dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038
RSDK hari ini. Pelayanan kesehatan berpusat pada faktor menyelamatkan manusia. Seiring bertambah majunya jaman maupun teknologi modern di bidang kesehatan menghadapkan suatu penanganan yang ada akan melibatkan beragam jenis tenaga profesi terkait, dimulai dari penunjang medis hingga penunjang non medis lainnya. Oleh karena itu, Rumah Sakit (RS) harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan untuk menjaga dan meningkatkan mutu dalam mencegah hal yang tidak diinginkan.
RSUD dr H Koesnadi (RSDK) merupakan salah satu instansi penyedia layanan kesehatan teroptimal di Bondowoso dengan mengutamakan pelayanan kesehatan aman, prima, bermutu serta berkualitas tinggi dengan mengutamakan keselamatan pasien sesuai standart pelayanan Rumah Sakit (RS) yang ada. Keselamatan pasien baru dapat dijamin atau diyakini tercapai apabila Rumah Sakit (RS) merubah paradigma pelayanan lama yang hanya berorientasi pada penyakit dengan paradigma pelayanan baru yaitu pelayanan berfokus pasien (Patient Centered Care). Tak heran jika dalam mencapai adanya keselamatan pasien yang optimal Rumah Sakit (RS) membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Dalam menjamin keselamatan pasiennya, Rumah Sakit (RS) haruslah mengetahui segala macam peluang bahaya (hazard) yang ada di lingkungan kerjanya dengan melaksanakan manajemen risiko secara komprehensif. Manajemen risiko merupakan pendekatan budaya organisasi di Rumah Sakit (RS) dalam mengupayakan keselamatan pasien, yang menghendaki setiap anggota organisasi berpartisipasi secara aktif. Dalam konteks budaya keselamatan pasien dengan pendekatan manajemen risiko ini dikenal ada lima level budaya yang didasari cara berpikir dan cara bertindak seorang staf di rumah sakit. Level yang paling rendah adalah level apatis atau patologis dimana seorang staf tidak punya perhatian terhadap upaya manajemen risiko dan keselamatan pasien. Sedangkan level tertinggi adalah level generatif dimana konsep manajemen risiko dan keselamatan pasien telah mendarah daging pada seorang staf, dimana dalam setiap kegiatannya sudah mempertimbangkan semua aspek risko dan keselamatan pasien. Dengan kata lain, penerapan manajemen risiko adalah untuk mencegah terjadinya cedera dan kerugian di rumah sakit. Sehingga rumah sakit perlu menerapkan manajemen risiko beserta penanganan risiko untuk memitigasi dan mengurangi risiko bahaya yang ada atau risiko yang mungkin terjadi.
Sebagai Rumah Sakit (RS) yang memiliki visi utama “Terwujudnya Rumah Sakit Yang Terpercaya Dan Bermartabat Dengan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu”, RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) selalu mengutamakan pelaksanaan keselamatan pasien serta pengelolaan manajemen resiko. Salah satu cara dalam menunjang hal tersebut adalah dengan melaksanakan In-House Training (IHT) Pengumpul Data Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dan Pengelolaan Manajemen Resiko yang dilakukan oleh Komite Mutu RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). IHT diadakan secara luring pada tanggal 22 November 2023 pada pukul 07.30- 14.30 WIB di aula Puspa Indah. Acara dibuka langsung oleh dr. Nurwahyudi, Sp.JP selaku Ketua komite mutu pada pukul 08.05 WIB. Total peserta berjumlah 56 orang Pengumpul Data PMKP Tahun 2023 yang berasal dari seluruh unit dan bagian di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK), yaitu ICU, paviliun Mawar, paviliun Teratai, Endoskopi, instalasi IT, paviliun Melati, paviliun Seroja, instalasi Gizi, instalasi Rawat Jalan, paviliun Anggrek, paviliun Krisan, cathlab, laboratorium, patologi anatomi, radiologi, ambulance, paviliun Dahlia, CSSD/laundry, IGD, paviliun Bougenvile, IBS, hemodialisa, Front Office (FO), TUHIP, instalasi PKRS, instalasi Farmasi, Kordik, security, Medis, instalasi Sanitasi, CS dan unit lainnya. Sedangkan pemateri IHT terdiri atas 2 orang pemateri yaitu Ambar Retnowati, S.Farm.Apt yang membawakan materi tentang Pelatihan Pengumpul Data PMKP, Manajemen Risiko serta Pengisian Risk Register Unit dan Alwan Revai, S.Kep., Ns. yang membawakan materi tentang Budaya Keselamatan Pasien. Sesi kegiatan In-House Training (IHT) sendiri terbagi ke dalam 3 sesi kegiatan yaitu sesi ceramah, sesi diskusi dan sesi demonstrasi.
“Tidak ada tempat yang 100% aman. Hari ini kita mengadakan In House Training (IHT) yang bertujuan untuk dapat meminimalisirkan resiko, ancaman, sistem Rumah Sakit (RS) dan segala hal yang ada didalamnya. Saya harap budaya manajemen resiko ini dapat membudaya di seluruh Rumah Sakit (RS). Jargon mencegah lebih baik, lebih murah dan lebih aman daripada terjadi kejadian yang diinginkan dapat kita terapkan secara utuh dan tularkan kebiasaan baik ini kepada seluruh rekan-rekan kita. Karena dalam mencegah dibutuhkan usaha kolaboratif terutama dalam hal mengeliminasi potensi bahaya. Semoga In-House Training (IHT) Pengumpul Data Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dan Pengelolaan Manajemen Resiko dapat memberikan manfaat untuk kita, teman, instansi, Rumah Sakit (RS) hingga masyarakat.” jelaskan dr. Nurwahyudi, Sp.JP dalam sambutannya.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ambar Retnowati, S.Farm.Apt selaku pemateri pertama. “Kita harus mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan sebelum terjadi. Caranya dengan melaksanakan manajemen resiko. Manajemen resiko adalah proses yang proaktif dan kontinue meliputi identifikasi, analisis, evaluasi, pengendalian, informasi komunikasi, pemantauan dan pelaporan resiko termasuk berbagai strategi yang dijalankan dalam mengelola resiko dan potensinya. Di dalam manajemen resiko terdapat penilaian resiko dimana nantinya akan dinilai dan diprioritaskan seluruh resiko yang ada ke dalam tingkatan resiko hingga dapat dikelola dalam batas toleransi yang ditentukan.” ungkapnya. Beliau juga menyebutkan jika penilaian resiko ini memiliki banyak tujuan yang dapat diperoleh seperti:
- Menilai seberapa besar resiko di tingkat unit atau organisasi agar manajemen dapat memusatkan perhatian pada ancaman dan peluang yang paling penting dan merespon resiko tersebut
- Menentukan probabilitas atau frekuensi serta dampak kerugian dalam perspektif keuangan dan operasional
- Memprioritaskan aktivitas manajemen resiko
- Menentukan resiko mana yang akan dikelola
- Identifikasi metode risk control dan risk financing
- Identifikasi apakah isu harus ditangani internal atau eksternal
“Penilaian resiko sendiri terbagi ke dalam tiga tahapan utama antara lain identifikasi resiko, analisis resiko serta evaluasi resiko. Identifikasi resiko adalah pemeriksaan apa yang ada di dalam organisasi yang dapat mengakibatkan kerugian pada organisasi dan cedera pada individu sehingga bisa ditentukan apakah organisasi sudah mengambil tindakan pencegahan, mitigate, mendeteksi error yang dapat menyebabkan cedera. Analisis resiko adalah proses analisis terhadap potensi resiko yang meliputi analisis penyebab resiko, likelihood serta impact resiko. Sedangkan evaluasi resiko adalah proses membandingkan antara hasil analisa resiko dengan kriteria resiko untuk menentukan apakah resiko dapat diterima atau ditoleransi.” tambah Ambar Retnowati, S.Farm.Apt. Sebagai penutup beliau mengingatkan kembali jika kegiatan manajemen resiko ini merupakan tindakan penting yang dapat meminimalkan bahaya terhadap pasien, menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan, pasien dan pengunjung. Oleh karenanya diharapkan kebiasaan kolaboratif ini dapat menjadi budaya keselamatan pasien yang terus tercipta dan tumbuh di lingkungan RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK).
Lalu bagaimana cara mengukur budaya keselamatan pasien yang ada di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK)? Berikut adalah penjelasan dari Alwan Revai, S.Kep., Ns selaku pemateri kedua. “Pengukuran budaya keselamatan pasien memiliki banyak sekali tujuan meliputi, identifikasi area yang membutuhkan perbaikan budaya, meningkatkan kesadaran (awareness) tentang Konsep Keselamatan Pasien, mengevaluasi efektivitas intervensi keselamatan pasien dari waktu ke waktu, melakukan brenchmarking internal dan eksternal, memenuhi persyaratan regulasi pemerintah serta identifikasi “gap” antara keyakinan dan perilaku yang diamati dalam subkultur dan mikrokultur. Cara mengukurnya dilakukan dengan dua cara yaitu kualitatif yang meliputi focus group, wawancara terstruktur, dan pengamatan atau observasi serta kuantitatif atau survey yang meliputi typologycal tools dan dimentional tools.” Terkait alat yang digunakan oleh RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) sendiri yaitu system level implementation of the culture of safety survey.
Kemanfaatan yang besar dirasakan oleh seluruh peserta. "Acara nya menyenangkan dan komunikatif. Kami juga dapat me-refresh ilmu tentang pengumpul data. Semoga RSDK selanjutnya bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi ke masyarakat." ujar Linda Darmayanti, S. KM. Hal yang sama juga diharapkan oleh panitia kegiatan IHT hari ini."IHT hari ini memang bertujuan untuk merefresh ilmu tentang program PMKP di RS. Harapannya disamping pencerahan kembali juga dapat memantapkan kembali pemilahan, penyusunan serta pengolahan data di lapangan." ujar Fitria Nur R, SGz. selaku panitia kegiatan. Sebagai penutup dibagikan beberapa doorprise menarik kepada peserta yang beruntung. Selamat kepada Estu Prastika Sari, SST selaku Supervisor Front Office (FO), Titin Suryaningsih, Amd.Ak selaku pranata labkes penyelia, M. Agus Hidayatullah, S.Kep.,Ns selaku perawat di Instalasi Gawat Darurat, Dyna Indani selaku security serta mbak novi selaku bidan di paviliun Mawar. (PKRS/SWILING)
- HARI KEBANGKITAN NASIONAL
- RSDK Berbagi: Tips Bugar Selama Bulan Ramadhan
- Hari Pertama Tes Keterampilan Rekrutment Tenaga Non PNS BLUD Diikuti 77 Orang Peserta Berjalan Lanca
- Kembali Menoreh Prestasi, Perawat Paviliun Seroja Membawa Pulang Piagam "Juara II Lomba Video HKJS23
- Perkuat Jejaring Kerja & Komunikasi, RSDK Dinkes Adakan Sosialisasi Di Puskesmas Prajekan & Cermee
- Ingatkan Pentingnya Identifikasi Ulang Pasien, RSDK Cegah Adanya Ketidakcocokan Data Pasien
- Kenali Salah Satu Sosok Pahlawan Kesehatan Pribumi Pertama di Bondowoso, dr Koesnadi Yang Rendah Hat
- Perkuat Jejaring Kerja, BPJS Kesehatan Cabang Jember Adakan Kunjungan Di RSDK
- Pengumuman Peserta Lulus Seleksi Administrasi 2017
- Direktur RSDK Himbau Agar Maksimalkan Kinerja Kepala Unit Sebagai Manajer On Duty (MOD)
- Sempat Terkendala Mati Lampu, Festival Muharram Tetap Berjalan Optimal
- Hari Santri Nasional, RSDK Himbau Terus Asah Iman Dan Beri Kontribusi Positif
- Peniadaan mudik lebaran 1442H
- Tingkatkan Efektivitas Pelayanan, RSDK Bangun Doorlop Antara Paviliun Rengganis Dan Anggrek
- Panitia ATP: Lelah /Senang
- RSDK Adakan IHT Neonatal Emergency Management & Transport System
- 16 Tenaga Dokter Internship dan 2 Dokter Muda Jalani Orientasi Umum Di RSDK
- Penyampaian Dokumen Perencanaan Perbaikan Strategis (PPS) Akreditasi RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso
- Penyambutan Surveyor LARS DHP Dimeriahkan Oleh Singo Ulung dan Tari Tapay
- HASIL DAN PEMBAHASAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT TRIWULAN IV TAHUN 2016
- Dikunjungi oleh : 630842 user
- IP address : 13.59.100.42
- OS : Unknown Platform
- Browser : Mozilla 5.0