dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038
RSDK hari ini. Hari Perawat Sedunia atau International Nursing Day (IND) diperingati secara rutin pada tanggal 12 Mei di setiap tahunnya. Hari peringatan ini diadakan dengan tujuan untuk menghormati dan mengapresiasi para perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien. Tema peringatan Hari Perawat Sedunia atau International Nursing Day (IND) tahun 2024 kali ini adalah “Our Nurses, Our Future. The Economic Power Of Care" atau “Perawat Kita. Masa depan kita. Kekuatan ekonomi dari kepedulian.” Perawat sering kali menjadi tulang punggung di layanan kesehatan, dihadapkan dengan berbagai kendala finansial dan rendahnya penilaian di mata masyarakat.
Apa itu “Keperawatan” dan juga “Perawat”? Keperawatan adalah suatu profesi yang berorientasi pada pelayanan kesehatan dengan segala perencanaan atau tindakan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat (Hidayat, 2007). Keperawatan adalah pelayanan langsung, beriorientasi pada tujua, dan membantu individu, keluarga, masyarakat yang sakit atau sehat, dengan penampilan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan atau penyembuhan (Effendy, 1998). Dapat disimpulkan jika keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komperehensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Sedangkan Perawat berasal dari Bahasa latin “nutrix” yang berarti merawat atau memelihara. Jadi Perawat adalah seseorang (seorang professional) yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan kepearwatan. Permenkes RI No 17 Tahun 2013 sendiri menjelaskan bahwa Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peran utama perawat professional adalah memberikan asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama kajian filsafat ilmu keperawatan yang meliputi memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan dan kebutuhan pasien sekaligus mengidentifikasi masalah keperawatan mulai dari pemeriksaan fisik, psikis dan spiritual dengan fokus utama merubah perilaku pasien (pengetahuan, sikap dan keterampilannya) dalam mengatasi masalah kesehatan sehingga pasien sebagai klien dapat menjadi mandiri. Salah satu kelompok pasien yang membutuhkan asuhan keperawatan baik secara fisik, psikis dan spiritual adalah kelompok lanjut usia (lansia). Diketahui pada tahun 2019 jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas atau lansia di Indonesia mencapai 25,7 juta orang atau sekitar 9,6 persen dari seluruh populasi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, persentase penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia sebesar 11,75% pada 2023. Angka tersebut naik 1,27% poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 10,48%. Lebih lanjut, 63,59% lansia merupakan lansia muda atau berada di rentang usia 60-69 tahun. Sebanyak 26,76% lansia berusia 70-79 tahun atau madya. Sementara, 8,65% sisanya merupakan lansia tua atau berusia 80 tahun ke atas.
Sebagai salah satu instansi pemerintah yang menyediakan jasa layanan kesehatan kepada masyarakat, RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) juga memiliki beberapa kebijakan dan program layanan yang memprioritaskan terhadap penanganan pasien lanjut usia (lansia). Berikut adalah beberapa layanan pasien lanjut usia (lansia) yang ada di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) :
- Poli Dalam -> Merupakan poli rawat jalan yang menangani keluhan untuk penyakit dalam bagi lansia seperti darah tinggi, gagal ginjal, asam urat dll.
- Poli Jantung -> Merupakan poli rawat jalan yang khusus melayani penyakit jantung pada lansia seperti pembengkakan jantung, heart disease, IMA, dll.
- Poli Saraf -> Merupakan poli rawat jalan yang khusus melayani penyakit saraf pada lansia misal stroke, saraf kecepit, dll
- Poli Gizi -> Merupakan poli rawat jalan yang melayani masalah gizi pada lansia sehingga bisa mendapatkan gizi yang sesuai
- Paviliun rawat inap -> Terdapat paviliun Teratai, bougenvile, ICCU, paviliun anggrek dan rengganis bagi para lansia yang memerlukan perawatan rawat inap lebih lanjut.
Selain layanan khusus lanjut usia (lansia), RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) juga memiliki kebijakan layanan kesehatan lainnya seperti
- Program fast track khusus lansia -> Jalur pendaftaran dan pelayanan cepat berdasarkan beberapa kondisi tertentu
- Kursi tunggu khusus pasien lanjut usia (lansia)
- Tempat pegangan jalan khusus pasien lanjut usia (lansia)
- Toilet khusus pasien lanjut usia (lansia) dilengkapi dengan pegangan besi dan toilet khusus dissabilitas bagi pasien lanjut usia (lansia) yang mengenakan kursi roda
- Edukasi kesehatan berkala yang dikemas dalam beberapa bentuk kegiatan yaitu penyuluhan kelompok, penyuluhan individu, penyuluhan media cetak berupa leaflet dan kotak flyer, penyuluhan majalah dinding, penyuluhan dengan menggunakan media TV serta siaran radio interaktif bersama narasumber professional bersama LPPL Radio Mahardhika 19,9 FM
Terkhususkan pada bulan Mei 2024 serta dalam rangka memperingati Hari Perawat Sedunia atau International Nursing Day (IND) maka tema siaran radio yang diangkat adalah Asuhan Keperawatan Pada Komunitas Lanjut Usia (Lansia) pada hari Kamis tanggal 16 Mei 2024 pukul 10.00 – 11.00 WIB. Pemateri yang bertugas yaitu Wahyuni Fauziah, S. Kep., Ns., MHealSc., PhD. selaku Perawat Penyelia sekaligus Kepala Paviliun Teratai RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Sedangkan pandusiar yang bertugas dari LPPL Radio Mahardhika 19,9 FM adalah Dewi Karya, S.Sos. “Sobat Mahardhika telah hadir bersama kita narasumber dari RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) yang telah menyelesaikan program Pendidikan S2 nya di Jepang. Teristimewa lagi topik penelitian dan pendidikan yang diambil yaitu tentang geriatri atau cabang ilmu kesehatan yang berfokus pada penanganan, diagnosis, serta pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan yang menyerang kalangan lanjut usia (lansia). Sungguh beruntung warga Bondowoso memiliki tenaga keperawatan terampil dan professional yang sangat mumpuni, apalagi mengingat banyak sekali kelompok lanjut usia (lansia) di kabupaten Bondowoso. Kalau kita membahas tentang lanjut usia (lansia) yang gampang-gampang susah, masih banyak yang belum mengetahui apa itu lansia atau bahkan banyak yang belum mengakui kalua dirinya itu sudah masuk kategori lanjut usia (lansia). Nah sebenarnya lanjut usia (lansia) itu apa sih?” ujar Dewi Karya, S.Sos
“Lanjut Usia atau Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, sedangkan pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan beberapa keadaan yaitu kondisi multi penyakit, penurunan berbagai fungsi organ serta gangguan psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan. Tantangan yang akan didapat antara lain geriatric syndrome dan gangguan penyakit menular serta penyakit tidak menular. Sindrom geriatri adalah kumpulan gejala atau masalah kesehatan pada lansia yang sering terjadi akibat berbagai penurunan fungsi tubuh dan kejiwaan contohnya instability atau gangguan kestabilan hingga mudah jatuh, insomnia atau gangguan tidur, immobility atau tidak mampu bergerak/ berpindah tempat, cognitive impairment atau gangguan memori/ gangguan fungsi kognitif, incontinence atau tidak dapat menahan BAK atau BAB, isolation and depression atau depresi atas kepedihan yang mendalam serta impotency atau gangguan seksual dan masih banyak lagi. Untuk gangguan penyakit menular seperti ISPA, diare, pneumonia infeksi paru. Dan gangguan penyakit tidak menular yang mengintai lanjut usia antara lain hipertensi, masalah kesehatan gigi, penyakit sendi, masalah kesehatan mulut, kencing manis, penyakit jantung dan stroke.” jelaskan Wahyuni Fauziah, S. Kep., Ns., MHealSc., PhD.
Dalam menghadapi segala macam tantangan kesehatan pada kelompok lanjut usia (lansia), Wahyuni Fauziah, S. Kep., Ns., MHealSc., PhD. mengungkapkan terdapat dua kebutuhan dasar dari kelompok Lanjut Usia atau Lansia dibagi ke dalam dua hal yaitu kebutuhan utama atau primer serta kebutuhan sekunder. Kebutuhan utama atau primer meliputi
- Kebutuhan fisiologis seperti makanan yang bergizi, seksual, pakaian, perumahan/tempat berteduh
- Kebutuhan ekonomi berupa penghasilan yang memadai
- Kebutuhan perawatan dan pengobatan
- Kebutuhan psikologis berupa kasih sayang, kedamaian, merasa berguna dan aktualisasi diri
- Kebutuhan sosial berupa peranan dalam hubungan-hubungan dengan orang lain, hubungan pribadi dalam keluarga teman-teman dan organisasi sosial
- Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual
“Untuk kebutuhan sekunder bagi lanjut usia (lansia) antara lain kebutuhan dalam mengisi waktu luang atau rekreasi, kebutuhan yang bersifat kegiatan kebudayaan serta kebutuhan yang bersifat politis keterlibatan dalam kegiatan di masyarakat dan negara atau pemerintah. Jika dipenuhi semuanya, maka peluang lanjut usia (lansia) menjadi produktif, sehat dan bahagia menjadi lebih tinggi. Hal ini telah dibuktikan pada kelompok lanjut usia (lansia) di negara Jepang. Terbukti dari angka harapan hidup yang memiliki 10 tahun lebih panjang daripada lanjut usia (lansia) di Indonesia. Saat ini angka harapan hidup di Jawa Timur untuk lanjut usia (lansia) wanita berada pada usia 74 tahun sedangkan lanjut usia (lansia) pria pada usia 70,18 tahun. Untuk di Jepang angka harapan hidup bagi lanjut usia (lansia) wanita berada pada usia 84 tahun sedangkan lanjut usia (lansia) pria berada pada usia 81 tahun.” jelaskan Wahyuni Fauziah, S. Kep., Ns., MHealSc., PhD. (16/05/2024).
Mendengar penjelasan dari Wahyuni Fauziah, S. Kep., Ns., MHealSc., PhD. pandusiar kali ini cukup terkejut. “Mengapa perbedaannya cukup signifikan ya? Apa saja yang mempengaruhinya?” tanya Dewi Karya, S.Sos. Wahyuni Fauziah, S. Kep., Ns., MHealSc., PhD. kembali menjelaskan jika terdapat perbedaan gaya hidup serta kebijakan pemerintah dalam penanganan kebijakan terhadap kelompok lanjut usia (lansia) di Jepang diantaranya:
- Pola makan masyarakat Jepang yang menggunakan sedikit minyak dan lebih gemar mengkonsumsi makanan segar dan mentah
- Aktivitas fisik masyarakat Jepang walaupun telah memasuki usia lanjut usia (lansia) yang anti mager klub
- Bersosialisasi aktif walaupun telah berada pada masa pension dengan mengikuti kegiatan bermasyarakat seperti menjadi relawan, bekerja part time atau lepas waktu hingga menekuni hobi yang digemari
- Gemar memberikan kemanfaatan untuk sesama sehingga kualitas hidup lebih bahagia
- Kebijakan pemerintah Jepang dalam mendukung kelompok lanjut usia (lansia) seperti program nurse care yang dilakukan oleh kaigo atau tenaga profesional yang melakukan pendampingan untuk lansia yang sudah tidak mampu merawat dirinya sendiri di panti jompo. Panti jompo sendiri ada yang gratis dengan disediakan oleh pemerintah serta ada yang berbayar dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu. Terdapat pula asuransi khusus lanjut usia (lansia) mengingat banyaknya kebutuhan yang diperlukan nantinya di luar asuransi kesehatan.
“Tak perlu khawatir saat ini Indonesia juga telah mengadaptasi fasilitas nurse caring walaupun masih berbayar seperti yang ada di beberapa kota besar yaitu Jakarta, Bogor, Suarabaya dan masih banyak lagi.” ujar Wahyuni Fauziah, S. Kep., Ns., MHealSc., PhD. Beliau pun melanjutkan berbagi tips panduan dalam meningkatkan produktivitas pada kelompok lanjut usia (lansia) yaitu
- Ciptakan pola makan yang baik
- Perkuat daya tahan tubuh
- Cegah tulang keropos
- Pastikan saluran cerna sehat
- Pertahankan penglihatan dan cegah katarak
- Kurangi resiko penyakit jantung
- Menjaga ingatan dan sistem saraf
- Pertahankan berat badan normal
- Menjaga nafsu makan tetap baik dan kelenturan otot
- Olahraga secara rutin
- Memenuhi kebutuhan cairan
“Wah menjadi lanjut usia (lansia) itu pasti namun menjadi lanjut usia (lansia) yang sehat, bugar dan tetap produktif adalah pilihan. Jadi mari kita rubah kebiasaan hidup kita sejak dini agar dapat menjadi lanjut usia (lansia) yang bermanfaat di kemudian hari.” ungkap Dewi Karya, S.Sos. Mendengar pernyataan ini, Wahyuni Fauziah, S. Kep., Ns., MHealSc., PhD. tersenyum kecil. "Betul sekali, dengan melakukan pencegahan secara dini maka kelompok lanjut usia (lansia) dapat terus mempertahankan kesehatan, kemampuan, semangat serta kemandiriannya seoptimal mungkin. Jika menemukan beberapa permasalahan atau membutuhkan konsultasi mengenai pembahasan khusus mengenai lanjut usia (lansia), maka jangan ragu untuk mengunjungi poli geriatric di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) yang saat ini berada di layanan poli Dalam." tambahnya. Sebagai penutup Dewi Karya, S.Sos selaku pandusiar kembali mengingatkan kepada sobat Mahardhika untuk terus memperhatikan para lanjut usia (lansia) yang ada di sekitar kita "Jangan cuek dan sedikit lebih peka dalam memberikan perhatian kepada kelompok lanjut usia (lansia) di sekitar kita. Dahulu beliau bekerja keras memperhatikan kita dan sekaranga dalah waktunya kita untuk memberikan perhatian lebih kepadanya. Dan jika perlu mengkonsultasikan seputar kesehatan lanjut usia (lansia) segera kunjungi layanan poli Dalam RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Terimakasih banyak ilmu yang sangat berguna kali ini Wahyuni Fauziah, S. Kep., Ns., MHealSc., PhD." tutup Dewi Karya, S.Sos.
Antusiasme para pendengar dari kanal youtube maupun siaran radio sangatlah tinggi, hal ini dibuktikan dari banyaknya pertanyaan yang masuk baik via telepon, SMS maupun via Youtube dari akun terkait seperti ibu Lani, akun Nur Aini, akun Zen, akun Henry Wahyono, akun Lestari serta akun Bondowoso Hijrah dan masih banyak lagi. Kemanfaatan yang besar dirasakan oleh seluruh pendengar siaran radio edukatif. "Terimakasih ilmu seputar asuhan keperawatan pada lanjut usia (lansia), sangat bermanfaat. Semoga sukses dan sehat selalu karena kelompok lanjut usia (lansia) perlu dilestarikan dan dibahagiakan di masa senjanya." ujar akun Nur Aini di kanal live streaming youtube. (PKRS/SWILING)
- Dukung Gerakan Hidup Sehat, RSDK Kembali Adakan Senam Beat Instansi Bersama Instruktur Senam Profesi
- Perkenalan Surveyor Akreditasi, Ramalkan Paripurna Bintang Lima Untuk RSDK
- 100 0rang Tenaga P3K Jawa Timur Ikuti Tes Kesehatan Di RSDK
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Juli 2023 Minggu Ketiga, Simak & Ketahui Jadwal Dokter-Mu
- Paviliun Seroja 'Pasien Skizofrenia Itu Dapat Sembuh'
- Pengumuman Lomba Penerapan 5R Terbaik di RSDK
- Keberhasilan Tim Laparoskopi RSDK Dalam Pengangkatan Kantong Empedu & Usus Buntu Di Satu Tindakan
- Waspadai Peningkatan Sinar Ultraviolet, RSDK Adakan Edukasi Katarak Dan Pterigium
- Ibu Hamil Sehat Untuk Generasi Sehat Bersama dr. Faqihatus Rahmah, Sp.OG,.M.Ked.Klin
- Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Mohon Maaf Lahir Dan Batin
- Kenali Lebih Dekat Layanan Rawat Inap Di Paviliun Dahlia RSDK
- RSDK sebagai Petugas Upacara Bendera Hari Kesadaran Nasional di Halaman Kantor Pemda Kab. Bondowoso
- Talkshow Interaktif,Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Sejak Dini Pada Anak
- Selamat kepada Plt.Direktur RSU dr.H.Koesnadi bondowoso masuk nominasi radar Jember award 2019
- Pengumumuan Peserta Yang lolos Skill Test
- Hari Kanker sedunia 4 Februari 2022
- RSDK Adakan Edukasi Kesehatan tentang Pijat Oksitosin yang Berguna untuk Melancarkan Produksi ASI
- Mencegah Lonjakan Kenaikan Kasus DBD,RSDK adakan Edukasi Kesehatan Tentang Waspada Dengue Hemorrhagi
- Menkes Targetkan Eliminasi TBC Tahun 2023, RSDK Tingkatkan Pelayanan Penanganan Penyakit TB dan Paru
- In House Training tentang Total Parenteral Nutrition (TPN) oleh PT.Otsuka Indonesia
- Dikunjungi oleh : 758922 user
- IP address : 3.236.86.184
- OS : Unknown Platform
- Browser :