large image
DIREKTUR RUMAH SAKIT

dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
ALUR PENDAFTARAN ONLINE POLI PSIKIATRI/ JIWA
Mobile JKN
MAMA ASI (Media Informasi dan Edukasi Pasien Pskiatri) >>> bit.ly/MAMA_ASI
Layanan Pengaduan
Nomer Informasi
CALL CENTER IGD
  • (0332) 421710
  • (0332) 421974
  • (0332) 422038
KRITIK DAN SARAN
Deteksi Dini Risiko Kekurangan Hormon Tiroid, RSDK Adakan Pelatihan Pengambilan Sampel SHK
Kategori Berita | Diposting pada : 2023-02-22 -|- 07:04:00 oleh Admin

RSDK hari ini. Pada bulan Agustus 2022 lalu, Kementrian Kesehatan RI yang diwakilkan oleh Dante Saksono Harbuwono selaku Wakil Menteri Kesehatan RI mewajibkan seluruh bayi baru lahir untuk menjalani Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) dalam mempermudah deteksi dini potensi kekurangan hormon tiroid yang dapat memicu terjadinya gangguan metabolisme. Kebijakan ini merupakan bagian dari implementasi transformasi layanan primer yang menekankan pada upaya promotif preventif mengingat sebagian besar kasus Hipotiroid Kongenital yang tidak menunjukkan gejala (asimptomatik) di awal usia. Diketahui pada tahun 2022 lalu, terdapat sekitar 1.500 dari 4,4 juta bayi baru lahir di Indonesia berisiko kekurangan hormon tiroid atau hipotiroid kongenital (liputan6.com).


 pelatihan SKH23


Hipotiroid Kongenital (HK) adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium. Walaupun cukup banyak ditemui, namun Hipotiroid Kongenital (HK) sendiri sangat jarang memperlihatkan gejala klinis pada awal kehidupan. Pada kasus dengan keterlambatan penemuan dan pengobatan dini, anak akan mengalami keterbelakangan mental dengan kemampuan IQ dibawah 70. Hal ini akan berdampak serius pada masalah sosial anak. Anak tidak mampu beradaptasi di sekolah formal dan menimbulkan beban ganda bagi keluarga dalam pengasuhannya. Bahkan negara akan mengalami kerugian dengan berkurangnya jumlah dan kualitas SDM pembangunan akibat masalah Hipotiroid Kongenital (HK) yang tidak tertangani secara dini pada bayi baru lahir.


 pelatihan SKH23a


Dengan demikian, deteksi dini sangat penting dalam mencegah terjadinya keterlambatan pengobatan. Dalam mendukung keberhasilan deteksi dini  Hipotiroid Kongenital (HK), maka peran laboratorium diperlukan dalam skrining dan penegakan diagnosis. Oleh karena itu dalam menyediakan pelayanan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan mutu yang standar, maka RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) mengadakan Pelatihan Pengambilan Sampel SHK pada hari Selasa tanggal 21 Februari 2023 pukul 07.30-13.30 WIB di aula Puspa Indah dan dibuka langsung oleh dr. Moch. Jasin, M.Kes selaku Wakil Direktur bidang Medik dan Keperawatan. Peserta IHT terdiri atas bidan dan perawat ruang Seruni, ruang Mawar serta PONEK, staff admin & sebagian ATLM Laboratorium. Sedangkan narasumber yang bertugas adalah dr. Puji Elmiasih, Sp. PK. Sesi kegiatan sendiri terbagi ke dalam tiga sesi, yaitu sesi materi, diskusi dan praktik.


 pelatihan SKH23b


Program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) ini sebenarnya telah diwajibkan sejak tahun 2014 lalu sejak diresmikannya Permenkes RI Nomor 78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital. SHK adalah skrining atau uji saring untuk memilah bayi yang menderita HK dari bayi yang bukan penderita. Tertuang jelas dalam pasal 5 terkait tujuan dari diadakannya SKH adalah untuk mencegah terjadinya hambatan pertumbuhan dan retardasi mental pada bayi baru lahir. Walaupun telah resmi dilakukan sejak tahun 2014 lalu, namun pemerintah kabupaten Bondowoso baru memulai untuk melakukannya sejak tahun 2023 ini. "Terkendala anggaran, Bondowoso baru memulai mewajibkan dilakukannya SKH. Saat ini terdapat kuota pemeriksaan sebanyak 100 bayi di RSDK terkait bahan habis pakai yang tersedia, namun selanjutnya segera diupayakan untuk menambah jumlah BHP tersebut. Perlu diketahui juga bahwa program ini telah menjadi program yang harus dilaksanakan seluruh fasilitas kesehatan dikarenakan pemerintah mewajibkan untuk melakukan SKH pada semua bayi baru lahir di seluruh pelosok wilayah Indonesia." jelas dr. Puji Elmiasih, Sp. PK. selaku pemateri.


 pelatihan SKH23c


Beliau juga menjelaskan bahwa waktu ideal dilakukannya pengambilan sampling SKH adalah 48 hingga 72 jam setelah bayi lahir, dengan batas maksimal usia 14 hari. namun tetap berdasarkan advis dari dokter spesialis Anak selaku dokter penanggung jawab (DPJP). "Sebaiknya sampel tidak diambil dalam 24 jam pertama setelah lahir karena pada saat itu kadar Thyroid-Stimulating Hormone (TSH) masih tinggi dalam darah, jadi dapat memunculkan resiko tinggi atau positif palsu atau false positive." tambah dr. Puji Elmiasih, Sp. PK. Setelah melakukan SKH di ruangan terkait, maka sampel "dry blood" di kertas saring yg juga berisi identitas bayi dianjurkan untuk diangin-anginkan sampai kering (+/- 4 jam), lalu dimasukkan ke dalam plastik. "Perlu diingat bahwa satu spesimen dimasukkan ke dalam satu plastik. Setelah itu dapat diserahkan ke Laboratorium RSDK. Nantinya Laboratorium yang akan mengirimkan sampel yang terkumpul dari ruangan  ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso dengan jadwal pengiriman setiap hari Senin dan Rabu. Kemudian Dinas Kesehatan kab Bondowoso yang akan mengirim sampel- sampel dari semua faskes di Bondowoso ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya setiap hari Selasa dan Kamis untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut."


 pelatihan SKH23d


Untuk wilayah Jawa Timur, sudah ditetapkan (regionalisasi) laboratorium rujukan sampel SKH yaitu Laboratorium RSUD Dr. Soetomo di Surabaya, dan hasil pemeriksaan akan disampaikan kepada Dinas Kesehatan setempat. Jika sampel yang dikirim gagal dibaca maka akan diinfokan dan dikembalikan ke pemegang wilayah masing-masing melalui Dinas Kesehatan terkait. Nantinya perlu dilakukan pengambilan sampel ulang dimana batas waktu yang ditetapkan tidak boleh lebih dari 14 hari. Kemanfaatan yang besar dirasakan oleh seluruh peserta pelatihan kali ini. Harapannya kegiatan kali ini dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensi perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya tentang  Skrining Hipotiroid Kongenital dan cara pengambilan sampelnya. Selain itu, bayi dengan Hipotiroid Kongenital (HK) dapat diberikan tatalaksana dengan segera sehingga dapat terhindar dari disabilitas, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental dan kognitif. (PKRS/SWILING)


pelatihan SKH23e


pelatihan SKH23f

Baca Juga Berita Lainnya
Poling

Bagaimana pelayanan RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso...?

Sangat Baik
Tidak Baik
Cukup
Kurang

Lihat Hasil Polling
Zona Integritas RSU dr. H. KOESNADI Bondowoso

TRAILER ACARA K3RS RSUD dr. H. KOESNADI

Acara K3RS "Sosialisai Program Manajemen Fasilitas dan Kesehatan"

HIMBAUAN PENERAPAN 6 M

TRAILER ATP (Anjungan Transfer Pengetahuan)

STATISTIK PENGUNJUNG
  • Dikunjungi oleh : 630520 user
  • IP address : 18.218.184.214
  • OS : Unknown Platform
  • Browser : Mozilla 5.0
GALERI KEGIATAN TERBARU