dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038
RSDK hari ini. Luka dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti trauma benda tajam, trauma benda tumpul, akibat perubahan suhu, paparan zat kimia tertentu, ledakan, gigitan hewan, sengatan listrik, terpapar api, sayatan, luka bedah atau kondisi kronis seperti diabetes. Efek yang ditimbulkan akibat luka bervariasi. Utamanya, luka menyebabkan gangguan, penurunan, ataupun kerusakan dari fungsi dan struktur anatomi tubuh. Luka yang kompleks dan tidak ditangani dengan baik dapat bertambah parah, dan akhirnya menyebabkan luka kronis yang tidak kunjung sembuh. Terdapat beberapa jenis luka yaitu pertama luka terbuka atau luka yang terkena udara akibat cedera kulit yang tidak disertai atau disertai kerusakan jaringan (luka terbuka adalah bentuk luka yang sangat umum). Kedua luka tertutup yaitu kerusakan jaringan dimana kulit tetap utuh atau tidak terpengaruh. Memar, juga dikenal sebagai Contusio dan Hematoma. Contusio (luka memar) adalah cedera jaringan yang merusak kapiler, sehingga darah mengalir ke jaringan sekitarnya. Biasanya disebabkan oleh kontak dengan benda tumpul. Hematoma adalah akumulasi lokal darah beku di suatu organ atau jaringan yang disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah. Ketiga luka akut yaitu luka yang sembuh dalam waktu kurang dari 5 hari, diikuti masa hemostasis dan peradangan. Luka akut sembuh atau menutup pada jendela penyembuhan fisiologis 0-21 hari. Luka akut merupakan luka parah yang seringkali memerlukan perawatan cepat dan dapat pulih dengan baik jika tidak timbul komplikasi. Terakhir adalah luka kronis yaitu luka yang berlangsung lama atau sering kambuh (kambuh) dan mengganggu proses penyembuhan, yang umumnya disebabkan oleh berbagai faktor dari pihak penderitanya. Luka kronis terkadang disebut sebagai kegagalan dalam penyembuhan luka.
Luka juga dapat dibedakan menjadi beberapa stadium berdasarkan kedalaman dan luasnya luka. Stadium I merupakan luka superfisial yaitu luka yang terjadi hanya pada lapisan epidermis kulit. Stadium II merupakan luka dengan hilangnya lapisan kulit pada epidermis dan bagian atas dari dermis, dengan tanda klinis seperti abrasi, blister, atau lubang yang dangkal. Stadium III merupakan luka yang keseluruhan kulitnya yang meliputi kerusakan hilang dengan nekrosis jaringan subkutan. Luka ini mengenai lapisan epidermis, dermis, dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Pada stadium IV, luka telah mencapai lapisan otot, tendon, dan tulang dengan adanya destruksi atau kerusakan yang luas. Prevalensi dari luka mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Monuteaux, Fleegler, dan Lee, di Amerika Serikat dilaporkan 1.4 juta orang dewasa dirawat karena luka kekerasan dengan prevalensi 1.6% dari semua pasien dewasa di Unit Gawat Darurat (UGD) di Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, jumlah penduduk yang mengalami luka atau cedera secara nasional mengalami peningkatan dari 8,2% menjadi 9,2%. Luka paling sering terjadi di rumah, jalan raya, tempat bekerja, dan sekolah dengan persentase berturut-turut sebesar 44,7%; 31,4%; 9,1%; dan 6,5%.
Respon tubuh terhadap berbagai cedera dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut dengan penyembuhan luka. Skin Integrity Disorders atau gangguan integritas kulit adalah suatu kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan. Terjadinya kerusakan integritas kulit tentu akan menimbulkan gangguan pada kulit sehingga agar tidak semakin meningkat keparahannya maka harus dilakukan perawatan luka. Perawatan luka merupakan salah satu teknik dalam pengendalian infeksi pada luka karena infeksi dapat menghambat proses penyembuhan luka). Manfaat perawatan luka adalah dengan menjaga kebersihan dapat mencegah infeksi, memberikan rasa aman dan nyaman, mempercepat proses penyembuhan luka, mencegah bertambahnya kerusakan jaringan, membersihkan luka dari benda asing atau kotoran, memudahkan pengeluaran cairan yang keluar dari luka, mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka serta mencegah perdarahan maupun munculnya jaringan parut sekitar luka. Oleh karenanya dibutuhkan perawatan luka yang baik dan benar.
Mengetahui bahwa penting sekali untuk melakukan perawatan luka, maka pada hari Rabu tanggal 7 Agustus 2024 pukul 08.30 – 09.30 WIB, poli Bedah RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) mengadakan edukasi kesehatan bertemakan “Pentingnya Perawatan Luka”. Pemateri yang bertugas yaitu Alfihsahri Rahmah, S.Kep.,Ns selaku perawat professional di poli Bedah. “Perawatan Luka yaitu suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, mengangkat jahitan, menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka. Tujuan dari perawatan luka antara lain menjaga luka dari trauma, mencegah kontaminasi oleh kuman, meningkatkan kenyamanan serta mempercepat penyembuhan.” jelaskan Alfihsahri Rahmah, S.Kep.,Ns (07/08/2024).
Beliau juga menjelaskan jika perawatan luka terdiri atas dua jenis yaitu perawatan luka bersih dan tertutup serta perawatan luka kotor atau terbuka.
- Untuk perawatan luka bersih dan tertutup sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan atau dilakukan di fasilitas kesehatan
- Untuk perawatan luka kotor atau terbuka boleh dilakukan oleh pasien sendiri ataupun dibantu oleh keluarga pasien. Caranya yaitu cuci tangan dahulu dengan tahapan 6 langkah, bersihkan luka menggunakan PZ / NaCl 0,9% atau air mendidih / matang yang sudah dingin, kemudian dikeringkan menggunakan kassa steril dan diberi salep, serta jika luka perlu dibalut (dibalut menggunakan kassa steril dan plester)
Lalu apa saja factor-faktor yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka? Alfihsahri Rahmah, S.Kep.,Ns. menjelaskan dengan rinci jika factor yang akan mempengaruhi meliputi factor usia, factor nutrisi, factor sirkulasi atau aliran darah ke jaringan luka, factor infeksi serta factor penyakit penyerta contohnya Diabetes Mellitus. Berikut adalah penjelasannya
- Factor usia -> Seiring bertambahnya usia, perubahan hormonal dan efek kumulatif photoaging (kerusakan akibat sinar matahari) berpadu membuat kulit menjadi lebih kering, lebih tipis, lebih halus, dan kurang elastis. Selain membuat kulit lebih rentan terhadap cedera, perubahan terkait usia ini dapat memperlambat proses penyembuhan secara signifikan; jaringan yang lebih tua tidak dapat memperbaiki dan meregenerasi secepat jaringan yang lebih muda.
- Factor nutrisi -> Penyembuhan luka yang optimal memerlukan dukungan nutrisi yang optimal. Orang yang mengonsumsi makanan tidak sehat yang tidak memenuhi kebutuhan nutrisi dasar mereka lebih mungkin mengalami penyembuhan yang lambat atau tertunda yang dapat menyebabkan luka kronis atau cedera yang membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk sembuh sepenuhnya.
- Factor sirkulasi atau aliran darah ke jaringan luka -> Kadar oksigen yang tepat sangat penting untuk penyembuhan luka yang optimal. Hipoksia merangsang penyembuhan luka seperti pelepasan faktor pertumbuhan dan angiogenesis, sementara oksigen diperlukan untuk mempertahankan proses penyembuhan.
- Factor infeksi -> Setelah kulit terluka, mikroorganisme yang biasanya bersembunyi di permukaan kulit memperoleh akses ke jaringan di bawahnya. Keadaan infeksi dan status replikasi mikroorganisme menentukan apakah luka diklasifikasikan sebagai mengalami kontaminasi, kolonisasi, infeksi lokal/kolonisasi kritis, dan/atau penyebaran infeksi invasif. Kontaminasi adalah keberadaan organisme yang tidak bereplikasi pada luka, sedangkan kolonisasi didefinisikan sebagai keberadaan mikroorganisme yang bereplikasi pada luka tanpa kerusakan jaringan. Infeksi lokal/kolonisasi kritis merupakan tahap peralihan, dengan replikasi mikroorganisme dan awal respons jaringan lokal. Infeksi invasif didefinisikan sebagai keberadaan organisme yang bereplikasi di dalam luka dengan cedera host berikutnya
- Factor penyakit penyerta contohnya Diabetes Mellitus -> Kondisi kronis merupakan faktor utama yang menyebabkan gangguan penyembuhan luka bagi banyak orang. Meskipun mekanisme yang berperan cenderung banyak dan beragam, sebagian besar penyakit yang persisten menunda penyembuhan dengan mengganggu satu atau beberapa aspek respons sistem imun. Diabetes dapat memperlambat proses penyembuhan dengan membuat sel darah putih menjadi kurang efektif. Diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kondisi lain yang menyebabkan sirkulasi darah yang buruk juga dapat mempersulit tubuh untuk menyalurkan oksigen, nutrisi, dan sel-sel perbaikan ke area yang cedera.
Sebagai penutup, Alfihsahri Rahmah, S.Kep.,Ns menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penyembuhan luka dan meminta masyarakat agar tidak menganggap sepele perawatan pada luka. Berikut adalah tips-tips yang diberikan oleh Alfihsahri Rahmah, S.Kep.,Ns meliputi
- Mencuci tangan sebelum melakukan perawatan luka
- Melakukan perawatan luka yang baik dan benar
- Menjaga kebersihan luka dan sekitarnya
- Makan tinggi protein atau sesuai anjuran
- Minum obat sesuai anjuran
- Kontrol sesuai anjuran
- Latihan gerak serta
- Segera kembali ke Rumah Sakit (RS) jika ada keluhan
Kegiatan penyuluhan ataupun edukasi kesehatan kali ini berjalan lancar dan diakhiri dengan pembagian souvenir cantik. Kami ucapkan selamat kepada beberapa orang yang beruntung yaitu ibu Maillah, bapak Yoyon serta bapak Djoko. RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) akan terus membantu masyarakat dengan cara meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatannya. Jayalah dan penuh akan semangat RSUD dr. H. koesnadi Bondowoso. Berikan semangat juang dan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat. Salam Sehat. (PKRS/SWILING)
- In-house Training Resusitasi Bayi Baru Lahir dan Stabilisasi Pasca Resusitasi RSUD dr H Koesnadi
- Simak Sosialisasi Informasi dan Edukasi RSDK Dalam Bentuk SIaran Audio Internal Berkala
- Rayakan Hari Perawat Sedunia, Perawat RSDK Siap Membantu Masyarakat
- DWP RSDK Adakan Talkshow Bersama dr. H. Agus Ali Fauzi, PGD.Pall.Med (ECU)
- Hari Kanker sedunia 4 Februari 2022
- Poli Psikiatri Adakan Edukasi Kesehatan Bertemakan Gangguan Cemas Bersama Mahasiswa UNEJ
- Selamat Hari Bidan Nasional 2022
- Pembukaan Magang Karyawan RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo Di Paviliun Seroja,RSDK
- Media Informasi Kesehatan TV Instalasi Rawat Jalan Program Baik yang Berguna
- Inovasi Layanan PT POS Siap Antarkan Obatmu Menjadi Primadona Di Kalangan Masyarakat
- Penyakit Kardiovaskuler Penyebab Kematian Tertinggi Di Dunia, ICCU RSDK Siap Tunjukkan Excellent Ser
- RSDK Kenakan Pakaian Adat Nusantara dan Pakaian Kemerdekaan
- Sosialisasi Jadwal buka Poli Rawat Jalan RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso
- Gagal Jantung Penyebab Utama Kematian Di Dunia, Canangkan Hidup Sehat Sayangi JantungMu
- Jadwal Poli Rawat Jalan Bulan September 2022
- Talkshow Interaktif tentang Rehabilitasi Penyintas Stroke bersama dr. Iriana Wahyu Nasifah, Sp.K.F.R
- RSDK-Dinsos-Dinkes: Screening Kesehatan Persiapan Baksos Katarak Bersama Kemensos
- Kemanfaatan UHC Sangatlah Membantu Masyarakat Dalam Memperoleh Layanan Kesehatan Di RSDK
- Pengumuman Hasil Test Tulis Perawat dan Bidan
- Menjelang Lebaran, RSDK Adakan Sosialisasi Menjaga Kesehatan Di Hari Raya Idul Fitri
- Dikunjungi oleh : 803202 user
- IP address : 18.97.9.175
- OS : Unknown Platform
- Browser :