
dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038

RSDK hari ini. Hernia merupakan suatu masalah yang bisa ditemukan dalam kasus bedah. Secara etimologi Hernia merupakan menonjolnya organ dalam tubuh, keluar dari posisi aslinya, dan masuk ke posisi yang tidak normal melalui suatu defek atau lokasi yang lemah pada dinding rongga tertentu. Seluruh permasalahan hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen karena peningkatan tekananintra abdomen yang berulang atau berkelanjutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong, serta isi hernia. Secara umum hernia kerap terjadi pada orang yang sudah lanjut usia, karena pada usia lanjut dinding otot polos abdomen sudah lemah, sehingga sangat berpeluang terbentuknya hernia. Penyakit hernia diakibatkan karena mengkonsumsi makanan kurang serat, yang menimbulkan konstipasi sehingga mendorong mengejan dikala defekasi serta mengangkat beban berat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organisation (WHO), prevalensi pasien Hernia adalah 350 per 1000 populasi penduduk. Penyebaran Hernia paling banyak berada di negara berkembang seperti negara- negara di Afrika dan Asia Tenggara termasuk Indonesia, dan pada tahun 2017 terdapat sekitar 50 juta kasus degenerative salah satunya adalah Hernia, dengan insiden di Negara maju sebanyak 17% dari 1000 populasi penduduk, sedangkan beberapa negara di Asia menderita penyakit Hernia berkisar 59%. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Daerah pada tahun 2017 di Indonesia Hernia merupakan penyakit urutan kedua setelah batu saluran kemih sebanyak 2.245 kasus Hernia. Proporsi Hernia di Indonesia didominasi oleh pekerja berat sebesar 70,9% (7.347), terbanyak terdapat di Banten 76,2% (5.065) dan yangterendah di Papua yaitu 59,4% (2.563). Di Indonesia angka untuk luka bedah mencapai 2,30% sampai dengan 8,30% (Kemenkes RI, 2019). Untuk data di Jawa Timur menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur terdapat 10.503 kasus bedah elektif yang dilakukan untuk penanganan penyakit hernia selama periode 2014 serta periode 2016 mencapai 425 kasus.
“RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) sendiri sering mendapat dan menangani pasien yang menderita hernia. Rata-rata selalu ditangani di poli Bedah. Bahkan untuk kasus emergency penyakit hernia juga selalu ditangani setiap minggunya di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Kasusnya juga cukup pelik karena telah diderita selama bertahun-tahun lamanya. Hal ini dikarenakan gejala awal penyakit hernia memang tidak menimbulkan rasa nyeri apapun. Bahkan salah satu pasien hernia kami telah menderita penyakit ini selama 10 tahun dan baru memeriksakan diri dan mencari pertolongan kesehatan setelah mengalami nyeri yang hebat.” ungkap dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin.
Melihat tingginya angka penderita hernia di Indonesia khususnya di Jawa Timur maka sebagai penyedia layanan kesehatan teroptimal dan bermutu di kabupaten Bondowoso, RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) mengadakan talkshow siaran interaktif bersama LPPL Radio Mahardhika 91.9 FM pada hari Kamis tanggal 29 Agustus 2024 pukul 11.00-12.00 WIB. Pemateri yang bertugas adalah dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin selaku dokter spesialis Bedah dengan tema “Penyakit Hernia dan Penanganannya”. Produser siaran sekaligus pandusiar LPPL Radio Mahardhika yang bertugas adalah Dewi Karya, S.Sos. "Sobat Mahardhika telah hadir di studio siaran interaktif 91.9 FM yaitu dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin. Terimakasih banyak dokter telah bersedia hadir di sela-sela kesibukannya. Jarang-jarang bisa hadir nih sobat, karena tugas seorang dokter spesialis bedah cukup padat akan jadwal operasi setiap harinya. Oleh karena itu, sobat Mahardhika mari kita simak bersama penjelasan dari dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin." ujar Dewi Karya, S.Sos.
“Hernia lebih sering pada laki-laki (90%) dibanding perempuan. Jika dibiarkan tidak tertangani, hernia bisa terjepit sehingga aliran darahnya tersumbat lalu menimbulkan kematian jaringan. Hernia bisa juga disebut dengan nama Burut, yaitu lubang atau robekan pada otot yang menutupi rongga perut di bawah lapisan kulit. Lubang ini memungkinkan belitan usus menonjol keluar dan membentuk benjolan di bawah kulit. Penyakit hernia disebabkan kebiasaan yang kurang dalam mengkonsumsi serat ini sering mengakibatkan tinja mengeras atau konstipasi sehingga mendorong, mengejan saat defekasi dan mengangkat beban berat.” jelaskan dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin. Lalu apa saja penyebab dan faktor resiko dari penyakit hernia? Berikut adalah penjelasan dari dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin. “Hernia terjadi ketika organ dalam tubuh keluar melalui jaringan di sekitarnya yang melemah. Penyebab hernia bisa bervariasi, antara lain pertambahan usia atau penuaan, sering mengangkat beban berat, pernah menjalani operasi perut, berat badan berlebih atau obesitas, batuk kronis serta sembelit. Selain kondisi di atas, ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita hernia, antara lain terlahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah, memiliki keluarga yang menderita hernia, mengalami peningkatan tekanan dalam dinding perut akibat kehamilan, serta pernah menjalani operasi perbaikan hernia.” ungkapnya.
dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin juga menyebutkan jika terdapat 5 jenis penyakit hernia yang sering terjadi yaitu Hernia Inguinalis atau Scrotalis yang merupakan benjolan di selangkangan, Hernia umbilikalis yang merupakan benjolan di sekitar pusar, Hernia femoralis yang merupakan benjolan di paha dalam, Hernia Insisional yang merupakan benjolan pada luka bekas operasi serta Hernia Epigastrik yang merupakan benjolan pada dinding perut bagian atas. Terkait diagnosa yang dilakukan dalam menentukan jenis penyakit hernia, dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin akan meminta pasien terkait untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. “Sebenarnya pemeriksaan secara fisik sudah dapat menentukan apakah seseorang menderita penyakit hernia atau tidak. Namun terkadang ada beberapa kasus yang memiliki kondisi khusus, contohnya pasien yang memiliki lemak perut cukup tinggi jadi diperlukan pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosa. Apalagi mengingat penyakit hernia seringkali muncul tanpa gejala dan rasa nyeri apapun.” ungkapnya. Berikut adalah beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) dalam menunjang diagnosis penyakit hernia.
- USG -> untuk melihat bagian dalam organ perut dan panggul
- Foto Rontgen -> untuk memeriksa kerongkongan, lambung, dan usus
- CT scan -> untuk memeriksa lebih detail organ-organ bagian dalam rongga perut
- MRI -> untuk mendeteksi adanya robekan pada otot perut meski tidak terlihat benjolan
- Endoskopi -> untuk memeriksa bagian dalam kerongkongan dan perut
“Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan dan memastikan diagnosa untuk pasien, tentunya dokter penanggungjawab akan menentukan penanganan yang tepat sesuai jenis hernia dan kondisi pasien. Nah penanganan apa saja yang biasanya akan dilakukan dokter?” tanya Dewi Karya, S.Sos. dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin -pun menjelaskan bahwa penanganan hernia yang utama adalah dengan cara operasi. Pada operasi hernia, jaringan yang keluar akan dikembalikan ke tempatnya. Setelah itu, lubang tempat keluarnya hernia akan ditutup atau diperkuat sehingga hernia tidak berulang.” jelasnya. Beliau pun kembali menyebutkan jika keputusan Dokter mengenai apakah pasien perlu dioperasi atau tidak akan ditentukan berdasarkan kriteria berikut:
- Jenis hernia
- Perkiraan ukuran lubang hernia
- Organ apa yang keluar dari lubang tersebut
- Usia pasien
- Hernia dapat masuk kembali secara spontan atau tidak
- Tanda-tanda hernia terjepit
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Lalu apa saja yang dapat dilakukan agar peluang menderita penyakit hernia menjadi lebih kecil nih dokter?” tanya Dewi Karya, S.Sos. Pertanyaan ini juga menjadi salah satu topik yang menjadi pembahasan hangat dalam kolom komentar youtube serta whatsapp dari LPPL Radio Mahardhika. “Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menjaga agar berat badan tidak berlebih sehingga menjaga pola makan menjadi cara yang ampuh dilakukan, kedua dengan mengurangi aktivitas berat atau jika telah memiliki riwayat keluarga menderita hernia agar tidak terlalu sering mengangkat beban berat serta ketiga dengan mengatasi penyakit penyertanya.” jelasnya. Jika disimpulkan beberapa hal yang dapat dilakukan sesuai dengan penjelasan dari dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin adalah sebagai berikut
- Hindari berat badan yang berlebih.
- Makan makanan yang tinggi serat.
- Hindari kegiatan mengangkat beban terlalu berat.
- Penggunaan celana dalam khusus hernia.
- Berhenti merokok
- Berolahraga secara rutin
- Menjaga berat badan ideal
- Mengonsumsi makanan sehat, bergizi lengkap dan seimbang
- Memperbanyak asupan serat untuk mencegah sembelit
- Tidak mengangkat beban di luar kemampuan, termasuk olahraga angkat beban
Pernyataan ini mendapatkan respon baik dari pandusiar dan juga pendengar setia LPPL Radio Mahardhika. "Wah jadi salah satu momok mengerikan ya penyakit hernia ini. Oleh karena nya dijaga baik-baik kesehatannya jadi tidak perlu melakukan tindakan operasi. Karena kesehatan itu mahal sekali, bagi yang sudah sakit selalu optimis selalu dan bersabar." ujar Dewi Karya, S.Sos. selaku pandusiar. Beliau juga mengingatkan bahwa RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) sudah memiliki pelayanan yang sangat lengkap seperti poli Bedah setiap hari Senin hingga Jum'at bagi pasien yang menginginkan konsultasi dengan dokter spesialis bedah terbaik serta pelayanan paviliun Dahlia sebagai paviliun rawat inap yang khusus melayani penyakit hernia sebelum dan sesudah tindakan operasi serta Instalasi Bedah Sentral (IBS) sebagai ruangan tempat dilaksanakannya tindakan operasi atau pembedahan bagi pasien yang menderita penyakit hernia. “Wah sangat lengkap sekali fasilitas penanganan dan pelayanan di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Tak hanya fasilitas nya saja yang lengkap, namun Dokter spesialis bedah nya juga banyak. Diketahui bahwa RSUD dr. H. Koesnadi memiliki 4 orang dokter spesialis bedah yang melayani berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan kasus bedah umum salah satunya penyakit hernia yaitu dr. Wahyu Prabowo, Sp. B ; dr. Hariono, Sp. B ; dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin dan dr. M. Syahroni F., Sp. B. Dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan Umum serta asuransi kesehatan lainnya juga loh.” jelaskan Dewi Karya, S.Sos (29/08/2024).
Sebagai penutup dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin berharap agar masyarakat tidak perlu malu berkunjung untuk memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan terdekat saat mengalami ataupun menduga dirinya menderita penyakit hernia. “Tidak usah malu untuk memeriksakan diri karena pemeriksaan dilakukan secara private dan hanya terdapat dokter maupun tenaga kesehatan maupun keluarga saja yang mengetahui. Apalagi terkait pembiayaan semuanya dapat dicover oleh BPJS Kesehatan, jadi semuanya gratis. Saya harap kedepannya masyarakat lebih peka dengan kondisi tubuhnya dan mau segera memeriksakan dirinya karena jika diketahui lebih awal maka penanganannya pun lebih mudah untuk dilakukan.” ujar dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin. Mendengar penjelasan dari dr. Fahriansyah Mega P., Sp. B., M. Ked Klin yang cukup mudah dimengerti dan dipahami, tak ayal antusiasme para pendengar dari kanal youtube maupun siaran radio sangatlah tinggi. Hal ini dibuktikan dari banyaknya pertanyaan yang masuk baik via SMS, whatsapp, telepon interaktif maupun via Youtube dari akun terkait seperti akun Nur aini, akun Linda, akun mamak NN, akun Nekoya, akun Fenindra, akun Mila asal Tenggarang dan masih banyak lagi. Kemanfaatan yang besar dirasakan oleh seluruh pendengar siaran radio edukatif. "Terimakasih ilmu seputar penyakit Hernia-nya dokter, sangat bermanfaat sekali" ujar akun mama NN di kanal live streaming youtube. (PKRS/SWILING)

- Sosialisasi Rujukan & FKTP Di Puskesmas Maesan & Tamanan Berjalan Lancar
- Testimoni Bazar Muharram, Masyarakat Puas Akan Pelayanan Kesehatan RSDK
- Tebar Kebaikan Dalam Ketulusan, Para Ibu RSDK Ucapkan Selamat Hari Ibu Untuk Semuanya
- RSDK Ucapkan Terimakasih Kepada Seluruh Mudhahhy Idul Adha 10 Dzulhijjah 1444 H
- Sholat Idul Adha RSDK Berjalan Lancar
- Telah Dibuka Layanan Pengantar Obat Hasil Kerjasama RSDK Dan PT Pos Indonesia
- Capaian Indikator Mutu Nasional RSDK Tahun 2022 Mendapatkan Hasil Yang Memuaskan
- Siaran Radio Interaktif ?Make Mental Health For All A Global Priority?
- Bimbingan Teknis Pembinaan Kepegawaian Menuju ASN BerAKHLAK
- Adakan Siaran Radio Interaktif, Kenali Layanan Laparoskopi Dengan Berbagai Keunggulannya
- Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung Masih Tinggi, RSDK Sarankan Lakukan CT Calsium Score
- In-House Training Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
- Pembinaan dan Pengawasan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) RSDK dari Dinkes Kab. Bondowoso
- Baksos Pelayanan MOW, Langkah Atasi Lonjakan Jumlah Penduduk di Bondowoso
- Shooting Video Pelayanan Rawat Jalan Dan Pelayanan Penunjang Berjalan Lancar
- Tunjukan Profesionalisme, Staf RSDK Kenakan Seragam Korpri
- Cinta Budaya Nusantara, RSDK Berdinas Dengan Mengenakan Baju Adat Nasional
- Penuh Ketulusan Dalam Keberkahan Hari Yang Suci, RSDK Ucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1444 H
- 37 Bidan Mawar Siap Melayani Dengan Setulus Hati
- Pengumuman Peserta Lulus Seleksi Tes Tulis Ujian Kompetensi
- Dikunjungi oleh : 991664 user
- IP address : 216.73.216.187
- OS : Unknown Platform
- Browser : Mozilla 5.0