dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038
RSDK hari ini. Tindakan operasi atau pembedahan merupakan kata yang sangat ditakuti oleh sebagian masyarakat. Bahkan menjadi momok dan pengalaman yang sulit untuk dilupakan oleh semua pasien yang mengalaminya. Hal ini dikarenakan kemungkinan masalah dapat terjadi dan terkadang membahayakan bagi pasien. Tak heran jika seringkali masyarakat menunjukkan sikap yang agak berlebihan akibat dari kecemasan yang timbul. Kecemasan ini seringkali berkaitan dengan segala macam prosedur tindakan pembedahan maupun pembiusan yang harus dilaksanakan. Apalagi di zaman serba modern saat ini telah bertebaran informasi hoaks mengenai tindakan pembedahan. Ada beberapa kesaksian yang menyatakan bahwa nyeri pasca bedah terasa tidak tertahankan hingga peluang terjadinya infeksi pasca operasi.
Pembedahan atau operasi adalah semua tindak pengobatan dengan menggunakan prosedur invasif, dengan tahapan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang ditangani. Pembukaan bagian tubuh yang dilakukan tindakan pembedahan pada umumnya dilakukan dengan membuat sayatan, setelah yang ditangani tampak, maka akan dilakukan perbaikan dengan penutupan serta penjahitan luka. Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa pasien, mencegah kecacatan dan komplikasi. Teknik yang digunakan dalam tindakan pembedahan ada dua macam yaitu pembedahan konvensional serta pembedahan modern menggunakan bedah teropong yang disebut dengan laparoskopi. Lalu apa perbedaan diantara kedua teknik ini? Berikut adalah penjelasannya:
- Bedah konvensional (traditional) yaitu tindakan medis yang membuat sayatan pada bagian tubuh dengan menggunakan pisau khusus. Contohnya adalah operasi jantung, dokter menyayat pada bagian dada pengidap dan membukanya agar organ jantung terlihat jelas. Tindakan bedah konvensional (cara klasik) yang rata-rata membutuhkan sayatan minimal 10 cm
- Laparoskopi yaitu merupakan jenis tindakan prosedur operasi pembedahan minimal invasif yang dilakukan melalui sayatan mini atau sayatan kecil pada dinding perut dan memasukkan teropong kamera ke dalam perut. Operasi laparoskopi dapat dilakukan tanpa membuat sayatan besar berkat bantuan dari alat bernama laparoskop. Laparoskop adalah sebuah tabung kecil yang memiliki sumber cahaya dan dilengkapi kamera di ujungnya yang berfungsi melihat bagian dalam perut atau panggul yang bisa dimonitor di layar. Tindakan laparoskopi hanya membutuhkan sayatan sebesar 1 cm.
Sayatan yang terbilang kecil ini akan membawa manfaat besar bagi pasien dikarenakan memiliki minim resiko seperti peluang kejadian infeksi, kehilangan darah, dan komplikasi pasca-operasi seperti infeksi luka operasi hingga luka atau jahitan terbuka dan hernia. Tak hanya itu, dengan adanya sayatan yang kecil, tentunya nyeri yang dirasakan oleh pasien juga lebih ringan. Selain bermanfaat bagi pasien, tindakan bedah Laparoskopi juga mengurangi resiko kontak langsung antara tenaga medis, tenaga kesehatan serta pasien sehingga peluang resiko penularan kuman pun mengecil. Sangat bermanfaat dan tentunya aman untuk dilakukan. Walaupun demikian, masih banyak masyarakat yang masih belum mengenal dan mengetahui kemanfaatan serta keunggulan dari bedah Laparoskopi atau bedah teropong. Oleh karenanya RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) merasa perlu untuk melakukan edukasi kesehatan secara benar kepada masyarakat. Edukasi kesehatan kali ini dilakukan melalui siaran radio bersama LPPL Radio Mahardhika. Tema yang diangkat adalah “Laparoskopi, Pembedahan Dengan Luka Kecil, Sakitkah?” bersama dr. Hariono, Sp.B. selaku Dokter Spesialis Bedah pada hari Kamis tanggal 15 Februari 2024 pukul 10.00-11.00 WIB. Produser siaran sekaligus pandusiar LPPL Radio Mahardhika yang bertugas adalah Dewi Karya, S.Sos. "Sobat Mahardhika, kita patut bersyukur dan bergembira karena saat ini telah hadir bersama kita seorang putra kebanggan Bondowoso yaitu dokter spesialis bedah professional dari RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) yaitu dr. Hariono, Sp.B. Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk hadir di sela-sela kesibukannya." ujar Dewi Karya, S.Sos (15/02/2024).
“Laparoskopi banyak dipilih karena memiliki beberapa keuntungan. Di antaranya adalah waktu pemulihan lebih cepat, mengurangi rasa sakit dan perdarahan setelah operasi, dan mencegah timbulnya jaringan parut.” jelaskan dr. Hariono, Sp.B. Mengapa demikian? Berikut penjelasannya, bedah laparoskopi membutuhkan minimal tiga lubang kecil untuk memasukkan alat. Dengan akses yang kecil maka tindakan penjahitan kadang tak dibutuhkan lagi. Lubang kecil yang dihasilkan cukup ditutup dengan plester pembalut (band aid) khusus. Setelah luka tersebut kering pun, tak akan ada bekas luka parut memanjang yang kadang menakutkan. Jika dibutuhkan tindakan penjaitan pun tidak terlampau lebar. Dengan keadaan ini maka penyembuhan luka pasca operasi pun lebih cepat. Yang tak bisa dilupakan, pemulihan peristaltik juga menjadi lebih cepat karena sentuhan terhadap usus juga minimal, sehingga begitu operasi selesai maka gerakan usus bisa cepat pulih.
Masih ada keuntungan lainnya yaitu resiko terjadinya infeksi yang semakin kecil. “Dengan sayatan yang kecil maka resiko ditampungnya kuman juga mengecil sehingga resiko infeksi juga mengecil. Apalagi dalam teknik ini alat laparoskop yang digunakan tidak akan bersentuhan langsung dengan kulit, lemak maupun organ tubuh. Jika tidak ada kontak, tentu saja peluang terjadinya infeksi juga semakin kecil. Inilah yang menjadi alasan dibalik resiko infeksi yang mengecil dengan memilih teknik bedah Laparoskopi.” ujar dr. Hariono, Sp.B (16/02/2024).
Lalu bagaimana dengan durasi pengerjaan teknik bedah Laparoskopi? “Terkait durasi pelaksanaan tindakan bedah Laparoskopi sendiri juga terbilang singkat. Rata-rata pengerjaan tindakan ini selama 40 menitan. Akan berlangsung lebih lama jika terdapat keadaan dan kondisi tertentu. Untuk saat ini tindakan pembedahan Laparoskopi yang dapat dilakukan di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) berpusat pada daerah perut dan panggul meliputi pengangkatan kantong empedu, usus buntu, pembersihan nanah di liver, tumor dan lain sebagainya.” ungkapnya. Terkait permasalahan kesehatan lain yang dapat dilakukan teknik bedah laparoskopi antara lain
- Memeriksa dan mengobati tumor di dalam perut atau panggul
- Mendeteksi penyebab munculnya sakit di bagian panggul
- Mengangkat organ tubuh yang mengalami gangguan, seperti kantung empedu (kolesistektomi), maupun usus buntu (apendektomi)
- Membersihkan infeksi nanah di liver
- Mengambil sampel jaringan untuk pemeriksaan biopsi
- Mengatasi penyakit varikokel
- Mengambil dan mengatasi ovorektomi yang diakibatkan penyakit kanker
- Mengatasi hernia, seperti hernia hiatus atau hernia inguinalis
Saat ditanya mengenai prosedur pelaksanaan tindakan bedah Laparoskopi, dr. Hariono, Sp.B. menjelaskan sebagai berikut
- Teknik laparoskopi membutuhkan bius total.
- Dokter akan membuat sayatan sepanjang 5 hingga 10 milimeter pada bagian perut. Sayatan bisa dibuat lebih dari satu jika terdapat peralatan medis lain yang harus turut dimasukkan ke dalam tubuh. Prosedur ini memerlukan waktu antara 30 hingga 90 menit, bergantung pada kondisi pasien.
- Melalui sayatan tersebut, dokter akan memasukkan gas melalui alat berupa jarum dengan rongga di bagian tengahnya. Pemberian gas ini bertujuan agar dinding perut terangkat dan semua organ vital yang ada di dalamnya bisa terlihat lebih jelas.
- Dokter akan mulai melakukan pemeriksaan sekaligus mengobati gangguan kesehatan yang menjadi keluhan atau melakukan pengambilan sampel.
- Jika sudah, alat akan dikeluarkan beserta gas yang ada di dalam perut.
- Sayatan lalu akan ditutup kembali dengan beberapa jahitan, kemudian bekas yang akan menghilang seiring waktu.
- Setelah tindakan laparoskopi, pasien akan diminta untuk beristirahat selama kira-kira dua hingga empat jam. Dokter akan sekali lagi akan memeriksa kondisi kesehatan pasien, dan apabila kinerja jantung pasien sudah kembali normal, maka diperbolehkan pulang.
Tak perlu khawatir, tindakan bedah Laparoskopi di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) dapat digunakan dengan menggunakan BPJS Kesehatan. “Sangat bisa sekali menggunakan asuransi BPJS Kesehatan dengan sistem berjenjang dalam administrasi dan kondisi yang sesuai. Terkait pelaksanaan bedah laparoskopi juga akan dilakukan oleh dokter spesialis bedah professional, selain saya juga terdapat dr. Wahyo Prabowo, Sp.B serta dr. Fahriansyah Mega Pratama, Sp. B.,” jelaskan dr. Hariono, Sp.B. Pernyataan ini sontak disambut gembira oleh Dewi Karya, S.Sos. “Sangat membantu masyarakat Bondowoso dan sekitarnya sekali. Apalagi mengingat fakta bahwa Bondowoso telah menganut Universal Health Coverage (UHC). Seluruh pembiayaan akan ditanggung oleh pemerintah. Jika belum ada yang memiliki BPJS Kesehatan, silahkan meminta bantuan kepada instansi terkait, pasti akan dibantu dan didukung oleh pejabat terkait.” jelaskan Dewi Karya, S.Sos.
Antusiasme para pendengar dari kanal youtube maupun siaran radio sangatlah tinggi, hal ini dibuktikan dari banyaknya pertanyaan yang masuk baik via telepon, whatsapp maupun via Youtube dari akun terkait seperti bapak Totok dari Pal Sembilan, Umi Azizah dari Cindogo, akun Soni Sonia, akun Nur Aini, akun Ling, akun Bondowoso Hijrah, Rofiq dan masih banyak lagi. Kemanfaatan yang besar dirasakan oleh seluruh pendengar siaran radio edukatif. "Terimakasih ilmu seputar teknik bedah Laparoskopi dokter, sangat bermanfaat. Semoga sukses dan sehat selalu dokter" ujar akun Soni Sonia di kanal live streaming youtube. (PKRS/SWILING)
- Komite K3RS Adakan Program Rutin Tahunan Medical Check Up Kepada Karyawan Berisiko
- Lebih dari Setengah Miliar Manusia di Seluruh Dunia Hidup Dengan Diabetes, RSDK Adakan Edukasi Keseh
- PEMBUKAAN KEMBALI PAVILIUN VVIP RENGGANIS SETELAH MELALUI STERILISASI SELAMA 3 HARI
- Peringati Hari Anak Nasional, RSDK Adakan Siaran Radio Menangani Diare Pada Anak
- RSDK Adakan Edukasi Kesehatan yang Berjudul Penularan dan Pencegahan Tuberculosis (TB Paru)
- RSDK Mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1445 Hijriah
- Waspadai Peningkatan Sinar Ultraviolet, RSDK Adakan Edukasi Katarak Dan Pterigium
- Upacara HUT Kemerdekaan RI Ke-78 di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK), Apa harapan mereka untuk Indonesia
- Bakti Sosial Operasi Katarak dan Pemberian Kacamata, Tali Asih Pelayanan Prima Untuk Masyarakat Bond
- Peringati HUT RI Ke-78, RSDK-PMI Adakan Donor Darah Peduli Sesama
- Teruskan Perjuangan Para Pejuang Kemerdekaan, RSDK Himbau Untuk Utamakan Pelayanan Prima
- Pengumuman Peserta Lulus Seleksi Administrasi 2017
- Menjelang Hari Anak Nasional, Poli Anak Adakan Sosialisasi Kesehatan Bersama Mahasiswa Unmuh
- Kenali Tatalaksana Pasien Pasca Operasi Kraniotomi Bersama Paviliun Dahlia
- Menjaga Kebugaran Karyawan dengan Melakukan Senam Peregangan
- Telusur Dokumen Akreditasi Daring, Mari Ciptakan Akreditasi Yang Mudah Dan Menyenangkan
- Tim Tarik Tambang Putri RSDK Membawa Pulang Juara 4 se-SKPD Bondowoso
- Sambut Tahun 2024 Dengan Semangat Untuk Memberikan Pelayanan Terbaik
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan April 2023, Simak dan Ketahui Jadwal Dokter Favoritmu
- DWP RSDK Adakan Talkshow Bersama dr. H. Agus Ali Fauzi, PGD.Pall.Med (ECU)
- Dikunjungi oleh : 631190 user
- IP address : 3.129.211.87
- OS : Unknown Platform
- Browser : Mozilla 5.0