Bedah Sentral (IBS) yang diampingi langsung oleh Edhi Purwanto, S.Kep.,Ns. selaku Kaur Instalasi Bedah Sentral.
"Mobilisasi Dini adalah kebijaksaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbing selekas mungkin berjalan. Mobilisasi dini juga dapat diartikan sebagai upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis." ujar Indah Novianti Hasanah, A.Md.Kep. Beliau juga menjelaskan bahwa tujuan dari mobilisasi dini pasca operasi caesar adalah membantu proses penyembuhan ibu dan mengembalikan fungsi fisiologis tubuh seperti sebelum operasi, mobilisasi dini memungkinkan ibu untuk segera merawat anaknya serta mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. "Jika tidak segera dilakukan mobilisasi dini, akan menyebabkan beberapa kerugian seperti peningkatan suhu tubuh sebagai salah satu indikator terjadinya tanda infeksi, perdarahan abnormal akibat kontraksi dapat membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka, serta inovulasi uterus yang tidak baik." tambah Indah Novianti Hasanah, A.Md.Kep.
Lalu bagaimana tahapan dari mobilisasi dini, berikut adalah penjelasan dari Edhi Purwanto, S.Kep.,Ns.
- Setelah operasi pada 6 jam pertama ibu pasca operasi seksio sesarea harus tirah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki. Apabila penderita merasa badannya lemes mobilisasi dilakukan oleh petugas dan kemudian dibantu oleh keluarga (rentang gerak pasif)
- Setelah 6 - 10 jam ibu diharuskan untuk dapat miring ke kiri dan ke kanan mencegah trombosis dan trombo emboli
- Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar duduk
- Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan
Kegiatan penyuluhan ataupun edukasi kesehatan kali ini berjalan lancar dan diakhiri dengan pembagian souvenir cantik. Kami ucapkan selamat kepada beberapa orang yang beruntung yaitu ibu Suhama, bapak Ansor Kholil serta ibu Robiyatin. RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) akan terus membantu masyarakat dengan cara meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatannya. Jayalah dan penuh akan semangat RSUD dr. H. koesnadi Bondowoso. Berikan semangat juang dan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat. Salam Sehat. (PKRS/SWILING)

- Peringatan Hari Pahlawan, Mari Menilik Sejarah Sosok dr. H. Koesnadi Sebagai Tokoh Pahlawan Nasional
- Shooting Pengenalan Layanan Laok Roma X PT POS Berjalan Lancar
- Testimoni Masyarakat Yang Puas Akan Layanan Kesehatan Di Instalasi Kemoterapi RSDK
- Dokter Bedah Saraf RSDK Dapatkan Keberhasilan Paripurna Operasi Subdural Hematom Kronis
- Berjiwa Pelayanan & Berkomitmen Tinggi Menjadi Karakter Ideal RSDK Dalam Tes Wawancara Rekrutmen
- PELAKSANAAN APEL KEMBALI DILAKUKAN DI RSU dr. H. KOESNADI Bondowoso.
- In-house Training Resusitasi Bayi Baru Lahir dan Stabilisasi Pasca Resusitasi RSUD dr H Koesnadi
- Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Mohon Maaf Lahir Dan Batin
- Pengumuman Hasil Test Wawancara untuk Rekrutment Karyawan RSU dr. H. KOESNADI
- Rekreasi Sambil Berobat, Taman Baca dan Taman Bermain Paviliun Melati Tempatnya
- Open Recruitment Tenags Perawat untuk (Relawan Covid -19)
- RSDK Adakan Edukasi Mobilisasi Dini Pada Pasien Pasca Operasi Bersama Poli Bedah
- Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Ikuti Pemeriksaan Kesehatan di RSUD dr. H. Koesnadi
- Kasus TBC Anak di Jawa Timur 24.1%, RSDK Ajak Masyarakat Bondowoso Kenali Penyakit TBC Anak
- Yuk Jaga Perilaku Hidup Bersih Sehat Selama Berada Di Rumah Sakit
- Layanan Unggulan Laparoskopi RSDK- Pembedahan Modern Menggunakan Sayatan Kecil
- In House Training Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di RSDK
- Selamat Hari Saka Bakti Husada 2022
- Apel Pagi Sebagai Sarana Melatih Kedisiplinan Dan Tanggung Jawab Karyawan RSDK
- Rapat Koordinasi Monitoring Pelayanan Poli TB Paru-RO Berjalan Lancar
- Dikunjungi oleh : 1017817 user
- IP address : 216.73.216.25
- OS : Unknown Platform
- Browser : Mozilla 5.0