dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038
RSDK hari ini. Skizofrenia atau yang sering dikenal dengan sebutan orang gila, gendeng, wong edan ataupun Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) merupakan salah satu fenomena yang umum ditemukan namun memiliki sedikit informasi benar yang beredar di masyarakat. Angka kejadian penderita penyakit skizofrenia mencapai 0,18% yaitu sekitar 495 ribu orang. Disability Adjusted Life Years (DALY) mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 Indonesia menempati urutan pertama kasus skizofrenia dengan DALY rate 321.870 orang. Kemudian disusul oleh negara Filipina, Thailand, dan Malaysia. Tingginya angka kasus skizofrenia juga didukung oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang menunjukkan prevalensi skizofrenia di Indonesia sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga. Artinya, dari 1.000 rumah tangga terdapat 6,7 rumah tangga yang mengidap skizofrenia.
Peningkatan kejadian skizofrenia dipengaruhi oleh banyaknya mitos yang selalu beredar di masyarakat, diantaranya:
- Skizofrenia disebabkan oleh roh halus ataupun ilmu gaib. Padahal skizofrenia adalah suatu gangguan mental yang dapat diobati secara medis
- Kepercayaan masyarakat akan pengobatan traditional yang kurang tepat (dukun dan orang pintar) seringkali menyebabkan penderita terlambat dibawa ke Dokter. Padahal jika dibawa ke Dokter segera setelah timbul gejala, maka besar kemungkinan penderita bisa tertolong
- Penderita skizofrenia seringkali dikucilkan, diasingkan bahkan dipasung. Hal ini dilakukan karena pihak keluarga umumnya merasa malu menerima kenyataan yang ada
- Skizofrenia dianggap penyakit misterius serta dapat mengenai siapa saja sehingga penderitanya seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil dan kurang manusiawi. Padahal skizofrenia adalah penyakit yang diakibatkan oleh factor kompleks dan ada jalan keluar medisnya.
- Penderita skizofrenia dianggap tidak bisa sembuh -> Skizofrenia mungkin akan sangat sulit untuk disembuhkan total, tapi bukan berarti tidak mungkin. Sejauh ini, perawatan yang tepat dan rutin disebut bisa mengontrol sekitar 25 persen pengidap gangguan mental skizofrenia dengan baik.
- Penderita skizofrenia tidak bisa bekerja -> Pengidap gangguan mental ini mungkin akan mengalami kesulitan saat harus menjalani pekerjaan tertentu. Namun, bukan berarti tidak bisa sama sekali. Dengan penanganan dan perawatan yang tepat, orang dengan gangguan skizofrenia biasanya akan menemukan satu atau dua keahlian dan pekerjaan yang bisa dilakukan dengan baik.
- Penderita skizofrenia memiliki Tingkat kecerdasan yang rendah -> Pengidap skizofrenia mungkin mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes, termasuk yang membutuhkan tingkat pemahaman, perhatian, dan memori yang tinggi. Namun, bukan berarti pengidap gangguan ini memiliki tingkat kecerdasan yang rendah. Pada beberapa kasus, orang yang memiliki skizofrenia diketahui memiliki tingkat kreativitas yang sangat tinggi.
Sebagai upaya pemberian informasi yang benar kepada masyarakat, RSUD dr H. Koesnadi (RSDK) mengadakan sosialisasi kesehatan bertemakan Skizofrenia pada hari Kamis tanggal 8 Agustus 2024 pukul 07.30 - 08.20 WIB bertempat di ruang tunggu poli Psikiatri. Petugas pemberi edukasi yaitu Muhamad Dwi Eka Putra. selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember (FK UNEJ) yang dibimbing langsung oleh dr. Dewi Prisca Sembiring, Sp.KJ selaku Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dan Yeni Irawati, S.Kep.Ns selaku perawat terampil di Poli Psikiatri RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Selain Muhamad Dwi Eka Putra terdapat juga dua mahasiswa lainnya yaitu Elok Azizatul Maqhfiroh serta Maureta Salsabila Dinamika.
“Skizofrenia merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa yang biasanya berlangsung menahun dan menimbulkan gangguan dalam kemampuan fungsi sosialnya. Penderita mengalami gangguan pada pikiran, perasaan dan tingkah lakunya sehingga tidak dapat berpikir atau bertingkah laku secara wajar. Skizofrenia disebabkan oleh beberapa faktor seperti stress atau gangguan psikis yang berat. Selain itu, adanya penyakit dan cedera di bagian otak juga dapat menyebabkan skizofrenia.” jelas Muhamad Dwi Eka Putra. Beliau juga menambahkan gejala skizofrenia yang biasanya timbul secara perlahan dan sulit dikenali, meliputi:
- Penderita mudah curiga
- Cenderung depresi, cemas, tegang, gampang marah, cepat tersinggung dan perasaannya cepat berubah
- Mengalami gangguan tidur
- Nafsu makan berubah karena tidak dapat menikmati aroma makanan tersebut
- Kehilangan energi dan motivasi
- Lebih susah mengingat dan berkonsentrasi
- Penderita merasa segala sesuatu di sekitarnya berubah sehingga ia merasa asing di lingkungannya sendiri
- Penderita percaya bahwa pikirannya menjadi lebih cepat atau lebih lambat
- Terjadi gangguan pada pekerjaan atau sekolahnya
- Terjadi penarikan diri dari kehidupan sosialnya
- Timbul pikiran dan keyakinan yang tidak wajar atau tidak biasa dan mengarah ke halusinasi
“Jika lebih dispesifikkan kembali, gejala utama dari penyakit skizofrenia adalah adanya halusinasi, adanya waham, bicara ngelantur, emosi tidak stabil serta fungsi kognitif berkurang. Terkait factor penyebabnya sendiri ada 3 sebab utama. Pertama factor keturunan Dimana jika memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami masalah serupa peluang terjadinya skizofrenia juga meningkat. Kedua adalah adanya penyakit berat seperti kejang, riwayat cedera kepala, sakit tiroid, dan penyalahgunaan NAPZA. Ketiga adalah factor situasi kehidupan yang berat seperti adanya kekecewaan mendalam, keinginan yang tidak tercapai. Kehilangan dan lain sebagainya.” ungkap Muhamad Dwi Eka Putra.
Terkait cara mengatasi penyakit skizofrenia Muhamad Dwi Eka Putra menjelaskan bahwa terdapat 4 hal utama yang perlu dilakukan. Pertama pemberian obat-obatan seperti obat anti-psikotik tablet, suntik jangka pendek dan jangka Panjang. Kedua psikoterapi contohnya terapi percakapan. Ketiga adalah rehabilitasi psikososial yaitu dengan mengembalikan fungsi-fungsi kehidupannya yang hilang. Terakhir yaitu dukungan social terutama peran keluarga dan masyarakat sekitar dalam perjalanan pemulihan bagi pengidap skizofrenia.
Muhamad Dwi Eka Putra juga menitikberatkan kepada pentingnya pengobatan dan peran penting keluarga untuk kesembuhan penderita penyakit skizofrenia. "Pengobatan wajib dijalankan sesuai dosis yang dianjurkan. Jangan takut overdosis karena obat penyakit skizofrenia ini bukan narkotika. Dosis biasanya akan diturunkan sedikit demi sedikit sesuai dengan kemajuan dari pasien." Beliau juga mengibaratkan obat penyakit skizofrenia sebagai Handphone. "Obat skizofrenia sama dengan HP, jika batrai habis maka HP akan mati dan tidak dapat digunakan. Begitu pula dengan obat skizofrenia, cara kerjanya adalah dengan cara menghantarkan setrum yang pas ke penderitanya. Obat akan dihentikan ketika pada dosis yang paling kecil, pasien sudah dapat normal kembali." Sebagai penutup, Muhamad Dwi Eka Putra mengingatkan peran penting keluarga dalam kesembuhan pasien skizofrenia. "Tanpa adanya dukungan dari pihak keluarga, penderita skizofrenia akan sulit mengalami kesembuhan terutama untuk dapat bersosialisasi kembali." ujarnya. “Diawali dengan disabilitas, pemulihan sebagai tujuan dan rehabilitasi adalah solusinya.” ungkap Muhamad Dwi Eka Putra. Tak lupa juga beliau juga menginfokan kembali jika poli Psikiatri RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) selalu siap memberikan layanan terbaiknya kepada seluruh masyarakat. “Jangan takut dan ragu, karena layanan kesehatan terbaik dan prima akan diberikan secara nyata oleh poli Psikiatri RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Monggo segera dikunjungi jika ingin memeriksakan diri ataupun berkonsultasi dengan tenaga medis dan tenaga kesehatan terampil dan professional.” jelasnya. (PKRS/SWILING)
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, RSDK Adakan Edukasi Kesehatan & Tes Kesehatan Gratis Di CFD
- Mengawali Bulan September dengan Peraturan Terbaru tentang Penggunaan Pakaian Dinas Lingkungan RSDK
- Citizen's Charter 2022- Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik RSDK
- Operasi Prosedur Abdominoperineal Pertama di Kabupaten Bondowoso
- RBM Pencegahan & Tatalaksana LBP Di Bidang Rehabilitasi Medik Bersama Puskesmas Wringin
- RSDK Adakan Sosialisasi Diet Rendah Serat Bersama Ahli Gizi Profesional
- RSDK Tingkatkan Mutu Pelayanan Dengan Menambah Dokter Spesialis Di Poli Rehabilitasi Medik
- Serunya Kegiatan Donor Darah Rutin RSDK dan PMI Bondowoso
- Poli Urologi Kenalkan Penyakit Pembesaran Kelenjar Prostat, Penyakit yang Sering Terjadi pada Pria
- PENERIMAAN TENAGA COVID 19
- Apel Pagi Rutin, RSDK Tekankan Untuk Tingkatkan Selalu Mutu Pelayanan Kepada Masyarakat
- Dokter Bedah Saraf RSDK Dapatkan Keberhasilan Paripurna Operasi Subdural Hematom Kronis
- RSDK Tingkatkan Mutu Pelayanan Dengan Menambah Pelayanan Di Poli Urologi
- Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Paru, RSDK Open Rekrutmen Penerimaan Dokter Spesialis Paru
- Pengumumuan Peserta Yang lolos CAT
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Juli 2024, Simak dan Ketahui Jadwal Dokter Favoritmu
- RSDK Berikan Penghargaan Kepada 5 Unit Layanan Dengan IKM Tertinggi
- Cegah Penyebaran Infeksi, RSDK Adakan Edukasi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih Sehat Di RS
- Inovasi Layanan PT POS Siap Antarkan Obatmu Menjadi Primadona Di Kalangan Masyarakat
- Kotak Saran RSDK, Fasilitas Layanan Terpadu Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Publik
- Dikunjungi oleh : 758898 user
- IP address : 3.236.86.184
- OS : Unknown Platform
- Browser :