large image
DIREKTUR RUMAH SAKIT

dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
ALUR PENDAFTARAN ONLINE POLI PSIKIATRI/ JIWA
Mobile JKN
MAMA ASI (Media Informasi dan Edukasi Pasien Pskiatri) >>> bit.ly/MAMA_ASI
Layanan Pengaduan
Nomer Informasi
CALL CENTER IGD
  • (0332) 421710
  • (0332) 421974
  • (0332) 422038
KRITIK DAN SARAN
Instalasi Dialisis RSDK, Tunjukkan Profesionalitas Dalam Pelayanan Primanya
Kategori Berita | Diposting pada : 2024-03-13 -|- 14:02:42 oleh Admin

RSDK hari ini. Gagal ginjal adalah kondisi medis yang menyebabkan terjadinya gangguan ekskresi limbah metabolik sehingga dapat mengakibatkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, serta asam basa pada tubuh penderitanya. Ketika gagal ginjal telah mencapai fase dimana terjadi kerusakan dan kehilangan fungsi dalam jangka waktu yang lama, maka akan berakhir pada kondisi gagal ginjal kronis atau penyakit ginjal stadium akhir. Dalam beberapa kasus, gagal ginjal kronis menjadi berbahaya dan yang paling sering terjadi adalah penderitanya tidak menunjukkan gejala sampai penyakit ginjal kronis ini menjadi stadium lanjut. Prevalensi gagal ginjal kronis secara global > 10% dari populasi umum di seluruh dunia, dengan jumlah penderita sekitar 843,6 juta jiwa. PAHO (Pan American Health Organization) melaporkan angka mortalitas penyakit ginjal kronis selama tahun 2019. Angka mortalitas penyakit ginjal kronis pada tahun 2019 sebanyak 254,028 kasus kematian total. The age-standardized death rate atau tingkat kematian standar usia pada penyakit ginjal kronis diperkirakan 15,6 kematian per 100.000 penduduk. Sebuah studi mengenai beban global penyakit ginjal kronis melaporkan bahwa terdapat 1,2 juta kematian global akibat penyakit ginjal kronis. Studi tersebut juga memperkirakan bahwa pada tahun 2040, penyakit ginjal kronis akan menjadi penyebab utama kematian kelima secara global.


 cp hd mar24


Angka kejadian gagal ginjal kronis di Indonesia sendiri sebesar 0,38% (713.783 jiwa) dan 19,33% (2.850 jiwa) yang menjalani terapi hemodialisa (Riskesdas Nasional, 2018). Prevalensi tertinggi terdapat pada provinsi Kalimantan utara yaitu sebanyak 6,4 permil sedangkan prevalensi terendah terdapat pada provinsi Sulawesi Barat dengan prevalensi 1,8 permil. Penderita penyakit ginjal kronis tersering di Indonesia menurut laporan Riskesdas terdapat pada kelompok usia 65-74 tahun, dengan insiden lebih banyak pada laki-laki. Angka kejadian gagal ginjal kronis semakin meningkat dengan prevalensi tertinggi pada usia 75 tahun keatas sebesar 0,67%. Provinsi Jawa Timur berada pada peringkat ke-9 dengan persentase sebesar 0,29% (75.490 jiwa) menderita gagal ginjal kronis dan 23,14% (224 jiwa) yang menjalani terapi hemodialisa.


Mengapa terapi hemodialisa sangatlah penting bagi pasien gagal ginjal? Hal ini disebabkan karena penatalaksanaan gagal ginjal kronis dapat dilakukan dengan salah satu terapi, yaitu terapi dialisa (hemodialisa, peritoneal dialisa). Hemodialisis adalah perawatan yang dibantu dengan mesin khusus untuk menggantikan ginjal yang rusak dalam melakukan penyaringan darah. Penyaringan diperlukan dalam membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa matabolisme yang lain. Dengan kata lain, mesin ini merupakan ginjal artifisial; (ginjal buatan), yang mana memiliki fungsi sama dengan ginjal. Kepatuhan menjadi salah satu komponen penting dalam menjalankan terapi hemodialisa. Ketidakpatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam menjalani terapi hemodialisa akan berdampak pada penumpukan berbagai zat berbahaya hasil dari metabolisme darah dalam tubuh yang mengakibatkan penderitanya mengalami rasa sakit seluruh tubuh dan berpotensi pada kematian. Oleh karena itu, kepatuhan terhadap pengobatan dan terapi hemodialisa menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa. Berdasarkan data angka kejadian gagal ginjal kronis secara global yaitu lebih dari 500 juta jiwa, sebanyak 1,5 juta jiwa yang harus menjalani hidup bergantung pada hemodialisa.


 cp hd mar24a


Bagi RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK), pelaksanaan terapi hemodialisis berada dalam lingkup Instalasi Dialisis. Sebagai unit pelaksanan pelayanan pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal baik akut maupun kronik, Instalasi Dialisis RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) berfokus pada terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan mengatasi gejala dan tanda akibat penumpukan racun sisa metabolisme yang tinggi sehingga diharapkan dapat memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Melayani layanan hemodialisis rutin, Instalasi Dialisis RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) siap memberikan layanan terbaiknya bersama tenaga professional meliputi dr. Suharto, Sp. PD-FINASIM selaku Dokter spesialis dalam, dr. Adhi Sudarmadji selaku Dokter umum serta 14 tenaga keperawatan terbaik dan tersertifikasi. “Instalasi Dialisis dapat menjadi salah satu solusi dalam membantu menyelamatkan jiwa seseorang yang mengalami gagal ginjal terminal di kabupaten Bondowoso dan sekitarnya. Saat ini Instalasi Dialisis telah dilengkapi dengan mesin-mesin canggih yang menggunakan dialisat bikarbonat serta didukung oleh tenaga terampil dan berpengalaman. Tak hanya itu, tepat sejak tanggal 23 November 2023 lalu Instalasi Dialisis telah mengalami peningkatan sarana dan prasarana. Dari 4 mesin pada tahun 2014, bertambah menjadi 10 mesin pada tahun 2018 hingga berkembang menjadi 22 mesin pada tahun 2023. Gedung Instalasi Dialisis juga telah mengalami perluasan tempat. Jadi telah dimodifikasi sedemikian rupa agar tetap memberikan kenyamanan sekaligus pelayanan maksimal untuk pasien.” ungkap Syaiful Anwar,S Kep.Ns selaku kepala Instalasi (13/3/2024).


 cp hd mar24b


Proses cuci darah atau hemodialisa tidak dapat dilakukan secara mendadak, namun dibutuhkan persiapan yang matang. Pasien yang menjalani cuci darah dibuatkan jalur untuk memudahkan masuk dan keluarnya darah dari dalam tubuh. Sebelumnya dilakukan persiapan utama meliputi pencatanan dan penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, pembersihan area tubuh yang akan menjadi jalur, hingga pemberian zat antikoagulan sesuai dosis untuk mencegah pembekuan darah. Ada beberapa jenis akses yang dibuat pada pasien hemodialisa, seperti:



  1. Cimino. Cimino adalah saluran yang digunakan untuk menghubungkan arteri dan vena. Biasanya cimino sering dilakukan karena keamanannya yang paling baik dibandingkan akses yang lain.

  2. Cangkok Arteri Vena. Akses yang digunakan untuk menghubungkan arteri dan vena dengan menambahkan selang sintetis fleksibel.

  3. Kateter Hemodialisis. Kateter hemodialisis ada dua jenis, kateter double lumen dan tunnelling.


 cp hd mar24c


Terlepas dari apa pun jenis aksesnya, akses pembuluh darah ini harus dijaga kebersihan dan keamanannya agar tidak menimbulkan komplikasi dan gangguan kesehatan untuk pasien. Sebelum proses cuci darah, pasien melalui pemeriksaan untuk memastikan kondisi kesehatan. Kemudian, melakukan pembersihan akses cuci darah dan memasang jarum untuk proses cuci darah. Satu jarum mengalirkan darah ke mesin cuci darah, satu jarum untuk mengembalikan darah bersih dari mesin menuju tubuh. Proses cuci darah memakan waktu sekitar 2,5 hingga 4,5 jam. Seluruh proses ini akan dibantu dan dilayani oleh tenaga keperawatan yang terkompetensi dalam proses dialisis meliputi



  1. Syaiful Anwar,S Kep.Ns

  2. Anam Farhan, S.Kep.,Ns

  3. Anik Kusuma Wardani, A.Md.Kep

  4. Anis Yulianto, S.Kep.,Ns

  5. Ida Kurniawati, S.Kep.,Ns

  6. Khoirul Anwar,S.Kep, Ns

  7. Lely Hermawati, S.Kep.,Ns

  8. Nurhadi Setiawan, Amd.Kep

  9. Erni Johan, A.Md.Kep

  10. Elvatir Nusri Nur, S.Kep. Ns.

  11. Febrian Dwi Kurniawan, S.Kep.,Ns

  12. Viki Trimulyanto, S.Kep.Ns

  13. Fentin Sisca A, S.Kep.,Ns

  14. Ilyas Efendi, Amd.Kep

  15. Hariyanto selaku tenaga administrasi


 cp hd mar24d


“Sejak diresmikan langsung oleh Drs. H. Amin Said Husni selaku Bupati Bondowoso pada tanggal 8 November 2014 lalu, instalasi Dialisis selalu berbenah dan memberikan yang terbaik dalam penanganan terapi pengganti ginjal. Awalnya hanya tersedia layanan terapi dialisis saja yaitu terapi cuci darah dengan bantuan mesin. Namun saat ini telah dilengkapi pula oleh terapi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialisis (CAPD) atau terapi pengganti ginjal yang dilakukan melalui rongga perut. Metode ini memanfaatkan selaput dalam rongga perut (peritoneum), yang memiliki permukaan luas dan banyak jaringan pembuluh darah, sebagai filter alami ketika dilewati oleh zat sisa.” jelaskan Syaiful Anwar,S Kep.Ns. Selain berbenah dalam pelayanan kesehatannya, sebagai pemberi layanan kesehatan prima Instalasi Dialisis RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) dilengkapi dengan 22 tempat tidur serta fasilitas maupun alat-alat canggih. Berikut adalah sarana prasarana yang akan didapatkan:



  1. Bed elektrik

  2. Standar infus

  3. Oksigen central

  4. Tirai pembatas

  5. Kursi penunggu

  6. Televisi

  7. AC

  8. CCTV


Bagaimana dengan alat-alat canggih pendukung di Instalasi Dialisis RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK)? Syaiful Anwar,S Kep.Ns. menjelaskan bahwa seluruh alat yang ada di Instalasi Dialisis terbilang lengkap dalam menunjang perawatan dan penanganan terapi cuci darah baik terapi dialisis maupun terapi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialisis (CAPD), meliputi:



  1. Mesin Dialisis

  2. Alat monitor troli emergency

  3. Timbangan berat badan elektrik

  4. Kompresor

  5. Kateter

  6. Tensimeter digital

  7. CAPD ruang


 cp hd mar24e


“Instalasi Dialisis RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) selalu sigap memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Bondowoso dan sekitarnya. Tak hanya melayani pasien umum, namun juga melayani pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan program Universal Health Coverage (UHC) yang dikhususkan untuk pasien tidak memiliki BPJS. Jangan ragu dan takut untuk memilih Instalasi Dialisis RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) sebagai mitra terbaik dalam terapi cuci darah di Bondowoso dan sekitarnya. Seluruhnya akan mendapatkan hak nya dengan baik. Tidak ada diskriminasi apapun untuk tindakan dan layanan kesehatan yang ada di Instalasi Dialisis RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK).” jelaskan Syaiful Anwar,S Kep.Ns.


Segala hal yang telah dilakukan oleh Instalasi Dialisis mendapatkan ruangan tersendiri di hati masyarakat Bondowoso dan sekitarnya. Begitu pula bagi ibu Reta selaku keluarga pasien instalasi Dialisis. Beliau mengungkapkan jika pelayanan yang ada di Instalasi Dialisis cukup lengkap dan Dokter serta tenaga perawatnya selalu ramah. “Alhamdulillah setelah berobat di Instalasi Dialisis keluarga saya dapat beraktivitas seperti semula. Terimakasih banyak atas layanannya.” ungkapnya. “Instalasi Dialisis akan terus memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk masyarakat. Terimakasih atas dukungan, kepercayaan hingga apresiasi yang begitu besar kepada Instalasi Dialisis RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Mohon doanya selalu agar kami tetap dan terus beramanah memberikan pelayanan kesehatan yang terus maksimal.” ujar Syaiful Anwar,S Kep.Ns. (PKRS/SWILING)

Baca Juga Berita Lainnya
Poling

Bagaimana pelayanan RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso...?

Sangat Baik
Tidak Baik
Cukup
Kurang

Lihat Hasil Polling
Zona Integritas RSU dr. H. KOESNADI Bondowoso

TRAILER ACARA K3RS RSUD dr. H. KOESNADI

Acara K3RS "Sosialisai Program Manajemen Fasilitas dan Kesehatan"

HIMBAUAN PENERAPAN 6 M

TRAILER ATP (Anjungan Transfer Pengetahuan)

STATISTIK PENGUNJUNG
  • Dikunjungi oleh : 630932 user
  • IP address : 3.133.109.30
  • OS : Unknown Platform
  • Browser : Mozilla 5.0
GALERI KEGIATAN TERBARU