
dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038

RSDK Hari ini. Menurut World Health Organization (WHO) kanker rektum atau kolorektal merupakan kanker ketiga yang paling umum di seluruh dunia, mencakup sekitar 10% dari seluruh kasus kanker dan merupakan penyebab kematian terkait kanker kedua di seluruh dunia. Penyakit ini terutama menyerang orang lanjut usia, dengan mayoritas kasus terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sedangkan di Indonesia, menurut data dari Globocan pada tahun 2020, insiden kanker rektum di Indonesia adalah 16.059 kasus dengan proporsi 4% dari seluruh kasus kanker yang dilaporkan. Adapun mortalitas dari kanker rektum pada tahun 2020 dilaporkan sebanyak 8.342 mortalitas, yang berkontribusi sebesar 3,6% dari seluruh mortalitas akibat kanker (alomedika.com).
Kanker rektum adalah jenis kanker yang tumbuh di rektum, yaitu saluran yang menjadi ujung dari usus besar. Rektum berada di ujung usus besar dan berakhir di saluran pendek yang menuju anus. Kanker pada rektum atau usus besar sering kali disebut juga dengan kanker kolorektal. Penyebab kanker rektum belum diketahui secara pasti, tetapi diyakini bahwa penyebabnya adalah perubahan DNA di dalam sel-sel tubuh. Kanker rektum dapat berawal dari polip di bagian rektum. Ketika dibiarkan, polip dapat bermutasi dan sifatnya dapat berubah dari jinak menjadi ganas. Faktor resiko yang dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker kolorektal antara lain usia, riwayat keluarga, riwayat pribadi dan faktor gaya hidup. Lalu bagaimana terkait perawatan dan pengobatan dari kanker rektum atau kanker kolorektal ? Seperti jenis kanker lain, penanganan kanker rektum tergantung dari stadiumnya. Pada stadium awal, pembedahan dan kemoterapi dapat menjadi opsi. Sementara pada stadium lanjut, dapat dilakukan radiasi yang diikuti dengan prosedur pembedahan. Pada kasus kanker yang terletak dekat anus, umumnya ditangani dengan Abdominal Perineal Resection (APR). Prosedur APR dilakukan dengan membuang anus pasien, lalu membuatkan kolostomi permanen.
Tepatnya pada hari selasa tanggal 6 Agustus 2024 telah dilakukan operasi kanker rektum di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) melakukan operasi prosedur abdominoperieal yang dipimpin oleh dr. Hariono, Sp.B selaku dokter spesialis bedah. Persiapan operasi dilakukan pukul 10.00 WIB sedangkan operasi dimulai pada pukul 11.00 WIB. Sebelumnya pasien telah mendapatkan tindakan pembiusan (anestesi) langsung oleh dr. Arinald Findari Manoppo, Sp.An.,M.Ked.Klin selaku dokter spesialis anastesiologi. Keberhasilan operasi ini sebagai bentuk kerjasama tim medis dan tenaga kesehatan multidisiplin RSDK. Selain dokter spesialis, keberhasilan operasi ini juga didukung oleh keefektifan kerja tim solid Instalasi Bedah sentral (IBS) yaitu Arif wijaya, S.Kep.Ns, Susanto. Amd.Kep, dan Yudi Danuratno, AMK.
“Prosedur Abdominoperinal adalah prosedur pemotongan atau pengangkatan usus besar bagian rektum. Operasi reseksi abdominoperinal dilakukan pada kasus rektum letak rendah (usus besar bagian akhir atau dekat dubur) dan operasi ini membutuhkan waktu sekitar 4 – 6 jam”, jelas dr. Hariono, Sp.B selaku dokter spesialis bedah. Langkah-langkah reseksi abdominoperineal meliputi : Langkah pertama mempersiapkan kolon sigmoid dan rektum untuk diangkat yaitu Dokter bedah akan menyelesaikan beberapa langkah sebelum mengangkat anus, rektum, dan kolon sigmoid. Pertama, pembuluh darah utama yang melayani bagian usus yang sakit dipisahkan. Selanjutnya, dokter bedah membebaskan kolon sigmoid dan rektum, lalu memisahkan kolon sigmoid dari usus besar yang tersisa. Langkah kedua mempersiapkan anus untuk diangkat yaitu Dokter bedah kemudian mengoperasi area di antara kedua kaki (daerah perineum) untuk mengangkat anus. Anus, rektum, dan kolon sigmoid dikeluarkan dari tubuh. Kulit dijahit hingga menutup tempat anus sebelumnya berada. Langkah ketiga melakukan kolostomi yaitu setelah anus dan rektum diangkat, kolostomi permanen dibuat. Kolostomi dilakukan dengan membawa sebagian kolon (usus besar) ke lubang di permukaan kulit. Lubang baru ini, yang disebut stoma atau kolostomi, memungkinkan limbah keluar dari tubuh. Stoma biasanya berdiameter 1 hingga 1 ½ inci. Kantong, atau kantong kolostomi, dipakai untuk menampung gas dan tinja. Kantong ini dipakai setiap saat karena tidak ada lagi kendali sadar atas pembuangan limbah dari tubuh. (my.clevelandclinic.org).
Menurut Arif wijaya, S.Kep.Ns, “Setelah operasi reseksi abdominoperineal dilakukan, pasien kembali ke ruangan paviliun dahlia untuk perawatan parcaoperasi”, ujarnya. RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) akan terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatannya, baik dalam hal sarana dan prasarana hingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) didalamnya. "Tidak perlu khawatir, pasien BPJS atau non BPJS akan mendapatkan hak nya dengan baik. Seperti halnya tindakan operasi Prosedur Abdominoperinal Pasien merupakan pengguna BPJS program bantuan pemerintah. Telah terbukti keberhasilan tindakan operasi hasil nyata dari pelayanan prima dengan fasilitas modern bersama dokter spesialis berpengalaman yaitu dr. Hariono, Sp.B adalah jawaban nyata atas ketidakadaannya tindakan diskriminasi kepada pasien." ujar Edhi Purwanto, S.Kep.,Ns. selaku kaur Instalasi Bedah Sentral. Salam Sehat. (PKRS/LINDA)

- Stres Tinggi Di Tempat Kerja, Hindari Dengan Laksanakan Kelola Manajemen Stres
- Pengumuman Lomba RSDK dalam Rangka Memperingati HUT RI-ke77
- RSDK - Dinkes, Mari Tangani Stroke
- Kenali Penyakit Kanker Payudara bersama dr. Siti Kharidah, Sp.PA
- Sediakan Tes Tensi & Gula Darah Gratis, Masyarakat Berbondong-Bondong Kunjungi Tenda Bazar RSDK
- RSDK Adakan Edukasi Mobilisasi Dini Pada Pasien Pasca Operasi Bersama Poli Bedah
- Filosofi Teratai 'Berbuat Dan Melayani Tanpa Rasa Pamrih' Terpampang Nyata di Paviliun Teratai RSDK
- Citizen's Charter 2022- Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik RSDK
- Open Recruitment Tenags Perawat untuk (Relawan Covid -19)
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Juli 2023 Minggu Pertama, Simak & Ketahui Jadwal Dokter-Mu
- Cuaca Ekstrem Menerpa Bondowoso, RSDK Adakan Edukasi Kesehatan Bertemakan Biduran
- Masyarakat Menyambut Baik Dokter Spesialis Urologi Baru di RSDK
- IHT Tentang Penatalaksanaan Pasien Perawatan Trakheostomi & Trepanasi Serta Update Perawatan Luka
- Meraih Gelar Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Nasional, RSDK Patut Berbangga.
- Menopause Adalah Hal Yang Wajar Jadi Sikapilah Dengan Sewajarnya
- 23 Mahasiswa Dan 6 Pelajar Jalani Orientasi Umum Serta Skill Tes Di RSDK
- Asthma care for All, RSDK Adakan Sosialisasi Kesehatan Bersama Perawat Profesional
- RSDK Adakan Sosialisasi Tata Cara Registrasi Mobile JKN
- Respon Time Tim Code Blue ICU dan IGD RSDK Mempertahankan Prestasi Baiknya
- Apel Pagi Sebagai Sarana Melatih Kedisiplinan Dan Tanggung Jawab Karyawan RSDK
- Dikunjungi oleh : 912442 user
- IP address : 18.97.14.84
- OS : Unknown Platform
- Browser :