
dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038

RSDK hari ini. Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah (NPB) merupakan keluhan yang sering dijumpai dan umum dalam masyarakat. Hampir setiap orang pernah merasakan Low Back Pain (LBP) dalam hidupnya. Low Back Pain (LBP) termasuk salah satu gangguan muskuloskeletal yang sering terjadi dan menyebabkan penurunan produktivitas kerja dan disabilitas. Nyeri punggung bawah jarang fatal, namun nyeri yang dirasakan dapat menyebabkan penderita mengalami keterbatasan fungsional dan banyak kehilangan jam kerja, sehingga menjadi alasan dalam mencari pengobatan. Low Back Pain (LBP) di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata. Data untuk jumlah penderita Low Back Pain (LBP) di Indonesia belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan penderita Low Back Pain (LBP) di Indonesia bervariasi antara 7,6% sampai 37% dari jumlah penduduk yang ada di Indonesia. Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan Low Back Pain (LBP). Pada setiap saat, lebih dari 10% penduduk menderita Low Back Pain (LBP). Insidensi Low Back Pain (LBP) di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri punggung akut maupun kronik.
Low Back Pain (LBP) adalah kondisi timbulnya rasa nyeri pada pinggang atau tulang punggung bagian bawah. Perlu diketahui bahwa nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh beberapa jenis cedera, kondisi medis dan penyakit tertentu. Selain itu, nyeri akibat Low Back Pain (LBP) juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan, sehingga menghambat aktivitas pengidapnya. Dampak dari Low Back Pain (LBP) dapat berupa tingkatan ketidakmampuan yang bermakna, pembatasan aktivitas dan partisipasi, seperti ketidakmampuan untuk bekerja. Ketidakmampuan yang terjadi dapat berupa ketidakmampuan untuk bekerja karena memerlukan perawatan yang intensif dan perkembangan penyakit dari akut menjadi kronik. Setelah menimbulkan rasa nyeri yang tak tertahankan barulah masyarakat mencari penanganan medis, padahal jika ditangani lebih awal, tentu saja rasa nyeri yang diderita tidak akan separah dan sefatal itu. Walaupun demikian banyak masyarakat yang masih belum mengetahui tata cara penanganan hingga gejala-gejala awal yang muncul dari Low Back Pain (LBP). Oleh karenanya poli Rehabilitasi Medik RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) terpanggil untuk melaksanakan sebuah Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) untuk menyebarluaskan informasi terkait Low Back Pain (LBP).
Rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) adalah program rehabilitasi yang dilaksanakan di masyarakat bukan berbasis Rumah Sakit (RS) dan melibatkan lintas sektor serta peran aktif masyarakat sehingga tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan saja. Rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) diimplementasikan melalui usaha bersama berbagai pihak, baik dari nakes, keluarga, tokoh masyarakat, kader, dll. Tipe pendekatannya tergantung dari aksesibilitas, potensi individu, sumber daya manusia dan potensi wilayah setempat, sensitivitas kultur dan besarnya partisipasi komunitas dalam penyediaan layanan. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) adalah sosialisasi tentang kegiatan RBM bagi tenaga kesehatan, kader kesehatan, lintas sektor terkait. Rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) poli Rehabilitasi Medik RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) dikemas dalam skema “Rehabilitasi Berbasis Masyarakat Pencegahan Dan Tatalaksana Low Back Pain (LBP) Di Bidang Rehabilitasi Medik” pada hari Jum’at tanggal 5 Juli 2024 pukul 07.00 -11.30 WIB di aula UPTD Puskesmas Wringin. Bertugas sebagai pemateri utama adalah dr. Iriana Wahyu Nasifah, Sp.K.F.R., M.Ked.Klin. serta Fajar Sumpena, Amd.Ft dan dibantu langsung oleh dr. Irma Kurniawati, Sp.KFR, M.M.Kes serta tim poli Rehabilitasi Medik. dr. Iriana Wahyu Nasifah, Sp.K.F.R., M.Ked.Klin. berbagi ilmu seputar Low Back Pain (LBP) dan Pencegahannya sedangkan Fajar Sumpena, Amd.Ft berbagi ilmu seputar Penatalaksanaan serta Praktek Langsung Pencegahan Low Back Pain (LBP).
Kegiatan ini mendapatkan apresiasi tinggi dari drg. Hafil Muzahid selaku Kepala UPTD Puskesmas Wringin. Beliau mengungkapkan rasa syukur dan terimakasihnya kepada tim poli Rehabilitasi Medik RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) karena berkenan mengunjungi UPTD Puskesmas Wringin sebagai sasaran pemberian ilmu seputar Pencegahan Dan Tatalaksana Low Back Pain (LBP). “Kegiatan ini merupakan acara langsung dari Rumah Sakit dimana tentu saja berbeda dari kegiatan yang ada di Puskesmas. Saya sangat mengapresiasi dr. Iriana Wahyu Nasifah, Sp.K.F.R., M.Ked.Klin. beserta tim poli Rehabilitasi Medik RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) yang berkenan hadir dan berbagi ilmunya kepada masyarakat di Wringin. Alhamdulillah ini adalah kebanggan tersendiri bagi kami sebab dari banyaknya puskesmas yang ada di Bondowoso justru UPTS Puskesmas Wringin-lah yang menjadi sasaran kedatangan tim poli Rehabilitasi Medik RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Jadi untuk bapak dan ibu sekalian monggo diikuti dan diambil ilmu nya dengan sebanyak mungkin serta jangan lupa untuk membaginya dengan warga sekitar sehingga lebih banyak lagi yang mendapatkan kemanfaatannya.” ungkap drg. Hafil Muzahid
Hal yang sama juga diharapkan oleh Fajar Sumpena, Amd.Ft selaku ketua kegiatan. Beliau berharap masyarakat selaku sasaran kegiatan kali ini dapat sepenuhnya fokus mempelajari dan memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin. “Hari ini tim poli Rehabilitasi Medik RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) akan berbagi ilmu bagaimana tata cara pencegahan Low Back Pain (LBP) dimulai dari definisi, pencegahan dan kiat-kiat lainnya. Jadi nantinya ilmu yang didapat dapat diterapkan di rumah masing-masing sehingga peluang terjadinya Low Back Pain (LBP) semakin kecil.” harap Fajar Sumpena, Amd.Ft. Berbeda dengan dr. Iriana Wahyu Nasifah, Sp.K.F.R., M.Ked.Klin. yang lebih berfokus kepada rasa syukur akan antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan dengan seksama. “Saya ucapkan terimakasih banyak kepada seluruh peserta dan juga UPTD Puskesmas Wringin atas kesempatannya pada hari ini. Saya yakin semuanya memiliki kesibukan masing-masing namun tetap berkenan hadir dalam kegiatan tahunan dari poli Rehabilitasi Medik yang berbasis masyarakat. Tema kali ini adalah pencegahan dan tatalaksana Low Back Pain (LBP) dibidang Rehabilitasi Medik. Nantinya ada kiat-kiat dan tips-tips yang dapat dilakukan di rumah. Saya harap segala yang didapatkan kali ini memberikan kemanfaatan besar untuk kita semua.” ungkap dr. Iriana Wahyu Nasifah, Sp.K.F.R., M.Ked.Klin. (05/07/2024)
Setelah pemaparan materi yang diberikan langsung oleh dr. Iriana Wahyu Nasifah, Sp.K.F.R., M.Ked.Klin. dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Banyak sekali pertanyaan yang masuk dimulai dari ibu Ita Sunita, ibu Yuni, ibu Ratih, ibu Rohani, ibu Sofia, ibu Badriyah, ibu Siti Fatimah dan masih banyak lagi. Setelah sesi tanya jawab dilanjutkan dengan praktek tes Schober yang bertujuan untuk mengetahui fleksibilitas atau kelenturan punggung bersama tim poli Rehabilitasi Medik RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Berikut adalah nama-nama dari tim poli Rehabilitasi Medik RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK):
- dr. Irma Kurniawati, Sp.KFR, M.M.Kes
- dr. Iriana Wahyu Nasifah, Sp.K.F.R., M.Ked.Klin.
- Fajar Sumpena, Amd.Ft
- Mimi Legiwa Artati, A.Md.Ft
- Sri Widodo, SST. FT
- Rosida Indrasari, A.Md.Ft
- Firda Miranti, A.Md.TW
- Gestles Natalia Pamungkas, A.Md.OP
- Valleriana Metha Devi, S.Kes.Ftr
- Bintang Arsy Wahyu P, S.Kes.Ftr
- Fahmi Yurizal, S.Kes.Ftr serta
- Deni Marta Karlinasari
Tes Schober adalah tes untuk mengevaluasi gerakan fleksi tulang belakang lumbal. Pengukuran tes ini berguna untuk memeriksa status penyakit ankylosing spondylitis dan spondyloarthropathies lainnya serta penentuan perkembangan dan efek terapi ankylosing spondylitis dan kondisi patologis lainnya yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah. Tak lupa juga diadakan beberapa gerakan terapi untuk membantu mengatasi tingkat kelenturan yang kurang dari masyarakat. Dari total peserta sebanyak 20 orang didapat hasil akhir 18 orang bertambah elastisitas serta fleksibilitas tulang belakangnya. Sedangkan dua peserta lainnya memang memiliki riwayat penyakit tulang belakang serta skoliosis. Ketika ditanya apakah kegiatan kali ini memiliki kemanfaatan yang besar. Dengan penuh antusias seluruh peserta kegiatan kali ini menjawab dengan serentak “Sangat Bermanfaat Sekali.” lalu ditutup dengan tepuk tangan riuh sebagai tanda kesetujuan. (PKRS/SWILING)

- Peringatan Hari Demam Berdarah ASEAN 2022
- Rasakan Kemanfaatan UHC, Tren Permintaan Operasi Orthopaedi Dan Traumotologi Alami Peningkatan
- Kunjungan Kerja Komisi IV DPRD Kabupaten Bondowoso, Monitoring Evaluasi Tentang Target Capaian UHC
- In-House Training Kredensialing dan ReKredensialingTenaga Kesehatan Lain RSDK
- RSDK : Kami Mohon Maaf atas Keterlambatan Pelayanan
- Layanan Unggulan Laparoskopi RSDK- Pembedahan Modern Menggunakan Sayatan Kecil
- LINK TES SELEKSI PERAWAT COVID-19 RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso 2020
- Paviliun Seroja 'Pasien Skizofrenia Itu Dapat Sembuh'
- Tingginya Anemia pada ibu hamil, RSDK adakan edukasi kesehatan tantang Anemia
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, RSDK Adakan Edukasi Kesehatan & Tes Kesehatan Gratis Di CFD
- Pesan & Kesan 10 Karyawan Purnatugas RSDK Untuk Terciptanya Visi Utama RS
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Februari 2024, Simak dan Ketahui Jadwal Dokter Favoritmu
- Yuk Jaga Perilaku Hidup Bersih Sehat Selama Berada Di Rumah Sakit
- Bhineka Tunggal Ika Pelayanan RSDK, Fokuskan Melayani Dengan Setulus Hati
- Sebanyak 59 Mahasiswa Jalani Orientasi Umum Sebelum Laksanakan Praktik Profesi di RSDK
- Masuk The Best 3 Latsar, 7 Orang CPNS RSDK Siap Berikan Pelayanan Terbaiknya Untuk Masyarakat
- Donor Darah Program Tali Asih Rutin Bersama, Penuhi Stock Kebutuhan Darah Bondowoso
- Semarak Hari Jadi Paviliun Seroja ke-7
- RSDK Berbagi: Tips Sehat dan Bugar Selama Lebaran dengan Gizi Seimbang
- Pentingnya Perawatan Kanul Trakeostomi
- Dikunjungi oleh : 991666 user
- IP address : 216.73.216.187
- OS : Unknown Platform
- Browser : Mozilla 5.0