dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038
RSDK hari ini. Hepatitis B adalah penyakit yang menimbulkan peradangan pada organ hati dan biasanya disebabkan oleh virus hepatitis B. Infeksi hepatitis B umumnya tidak bertahan lama dalam tubuh penderita dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diobati. Kondisi ini disebut infeksi hepatitis akut atau hepatitis B akut. Hepatitis B sering kali tidak menimbulkan gejala sehingga penderitanya tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi. Meski demikian, gejala tetap bisa muncul 1-5 bulan setelah terpapar virus, hal ini dikarenakan masa inkubasi virus penyebab infeksi ini berkisar antara 60-150 hari (rata-rata 90 hari). Gejala yang bisa muncul antara lain demam, sakit kepala, mual, muntah, lemas, serta penyakit kuning. Walaupun demikian, infeksi hepatitis B juga bisa menetap dan bertahan dalam tubuh seseorang atau menjadi kronis. Infeksi hepatitis B kronis dapat menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti sirosis atau kanker hati.
Menurut World Health Organization (WHO), terdapat lebih dari 2 miliar orang di dunia yang telah terinfeksi hepatitis B. Sebanyak 240 juta di antaranya berlanjut pada kondisi kronis, seperti sirosis dan kanker hati. Sementara kematian yang tercatat mencapai 700.000 orang per tahun. Di Indonesia, prevalensi hepatitis B mencapai 7,1% atau sekitar 18 juta penduduk. Sebanyak 50% di antaranya berisiko mengalami kondisi kronis. Yang perlu digarisbawahi adalah tenaga medis dan tenaga kesehatan merupakan kelompok yang paling berisiko terpapar virus Hepatitis B. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, prevalensi Hepatitis B pada named dan nakes di Indonesia saat ini sebesar 4,7%. Sedangkan proporsi nakes yang memiliki antibodi anti-HBs+ sebesar 36,7%.
Mengapa tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi kelompok berisiko yang sangat rentan akan penularan virus hepatitis B? Seorang tenaga kesehatan dapat mengidap penyakit ini disebabkan oleh penularan darah dari pengidapnya. Penularan darah ini dapat terjadi melalui kulit yang terluka akibat jarum, pisau, dan benda tajam lainnya yang terpapar darah pengidap. Selain itu, orang tersebut juga dapat mengidap hepatitis D disebabkan oleh paparan selaput lendir dari cairan tubuh pengidapnya. Para tenaga kesehatan yang dapat berisiko mengidap hepatitis D adalah perawat, dokter, teknisi laboratorium, hingga tenaga kebersihan dari rumah sakit tersebut. Di samping itu, kondisi tersebut juga dapat terjadi akibat menurunnya kewaspadaan yang menyebabkan kecelakaan kerja terjadi. Faktor risiko yang menyebabkan seseorang terserang oleh virus tersebut adalah terdapat darah pengidap hepatitis D pada alat yang digunakan dan masuk ke tubuh seseorang. Selain itu, hepatitis D disebabkan oleh jarum yang sehabis digunakan oleh pengidap hepatitis, kemudian menusuk tenaga kesehatan hingga ke pembuluh darah arteri atau vena. Pencegahan risiko tersebut dengan cara menggunakan pelindung saat kontak dengan darah atau cairan tubuh pengidapnya yaitu dapat menggunakan sarung tangan, masker, kacamata pelindung, dan hal lainnya yang digunakan untuk meminimalisir risiko yang mungkin saja terjadi pada orang lain yang tidak mengidap penyakit tersebut.
Sebagai salah satu bentuk perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari tenaga medis dan tenaga kesehatan di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK), maka pada tanggal 1-15 Agustus 2024 dilaksanakan kegiatan vaksinasi hepatitis B berdasarkan Surat Perintah Tugas Direktur Nomor 800/ 109/ 430.10.7/ 2024. Berikut adalah susunan petugas dari tim vaksinasi Hepatitis B di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK)
- dr. Moch. Jasin., M.Kes. FISQUA selaku pengarah
- dr. Triyanto Budi Reksono, M.MKes selaku ketua tim vaksinasi
- Wibie Sukma selaku tim petugas pendaftaran, pencatatan dan observasi
- Ermin Triastutik, S.Kep.,Ns selaku tim vaksinator
- Kartika Susilawati, A.Md.Kep selaku tim vaksinator
- Linda Dwi Astutik, S.Kep.,Ns selaku tim vaksinator
- Alfisahri Rahmah, S.Kep.,Ns selaku tim vaksinator
- Yunida Rachmawati, Amd.Kep selaku tim vaksinator serta
- Jeni Adianto, Amd.Kep. selaku tim vaksinator
“Semua orang berisiko terinfeksi virus hepatitis B. Namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tenaga kesehatan justru paling berisiko tinggi terinfeksi hepatitis B. Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan menunjukkan sebanyak sekitar 7000 tenaga kesehatan di Indonesia terinfeksi hepatitis B. Prevalensi infeksi hepatitis, terutama hepatitis B pada tenaga kesehatan 10 kali lebih besar dibandingkan dengan populasi umum. Risiko tinggi terpapar infeksi hepatitis berasal dari pasien yang bisa didapatkan melalui darah ataupun cairan tubuh lain dalam perawatan ataupun keperluan laboratorium. Paling banyak terjadi saat menggunakan alat dan sebelum membuang alat. Oleh karena itu, perlindungan berupa vaksinasi penyakit Hepatitis B harus diberikan. Vaksinasi dilakukan dari tanggal 1-15 Agustus 2024 di dua lokasi yaitu Gedung Perpustakaan khusus karyawati serta Poli Umum khusus karyawan RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK).” jelaskan Jeni Adianto, Amd.Kep. selaku tim vaksinator.
Saat ditanya apakah seluruh karyawan dan karyawati telah melaksanakan vaksinasi hepatitis B, dr. Triyanto Budi Reksono, M.MKes selaku ketua tim vaksinasi menyebutkan hamper seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) mendapatkan haknya dalam proses vaksinasi kali ini. “Ada beberapa karyawan maupun karyawati yang tidak dapat melakukan vaksinasi hepatitis B dikarenakan beberapa kondisi khusus seperti demam tinggi dengan suhu badan 38.2oC, menderita penyakit infeksi akut hingga memiliki riwayat penyakit diabetes maupun penyakit hati kronis.” jelaskan dr. Triyanto Budi Reksono, M.MKes. Beliau juga menghimbau agar seluruh karyawan dan karyawati yang telah mengikuti vaksinasi tahap 1 agar teratur dan mengikuti dua tahapan sisanya. “Pemberian vaksin hepatitis B akan dilakukan sebanyak 3 kali. Jadi harap mengikuti jadwal penyuntikan vaksin yang telah ditentukan. Pemeriksaan titer antibodi pascavaksinasi bisa dilakukan pada 1–3 bulan setelah vaksinasi terakhir.” ungkapnya (15/08/2024).
Terkait kegiatan vaksinasi ini merupakan program rutin setiap 5 tahun sekali yang menjadi program kerja nyata dari komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS). “Kegiatan ini bertujuan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit khususnya tenaga medis dan tenaga kesehatan melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK).” ungkap Ashad Rizki Akbar, S.Kep.,Ns selaku penyelenggara sekaligus tim komite K3RS. “Sebagai pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat, tentunya kita sebagai tenaga pemberi dan penyedia layanan kesehatan harus bebas dari rasa takut akan keamanan dan kesehatan kita. Bagaimana kita bisa memberikan layanan yang terbaik jika masih terbayang-bayang rasa ketakutan akan peluang berisiko tinggi dari seluruh hazard yang ada di lingkungan Rumah Sakit. Nah kegiatan vaksinasi hepatitis B rutin setiap 5 tahun sekali adalah jawaban dari segala kerisauan dan ketakutan ini.” ujarnya. (PKRS/SWILING)
- Sharing dan Edukasi Kesehatan Penyakit Demensia (Pikun) Bersama Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNEJ
- Gagal Jantung Penyebab Utama Kematian Di Dunia, Canangkan Hidup Sehat Sayangi JantungMu
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Juni 2024, Simak dan Ketahui Jadwal Dokter Favoritmu
- Kolaborasi PMI dan RSUD dr.H. Koesnadi gelar Donor Darah
- LINK TES SELEKSI PERAWAT COVID-19 RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso 2020
- Pembuatan Video Zona Integritas RSDK, Buktikan Komitmen Menuju WBK dan WBBM
- Semarak RSDK Dalam Pembukaan Festival Muharram Bondowoso 2024, Menggelar Karya Meraih Prestasi
- Rayakan Hari Perawat Nasional, PPNI RSDK Adakan Bagi Takjil Di Lingkungan RS
- Hari Kesehatan Nasional ke - 56
- HASIL DAN PEMBAHASAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT TRIWULAN IV TAHUN 2016
- Mendukung Pemberian Layanan Kesehatan Prima, Yuk Kenali Pelayanan Penunjang Yang Ada Di RSDK
- Prioritaskan Profesionalisme Kerja, RSDK Utamakan Safety Dalam Excellent Servicenya
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, RSDK Adakan Edukasi Pencegahan Penyakit Ginjal Di Radio Mahardhika
- Perhatikan Cuaca Ekstrem Hantam Jawa Timur, RSDK Adakan Penyuluhan Pencegahan Penyakit Menular
- Aksi Bersama RSDK, Siapkan Sajian Iftor Bagi Pengunjung Selama Bulan Ramadhan
- Halo Apoteker RSDK Raih Terbaik 2 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Kabupaten Bondowoso Tahun 2024
- Kasus Pilu Anak Usia 8 Tahun Yang Mengharuskan Dokter Orthopedi RSDK Melakukan Amputasi Lengan
- Tren Operasi Caesar Meningkat, RSDK Adakan Penyuluhan Mobilisasi Dini Pasca Operasi Caesar
- RSDK-PMI Bondowoso, Setetes Darah Anda adalah Nyawa untuk Mereka
- Exit Conference Tanda Survey Akreditasi Telah Usai, Surveyor Sampaikan Kekuatan RSDK
- Dikunjungi oleh : 758776 user
- IP address : 3.236.86.184
- OS : Unknown Platform
- Browser :