
dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038

RSDK hari ini. Otak adalah organ yang berada di kepala sebagai pengendali semua fungsi tubuh manusia. Oleh karenanya kesehatan otak sangatlah penting untuk tetap dijaga agar fungsi tubuh dapat berjalan dengan baik. Jika tidak dijaga dengan baik, maka akan mendapatkan banyak sekali gangguan dan penyakit yang akan berdampak buruk bagi fungsi tubuh. Di Indonesia sendiri, prevalensi kejadian kelainan, gangguan maupun penyakit pada organ otak terbilang tinggi. Misalnya saja angka kejadian penderita kanker otak rata-rata sekitar 14,1 per 100 ribu penduduk pertahunnya, cedera otak dan saraf yang mencapai angka 7,5% dari angka kejadian total stroke, dan masih banyak lagi. Jika sudah mencapai tingkat keparahan yang tinggi, maka kraniotomi merupakan jalan keluar tindakan kesehatan yang harus dilakukan.
Kraniotomi (craniotomy) merupakan prosedur pembedahan dengan membuat lubang pada tulang tengkorak untuk menindaklanjuti penyebab kerusakan atau gangguan otak seperti infeksi, perdarahan hingga tumor otak. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh Dokter Spesialis Bedah Saraf. Walaupun bukan tindakan yang terbilang baru di dunia kesehatan, akan tetapi masyarakat masih kurang mengetahui terkait tindakan kesehatan ini. Oleh karena itu, RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) mengadakan edukasi kesehatan bersama Ahmad Taufik Baidawi, S.Kep., Ns selaku tenaga perawat profesional di paviliun Dahlia pada hari Rabu tanggal 8 November pukul 10.00 – 11.00 WIB.
“Kraniotomi atau craniotomy adalah tindakan medis yang dilakukan dengan mengangkat sebagian kecil dari tulang tengkorak (bone flap) untuk menjangkau bagian otak yang terdapat masalah. Umumnya, pengangkatan bone flap tersebut dimulai dengan membuat burr holes atau lubang kecil menggunakan bor khusus (perforator). Selain itu, beberapa jenis alat bedah yang digunakan pada prosedur kraniotomi adalah mikroskop bedah, kamera beresolusi tinggi, endoskop, dan craniotome.” jelaskan Ahmad Taufik Baidawi, S.Kep., Ns.
Kondisi-kondisi yang mengharuskan dilakukan kraniotomi terdiri atas beberapa kondisi medis tertentu seperti trauma atau cedera pada otak, kanker atau tumor otak, aneurisma otak, hidrosefalus, abses otak, epilepsi, pemasangan alat khusus untuk menangani penyakit Parkinson, stroke hingga hematoma atau bekuan darah di otak. Ketika ditanya mengenai hal-hal apa saja yang harus diperhatikan pada saat melakukan kraniotomi, Ahmad Taufik Baidawi, S.Kep., Ns pun menjelaskan seperti berikut:
- Selang Drain ->Bertujuan untuk mencegah pengumpulan nanah, darah, udara pada bagian yang dioperasi. Harus diperhatikan keamanan selang dan tabung drain saat beraktivitas serta jaga agar selalu pada posisi menggantung
- Makan dan minum setelah operasi -> Makan dan minum dapat dilakukan jika pasien sudah sadar baik seperti dapat menelan ludah serta tidak merasa mual dan muntah kembali
- Selang NGT Sonde -> Jika pasien terpasang selang NGT Sonde, perhatikan agar selang sonde tidak terlepas
- Posisi tidur -> Kepala diharuskan lebih tinggi daripada anggota tubuh lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah penumpukan cairan dan aliran darah di bagian kepala serta menghindari pembengkakan pada kepala maupun wajah
- Balutan luka -> Segera lapor jika ada rembesan pada luka, menjaga area balutan luka “TANPA TULANG” agar tidak terbentur ataupun tertekan hingga mencegah terjadinya infeksi pada luka.
Paviliun Dahlia akan memberikan pelayanan terbaiknya dalam melayani pasien pre dan post kraniotomi dengan menyiapkan ruang perawatan prima disertai pelayanan tenaga kesehatan profesional yang maksimal. Setelah melaksanakan operasi, pasien dapat menjalani pemulihan di ruang ICU, intermediete hingga ruang perawatan biasa sesuai dengan kondisi pasien. “Dalam keadaan ini, pemantauan ketat setelah operasi akan dilakukan meliputi pemantauan kadar oksigen, tekanan darah, denyut jantung, laju pernafasan dan suhu tubuh.” jelaskan Ahmad Taufik Baidawi, S.Kep., Ns. Tak perlu khawatir, dalam fasilitas ruang intermediet paviliun Dahlia, keluarga pasien diperbolehkan untuk ditemani oleh satu orang penunggu. “Perlu diingat walaupun boleh ditemani namun tetap pasien tidak boleh dikunjungi oleh pengunjung lainnya.” tambahnya.
Sebagai informasi tambahan Ahmad Taufik Baidawi, S.Kep., Ns menjelaskan kondisi kapan pasien mulai diperbolehkan untuk melaksanakan aktivitas ringan. Berikut adalah penjelasannya:
- Pada 6 jam pertama pasien menggerakkan anggota tubuhnya di tempat tidru (menggerakkan jari, tangan, dan menekuk lutut) bila mampu
- Setelah 6-10 jam pasien miring ke kiri dan ke kanan bila mampu
- Setelah 24 jam dianjurkan untuk belajar duduk kemudian belajar berjalan bila mampu
Antusiasme peserta edukasi kesehatan yang merupakan penunggu pasien di paviliun Dahlia tampak antusias mendengarkan dan menyimak penjelasan dari Ahmad Taufik Baidawi, S.Kep., Ns. Terakhir sebagai penutup, Ahmad Taufik Baidawi, S.Kep., Ns membagikan beberapa suvenir cantik kepada beberapa peserta aktif yang beruntung yaitu ibu Yuli dari Petung, ibu Siti Khotijah dari Tapen serta bapak Vico Ali K dari Prajekan. RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) akan terus membantu masyarakat dengan cara meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatannya. Berikan semangat juang dan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat. Salam Sehat. (PKRS/SWILING)

- Mengenal ICU RSDK, Pelayanan Khusus Pasien Dengan Pemantauan Intensif
- In-House Training Kardiologi Dasar Sebagai Peningkatan Kompetensi Dalam Pelayanan Jantung
- RSDK Berbagi: Tips Sehat dan Bugar Selama Idul Adha dengan Aman Konsumsi Daging
- Semangat dan Terus Berprestasi RSDK
- Edukasi CTPS Di Lingkungan RSDK Berjalan Lancar Dengan Antusiasme Tinggi Masyarakat
- RBM Pencegahan & Tatalaksana LBP Di Bidang Rehabilitasi Medik Bersama Puskesmas Wringin
- Divisi Pendidikan DWP RSDK Ajak Masyarakat Untuk Gemar Membaca Melalui Layanan Pojok Baca
- WHO Cabut Status Kegawatdaruratan, COVID-19 Masih Ada Jadi Jaga Selalu Prokes Anda
- RSDK sebagai Petugas Upacara Bendera Hari Kesadaran Nasional di Halaman Kantor Pemda Kab. Bondowoso
- Stock Darah Menipis, RSDK & PMI Adakan Donor Darah Di Aupa Puspa Indah
- DWP RSDK Adakan Talkshow Bersama dr. H. Agus Ali Fauzi, PGD.Pall.Med (ECU)
- Study Banding & Team Building Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Menuju RS Pendidikan Terakreditas
- Rayakan Anniversary, Unit Kesehatan Jiwa Adakan Psikiatri Award 2023
- HASIL DAN PEMBAHASAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT TRIWULAN III TAHUN 2016
- Meriah dan Hikmatnya Upacara HUT RI Ke-77 RSUD dr. H. Koesnadi
- Peringati Hari Ibu, RSDK Ingatkan Pentingnya Peran dan Arti Seorang Ibu
- PESERTA YANG LOLOS SKILL TEST BESERTA JADWAL UNTUK UJIAN PSIKOLOGI
- Masyarakat Menyambut Baik Dokter Spesialis Urologi Baru di RSDK
- Sambut HKN, Yuk Ketahui Peran RSDK Dalam Transformasi Kesehatan Untuk Indonesia Maju
- Tingkatkan Pelayanan Instalasi Hemodialisa, RSDK Telah Kantongi PB-UMKU Pelayanan Dialisis
- Dikunjungi oleh : 1017771 user
- IP address : 216.73.216.25
- OS : Unknown Platform
- Browser : Mozilla 5.0