dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038
RSDK hari ini. Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) jatuh pada hari Rabu tanggal 10 April 2024 lalu sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Dalam perayaan Lebaran terdapat tradisi yang biasanya disambut berdampingan dan tak kalah pentingnya yaitu tradisi berkumpul bersama keluarga tercinta dan menyantap makanan sajian lebaran. Selain itu jadi sarana pelengkap kuatnya silaturahmi keluarga, dan selalu menjadi obat rindu masakan rumahan bagi perantauan. Berikut tradisi makan bersama yang masih terjaga di berbagai daerah hingga saat ini.
- Makmeugang di Aceh -> Makmeugang atau meugang merupakan tradisi memasak dan makan bersama saat lebaran yang ada di Aceh. Dengan semangat kebersamaan antar sesama, warga sekitar kampung berkumpul di masjid untuk memasak daging dan makan bersama-sama. Daging yang biasanya diolah menjadi beragam masakan khas Aceh, seperti sup daging, daging rebus, rendang, dan kari putih ini nantinya juga akan dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
- Bedulang di Bangka -> Bedulang dilakukan setiap tahunnya setelah warga selesai melaksanakan salat Id. Warga akan menikmati makanan khas Bangka yang disajikan menggunakan tudung saji, antara lain tumis rebung, tumis keladi, lalapan, lempah kuning ikan kakap, ikang jebung bakar, lempah kulat pelawan dan sambal belacan. Makan bersama ini tidak diperbolehkan memakai sendok atau garpu, namun harus menggunakan tangan dan mendahulukan orang yang lebih tua
- Saprahan di Pontianak -> Saprahan berasal dari kata ‘saprah’ yang berarti berhampar. Masyarakat akan makan bersama sembari duduk lesehan secara berkelompok. Setiap kelompok biasanya terdiri dari enam orang. Berbagai menu makanan lebaran akan dihidangkan di atas kain saprah. Menu makanan yang wajib dihidangkan adalah nasi kebuli, pacri nanas, sayur dalca, semur daging, lengkap dengan minumannya berupa air serbat.
- Binarundak di Sulawesi Utara -> Binarundak ini diselenggarakan tiga hari setelah hari raya Idulfitri. Warga akan memasak nasi khas Sulawesi Utara yang disebut dengan nasi Jaha. Nasi Jaha dibuat dengan campuran jahe, santan, dan juga beras ketan yang dimasukkan ke dalam batang bambu yang berlapis daun pisang. Bambu tersebut kemudian dibakar dengan serabut kelapa
- Bajamba di Riau -> Bajamba dilakukan dengan cara menyantap makanan secara bersama dalam satu wadah besar. Tradisi Bajamba saat lebaran biasa dilakukan di hari ketujuh setelah Idulfitri. Biasanya setelah Idulfitri, masyarakat akan melakukan puasa sunah selama enam hari terhitung sejak tanggal 2 Syawal. Usai puasa sunah ini masyarakat berkumpul bersama, kemudian ziarah ke makam para orang tua dan usai itu berkumpul untuk makan bersama. Kegiatan makan bersama ini dilakukan di surau atau masjid sekitar, dimana seluruh kerabat berkumpul dan makan bersama tokoh adat, alim ulama hingga pejabat. Tanpa memandang kelas sosial, semua kalangan dapat duduk berdampingan sambil menikmati makanan bersama.
- Botram di Sunda -> Botram pada intinya adalah tradisi makan bersama dengan keluarga besar, kerabat, atau tetangga. Botram bisa berlangsung di mana saja seperti di halaman rumah, di kebun, pantai, atau tempat lainnya. Saat botram tersaji makanan khas tanah Pasundan, termasuk sambal, lalapan, dan ikan asin. Menu utamanya berupa nasi liwet Sunda, ikan goreng, tempe orek, dan kerupuk.
- Ketupat dan opor ayam di Jawa -> Salah satu keunikan dari ketupat adalah bentuknya yang unik, yaitu beras yang dibungkus dalam anyaman daun kelapa atau janur. Ketupat melambangkan kebersamaan dan kekompakan yang terjalin di antara masyarakat yang merayakan Lebaran. Ketupat juga melambangkan keikhlasan hati dan ketekunan, karena pembuatan ketupat membutuhkan waktu dan usaha yang cukup lama dan cermat. Sedangkan opor ayam Opor ayam sering disajikan pada saat Lebaran sebagai bentuk penghormatan dan penyambutan tamu yang berkunjung. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan opor ayam, seperti santan dan rempah-rempah, juga melambangkan kekayaan dan kemewahan.
Selain kebiasaan menyantap ketupat dan opor ayam, sebagian daerah di Jawa juga terdapat tradisi menyantap nasi kuning bersama. Nama "Nasi Kuning" sendiri berasal dari warna kuning yang dimiliki oleh nasi ini. Warna kuning pada nasi diperoleh dari bumbu kunyit yang digunakan dalam proses pengolahannya. Kunyit tidak hanya memberikan warna kuning yang khas, tapi juga memberikan aroma dan rasa yang enak. Selain kunyit dalam resep nasi kuning juga menggunakan rempah-rempah seperti serai, daun pandan, daun jeruk dan masih banyak lagi lainnya. Rempah-rempah ini memberikan cita rasa yang khas dan menyempurnakan tampilan nasi kuning. Nasi Kuning juga memiliki makna simbolis yaitu
- Warna kuning melambangkan kemakmuran -> Kuning diibaratkan sebagai warna emas. Warna emas sendiri melambangkan kekayaan dan kemakmuran. Jadi diharapkan dengan membuat nasi kuning maka akan lebih banyak kemakmuran, kesejahteraan, dan kekayaan yang bisa didapatkan.
- Kerucut tumpeng melambangkan gunung -> Tumpeng yang berbentuk kerucut ini pun melambangkan gunung, sebab di pulau Jawa ada banyak sekali gunung berapi. Mengingat masyarakat Jawa juga memuliakan gunung, maka dengan membuat tumpeng diharapkan juga bisa membawa lebih banyak kemuliaan.
- Bentuk tumpeng juga bisa melambangkan komunikasi -> Bentuk tumpeng yang kerucut melambangkan komunikasi. Diharapkan ke depannya komunikasi bisa selalu berjalan dengan baik dan semua harapan dapat terkabul.
- Lauk pauk nasi kuning juga mengandung banyak simbol penting -> Seperti telur rebus utuh yang harus dikupas dulu untuk memakannya, hal ini bisa melambangkan pentingnya etos kerja dan perlunya perencanaan yang matang atas setiap tindakan yang kita lakukan. Bahan-bahan sayur urap pun melambangkan sejumlah hal yang penting, seperti kacang panjang yang melambangkan pemikiran yang jauh ke depan, taoge yang melambangkan proses untuk terus tumbuh, dan sebagainya. Bahkan cabai merah yang dibuat jadi kelopak bunga pun bukan hanya hiasan semata, tapi juga melambangkan penerangan yang bisa memberi banyak manfaat untuk orang lain. Lauk ikan teri juga bisa jadi symbol kerukunan dan kebersamaan.
RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) juga turut melestarikan tradisi ini dengan menyajikan nasi kuning untuk seluruh karyawan dan karyawatinya. Kegiatan ini dilakukan setelah pelaksanaan apel pagi rutin serta saling memaafkan di halaman depan kantor RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Walaupun merupakan sajian umum yang dapat ditemukan dimana saja, namun filosofi dari nasi kuning yang melambangkan pengharapan agar membawa banyak berkah kekayaan dan diberi kemakmuran hidup karena harta yang melimpah. Bagi karyawan dan karyawati RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) harta yang melimpah bukan diartikan sebagai banyaknya uang atau harta benda fisik yang dimiliki setiap orangnya. Namun harta yang terpenting adalah bentuk kepercayaan nyata dari masyarakat Bondowoso dan sekitarnya yang selalu mengapresiasi penuh kinerja dan pemberian layanan kesehatan yang ada di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). (16/04/2024)
Acara jam makan nasi kuning bersama ini usai pukul 08.00 WIB dikarenakan sajian diletakkan dalam wadah makanan sehingga dapat dibawa kembali di unit pelayanan terkait. Sajian nasi kuning ini memberikan semangat baru kepada seluruh karyawan dan karyawati di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Tak lupa dalam suasana dan momen suci perayaan Hari Raya Idul Fitri ini dimana kembalinya seseorang dalam keadaan suci atau kebebasan dari segala dosa, kesalahan dan keburukan sehingga kembali dalam kesucian atau fitrah, seluruh jajaran pegawai dan direksi RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, Mohon Maaf Lahir Dan Batin. Mari satukan tangan dan teguhkan hati di hari penuh kemenangan ini untuk saling memaafkan dengan tulus ikhlas. (PKRS/SWILING)
- Menyambut Awal Tahun Baru 2023, RSDK Adakan Penyuluhan Kesehatan Tentang Skizofrenia
- Poli Gigi Adakan Edukasi Kesehatan dalam Rangka Peringati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional
- Resusitasi Bayi Baru Lahir Solusi Ampuh Tangani Permasalahan Transisi Kehidupan
- Apel Pagi Rutin, RSDK Berkomitmen Berikan Layanan Terbaik Walaupun Liburan Panjang Lebaran Datang
- Jadwal Poli Rawat Jalan Bulan Desember 2022
- Seluruh Keluarga Besar RSDK Mengucapkan Selamat Tahun Baru 2023
- Telusur Dokumen Kepegawaian, Telusur Rekam Medik Beserta Exit Conference, Agenda Terakhir Sursim Int
- Study Banding & Team Building Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Menuju RS Pendidikan Terakreditas
- Pahlawan Kemanusiaan Dan Kesehatan Bangsa, Yuk Kenalan Dengan Beberapa Profesi Kesehatan RSDK
- Ungkapan Tim Instalasi Gizi RSDK dalam Memperingati Hari Anak Sedunia
- Tingkatkan Pengetahuan, RSDK Adakan Anjungan Transfer Pengetahuan
- Masyarakat Menyambut Baik Dokter Spesialis Urologi Baru di RSDK
- Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Petugas Penyuluh Kesehatan, PKRS RSDK Adakan In House Training
- RSDK Adakan Edukasi Kesehatan yang Berjudul Penularan dan Pencegahan Tuberculosis (TB Paru)
- Pengumuman Perekrutan Radiografer dan Dokter Spesialis di RSU Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO
- Pendaftaran Online
- Pengumumuan hasil Psikotest
- Peringati Hari Kesadaran Sindrom Moebius, Pelayanan Poli Anak & Paviliun Melati Memuaskan Pasien
- Citizen's Charter 2022- Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik RSDK
- Panitia ATP: Lelah /Senang
- Dikunjungi oleh : 734845 user
- IP address : 44.222.82.133
- OS : Unknown Platform
- Browser :