
dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038

RSDK hari ini. Berdasarkan data Disability Adjusted Life Years (DALY) (2022) yang mengungkapkan bahwa Indonesia menempati urutan pertama kasus skizofrenia dengan DALY rate 321.870 orang. Kemudian disusul oleh negara Filipina, Thailand, dan Malaysia. Tingginya angka kasus skizofrenia juga didukung oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang menunjukkan prevalensi skizofrenia di Indonesia sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga. Artinya, dari 1.000 rumah tangga terdapat 6,7 rumah tangga yang mengidap skizofrenia. Begitu pula dengan Poli Psikiatri di RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso (RSDK) yang menyebutkan bahwa terjadinya peningkatan jumlah pasien skizofrenia dan masih menjadi penyakit gangguan jiwa yang mendominasi hingga saat ini. Maka dari itu RSUD dr. H.Koesnadi mengadakan edukasi kesehatan bertemakan Skizofrenia pada hari Rabu, 9 September 2023 pukul 08.00 – 09.00 WIB bertempat di ruang tunggu Poli Psikiatri. Pemateri yang bertugas yaitu Ns. Yeni Irawati, S.Kep. selaku perawat penyelia di Poli Psikiatri.
“Skizofrenia merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa yang biasanya berlangsung menahun dan menimbulkan gangguan dalam kemampuan fungsi sosialnya. Penderita mengalami gangguan pada pikiran, perasaan dan tingkah lakunya sehingga tidak dapat berpikir atau bertingkah laku secara wajar. Skizofrenia disebabkan oleh beberapa faktor seperti stress atau gangguan psikis yang berat. Selain itu, adanya penyakit dan cedera di bagian otak juga dapat menyebabkan skizofrenia.” jelas Ns. Yeni Irawati, S.Kep. Beliau juga menambahkan gejala skizofrenia yang biasanya timbul secara perlahan dan sulit dikenali, meliputi:
- Penderita mudah curiga
- Cenderung depresi, cemas, tegang, gampang marah, cepat tersinggung dan perasaannya cepat berubah
- Mengalami gangguan tidur
- Nafsu makan berubah karena tidak dapat menikmati aroma makanan tersebut
- Kehilangan energi dan motivasi
- Lebih susah mengingat dan berkonsentrasi
- Penderita merasa segala sesuatu di sekitarnya berubah sehingga ia merasa asing di lingkungannya sendiri
- Penderita percaya bahwa pikirannya menjadi lebih cepat atau lebih lambat
- Terjadi gangguan pada pekerjaan atau sekolahnya
- Terjadi penarikan diri dari kehidupan sosialnya
- Timbul pikiran dan keyakinan yang tidak wajar atau tidak biasa dan mengarah ke halusinasi
Ns. Yeni Irawati, S.Kep. menjelaskan bahwa skizofrenia bisa membaik apabila diberikan pengobatan yang cepat dan tepat. Dalam pengobatan skizofrenia, peran keluarga sangat dibutuhkan. Tanpa adanya dukungan dari pihak keluarga, penderita akan sulit mengalami kesembuhan terutama untuk bersosialisasi kembali.
Masyarakat tampak bersemangat dan sangat antusias mendengarkan penjelasan dari Ns. Yeni Irawati, S.Kep. Hal ini terlihat jelas dari aktifnya masyarakat untuk memberikan pertanyaan- pertanyaan kepada petugas pemateri. Seperti ibu Reza dari Wonosari yang bertanya tentang pengobatan skizofrenia. “Apakah orang yang mengidap skizofrenia harus mengonsumsi obat seumur hidup?”, tanya ibu Reza. Kemudian Ns. Yeni Irawati, S.Kep. menjawab bahwa pengobatan skizofrenia bisa dihentikan pada saat kondisi pasien mulai membaik. Namun, penghentian pengobatan dilakukan secara bertahap. Ketika pasien membaik, dokter akan menurunkan dosis obat dan mengatur kembali durasi pemberian obat. Hal ini bertujuan agar penderita tidak kambuh lagi di kemudian hari.
Pertanyaan selanjutnya diberikan oleh ibu Jamilah dari Wringin. “Apakah skizofrenia bisa dialami oleh anak-anak?” ujar ibu Jamilah. “Skizofrenia tidak mengenal usia dan bisa dialami oleh semua orang dimana saja dan kapan saja. Ada yang sudah tua dan ada juga yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Maka dari itu, jika muncul gejala dan tanda-tanda awal skizofrenia segera berkonsultasi ke dokter spesialis jiwa / psikiater. RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso memiliki Poli Psikiatri dilengkapi dengan dokter yang kompeten dan profesional serta fasilitas yang lengkap.” jawab Ns. Yeni Irawati, S.Kep.
Kemudian, pertanyaan ditutup oleh ibu Ratna dari Maesan. “Jika anak kecil susah bicara, apakah termasuk dari gejala skizofrenia?” ungkap ibu Ratna. Pertanyaan langsung dijawab oleh Ns. Yeni Irawati, S.Kep. “Banyak sekali penyebab anak tidak bisa berbicara. Bisa terjadi karena adanya gangguan tumbuh kembang pada anak, bisa juga karena mengidap autis dan gangguan-gangguan lainnya. Dokter akan memeriksa pasien dan menentukan diagnosis berdasarkan tanda dan gejala pasien. Jika anak susah bicara bisa mengunjungi terapi wicara. Namun jika anak yang awalnya bisa bicara menjadi tidak bisa bicara maka adanya perubahan perilaku yang terjadi pada anak. Anak harus segera dibawa ke Poli Psikiatri untuk mendapatkan terapi lebih lanjut,” jelas Ns. Yeni Irawati, S.Kep.
Sosialisasi ataupun edukasi kesehatan kali ini berjalan dengan lancar. Kegiatan ini diakhiri dengan pembagian leaflet dan souvenir cantik. Kami ucapkan selamat kepada beberapa orang yang beruntung yaitu ibu Reza, ibu Jamilah dan ibu Ratna,. RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) akan terus membantu masyarakat dengan cara meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatannya. Berikan semangat juang dan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat. Salam Sehat. (PKRS/FREA)

- Kolaborasi PMI dan RSUD dr.H. Koesnadi gelar Donor Darah
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Januari 2023, Jembatan Informasi Rutin Terkait Pelayanan Tujua
- Tarif Pelayanan Poli Psikiatri Tahun 2022
- Peringati HUT RI Ke-78, RSDK-PMI Adakan Donor Darah Peduli Sesama
- RSDK Adakan Edukasi Kesehatan yang Berjudul Penularan dan Pencegahan Tuberculosis (TB Paru)
- RSDK Adakan Sosialisasi Diet Rendah Serat Bersama Ahli Gizi Profesional
- Proses Digitalisasi Pelayanan Instalasi Rekam Medis RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso
- RSDK Rayakan Hari Batik Nasional Sebagai Warisan Budaya Bangsa
- Sediakan Tes Tensi & Gula Darah Gratis, Masyarakat Berbondong-Bondong Kunjungi Tenda Bazar RSDK
- Ungkapan Tim Instalasi Gizi RSDK dalam Memperingati Hari Anak Sedunia
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Juli 2023 Minggu Pertama, Simak & Ketahui Jadwal Dokter-Mu
- Hari Hepatitis Sedunia 2022, RSDK Adakan Penyuluhan
- Upacara HUT Kemerdekaan RI Ke-78 di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK), Apa harapan mereka untuk Indonesia
- Kenali Lebih Dekat Layanan Rawat Inap Di Paviliun Dahlia RSDK
- Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil Masih Tinggi, RSDK Adakan Sosialisasi & Edukasi Kesehatan
- Pengumuman Peserta Lulus Seleksi Administrasi
- Wajibkan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Menyeluruh, RSDK Siap Memberikan Pelayanan Terbaiknya
- LAKIP 2016
- Lolos Ke Babak Semifinal, Tim Volley Putri RSDK Siapkan Usaha Terbaiknya
- Seluruh Instansi Kesehatan se-Bondowoso Tunjukkan Kreativitas dalam Lomba Senam Meraih Bintang
- Dikunjungi oleh : 1017840 user
- IP address : 216.73.216.25
- OS : Unknown Platform
- Browser : Mozilla 5.0