
dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038

RSDK hari ini. Menurut World Health Organization (WHO) pengertian Rumah Sakit (RS) adalah suatu bagian menyeluruh (integritas) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan. Jadi tak mengherankan jika Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) mengungkapkan bahwa Rumah Sakit (RS) merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena Rumah Sakit (RS) menjadi sebuah perkumpulan untuk segala kuman penyakit atau agen infeksius yang siap untuk menginfeksi tubuh, baik bakteri, jamur, parasit hingga virus.
Kuman penyakit atau agen infeksius tersebut dapat hidup dan berkembangbiak pada lingkungan Rumah Sakit (RS), sebagai contoh pada ruang operasi dan juga ruang perawatan. Kuman penyakit yang berada di Rumah Sakit (RS) dapat hidup dan berkembang pada air, udara, makanan, lantai, dinding, dan benda-benda medis maupun non medis sekalipun. Kuman penyakit yang biasanya terdapat di Rumah Sakit (RS) dan akan menginfeksi di Rumah Sakit (RS) antara lain, yaitu Bacillus sp., Staphylococcus sp., Streptococcus sp., Pneumococcus sp., Coliform, virus hepatitis, Clostridium sp. Berikut adalah rinciannya
- Tirai pembatas tempat tidur -> menurut studi dalam American Journal of Infection Control dari sepuluh gorden pembatas yang baru dibersihkan dan dalam dua minggu, hampir 90 persen gorden telah dihuni bakteri berpotensi berbahaya yang kebal antibiotik, yaitu Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
- Gagang pembatas tempat tidur -> menurut Journal of Clinical Microbiology kuman penyakit juga bisa hidup selama berminggu-minggu di permukaan stainless steel dan permukaan keras lainnya di Rumah Sakit (RS). Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) bisa bertahan hingga hampir setahun dan jenis bakteri tertentu seperti Clostridium difficile yang menyebabkan diare dapat hidup selama berbulan-bulan.
- Meja makan pasien -> menurut Journal of Infection Control & Hospital Epidemiology menyebutkan bahwa meja makan untuk pasien di tempat tidur juga merupakan salah satu benda yang bisa menjadi tempat tinggal kuman penyakit karena sering disentuh.
- Tiang infus -> menurut Journal of Clinical Microbiology menyebutkan bahwa tiang menggantung infus yang bisa dibawa oleh pasien maupun tenaga kesehatan ditemukan menyimpan koloni bakteri berbahaya penyebab Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), serta bakteri Enterococci (VRE) yang resistan terhadap antibiotik
- Tombol elevator -> menurut Journal of Antimicrobial Resistance & Infection Control bakteri penyebab penyakit yang ditemukan di tombol elevator Rumah Sakit (RS) antara lain Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), E. coli yang menyebabkan diare, serta Acinetobacter yang dapat menyebabkan pneumonia dan meningitis.
- Lengan kursi tempat duduk pengunjung -> menurut Journal of Clinical Microbiology ditemukan adanya bakteri Enterococci yang kebal antibiotik dapat menyebabkan infeksi luka yang sulit disembuhkan atau infeksi saluran kemih di furniture dan beberapa peralatan di Rumah Sakit (RS)
- Pegangan pintu -> menurut Journal of Antimicrobial Resistance & Infection Control diperkirakan 30 persen gagang pintu di Rumah Sakit (RS) terkontaminasi Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Selain menginfeksi melalui segala peralatan yang tersebar di Rumah Sakit (RS), ternyata terdapat pula kuman penyakit yang berada di udara bebas walaupun dalam jumlah yang kecil dibandingkan dengan di air maupun tanah. Kuman penyakit yang ada di udara terbagi ke dalam dua area utama yaitu kuman penyakit di luar ruangan maupun kuman penyakit di dalam ruangan. Kuman penyakit luar ruangan yang paling banyak ditemukan yaitu spora jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus. Sedangkan kuman penyakit yang ada di dalam ruangan bakteri yaitu Tuberculosis sp., Streptococcus sp., Pneumococcus sp., dan Staphylococcus sp. Kuman penyakit ini dapat tersebar di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Maka dari itu harus ada perhatian yang sangat khusus untuk menjaga kebersihan lingkungan Rumah Sakit (RS) dan pengendalian yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi dari kuman penyakit kepada manusia secara langsung maupun secara tidak langsung.
Bagi RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ini dilakukan oleh Komite PPI. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang selanjutnya disingkat PPI adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan. Pelaksanaan PPI ini dilakukan oleh komite atau tim PPI pada praktik mandiri tenaga kesehatan dilakukan dibawah koordinasi Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten/kota (15/2/2024).
Komite atau Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) merupakan organisasi nonstruktural pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mempunyai fungsi utama menjalankan PPI serta Menyusun kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk pencegahan infeksi yang bersumber dari masyarakat berupa Tuberkulosis, HIV (Human Immunodeficiency Virus), dan infeksi menular lainnya. Komite atau Tim PPI dibentuk untuk menyelenggarakan tata kelola PPI yang baik agar mutu pelayanan medis serta keselamatan pasien dan pekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan terjamin dan terlindungi. Berikut adalah tugas dari komite PPI RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK):
- Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
- Melaksanakan sosialisasi kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan
- Membuat Standar Prosedur Operasional (SOP) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
- Menyusun program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan kejadian luar biasa HAIs (Healthcare Associated Infections)
- Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
- Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan Rumah Sakit (RS) dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
- Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan aman bagi yang menggunakan
- Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
- Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan
- Berkoordinasi dengan unit lain dalam hal Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit,
- Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodic mengkaji kembali rencana manajemen Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) apakah telah sesuai kebijakan manajemen Rumah Sakit
- Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
- Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi
- Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari standart prosedur atau monitoring surveilans proses
- Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila ada KLB di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Tentu saja dalam kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), komite PPI RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) yang terdiri atas tenaga professional akan selalu sigap memberikan yang terbaik. Anggota komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) terdiri atas:
- Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) atau perawat Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
- Infection Prevention Control Doctor (IPCD) atau dokter Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) terdiri atas dokter wakil tiap Kelompok Staf Medik (KSM), dokter ahli epidemiologi, dokter mikrobiologi, serta dokter patologi klinik
- Anggota komite lainnya terdiri atas tim DOTS, tim HIV, laboratorium, farmasi, sterilisasi, laundry, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), sanitasi lingkungan, pengelola makanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan kamar jenazah
“Seluruh kegiatan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dikomando langsung oleh dr. Puji Elmiasih, Sp. PK selaku ketua komite dan dr. Hariono, Sp. B selaku Infection Prevention Control Doctor (IPCD) atau dokter Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Alhamdulillah selalu diberikan nikmat untuk memberikan kemanfaatan yang besar untuk semuanya, baik pasien, pengunjung, masyarakat maupun petugas di lingkungan Rumah Sakit (RS).” jelaskan Eny Yuliati, S.Kep, Ns.,M.Mkes selaku Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) atau perawat Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Selain Eny Yuliati, S.Kep, Ns.,M.Mkes terdapat juga beberapa perawat professional lain yang termasuk ke dalam Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) yaitu:
- Eny Yuliati, S.Kep, Ns.,M.Mkes,
- Novi Satyaningrum, Skep, Ns., dan
- Ahmad Safi`i, S.Kep, Ns.
Terkait kegiatan yang sering dilakukan oleh tim Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) sendiri, Novi Satyaningrum, Skep, Ns., menjelaskan bahwa terdapat 11 kegiatan utama dan 3 kegiatan tambahan yang dilakukan, namun terkait kegiatan yang paling sering dilakukan antara lain
- Edukasi kepada pasien, pengunjung, penunggu pasien dan petugas kesehatan
- Melaksanakan surveilans infeksi dengan melakukan kunjungan kepada pasien yang berisiko
- Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius
- Melakukan koordinasi antar departemen / unit dalam mmendeteksi, mencegah, dan mengendalikan infeksi di rumah sakit
- Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada mahasiswa praktuk dan tenaga baru
- Infection Control Risk Assassement (ICRA) yaitu penilaian resiko dampak renovasi atau kontruksi.
Terimakasih atas dukungan, kepercayaan hingga apresiasi yang begitu besar kepada RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) terkhususkan di komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Kami akan terus berbenah memberikan pelayanan yang terbaik dan optimal, mohon doa nya selalu agar kami tetap dan terus beramanah memberikan pelayanan kesehatan yang terus maksimal. Jayalah selalu komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) berikanlah kasih sayang dalam ketulusan pelayananmu sehingga derajat kesehatan masyarakat dan pengendalian infeksi dapat tercipta secara prima dan maksimal di lingkungan RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Salam Sehat. (PKRS/SWILING).

- Adakan Siaran Radio Interaktif, Kenali Layanan Laparoskopi Dengan Berbagai Keunggulannya
- Hari Kesehatan Nasional ke - 56
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Juli 2023 Minggu Pertama, Simak & Ketahui Jadwal Dokter-Mu
- Mendukung Pemberian Layanan Kesehatan Prima, Yuk Kenali Pelayanan Penunjang Yang Ada Di RSDK
- Off The Record Pembuatan Video Pelayanan Publik Hari Terakhir Berjalan Dengan Canda Riang
- Jadwal Poli Rawat Jalan Bulan Juli 2022
- Selamat kepada Plt.Direktur RSU dr.H.Koesnadi bondowoso masuk nominasi radar Jember award 2019
- RSDK Meningkatkan Kualitas Pelayanannya Dengan Menyediakan 2 Dokter Spesialis Terbarunya
- PENERIMAAN TENAGA COVID 19
- Launching Modular Operating Theater oleh Direktur RSDK
- Pengumuman Hasil Tes Kompetensi Rekrutment Tenaga Non PNS BLUD
- Pojok Taman Bermain, Tempat Favorit Menunggu Antrian
- Pengumumuan Kelulusan Rekrutmen TENAGA COVID 19
- Paviliun Seruni Adakan Edukasi Kesehatan tentang Perawatan Metode Kanguru (PMK)
- Prioritaskan Profesionalisme Kerja, RSDK Utamakan Safety Dalam Excellent Servicenya
- Sempat Terkendala Mati Lampu, Festival Muharram Tetap Berjalan Optimal
- Pengumuman Lomba Penerapan 5R Terbaik di RSDK
- RSDK-Dinsos-Dinkes: Screening Kesehatan Persiapan Baksos Katarak Bersama Kemensos
- Kasus BPH Meningkat Tahun Ke Tahun, RSDK Siasati Dengan Adakan Edukasi Melalui Siaran Radio
- Meningkatnya Pasien COR di RSDK, Poli Bedah Saraf Lakukan Edukasi tentang COR Dan Penanganannya
- Dikunjungi oleh : 1013239 user
- IP address : 216.73.216.185
- OS : Unknown Platform
- Browser : Mozilla 5.0