
dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038

RSDK hari ini. Perayaan Kusta Sedunia secara rutin dilakukan pada hari minggu terakhir di bulan Januari, dan pada tahun 2024 jatuh pada tanggal 28 Januari. Tema perayaan yang diangkat adalah "Beat Leprosy" atau "Kalahkan Kusta". Tema ini mengusung dua tujuan penting yakni mengeradikasi atau menghilangkan stigma terkait kusta, dan meningkatkan martabat orang-orang yang terdampak penyakit kusta. Tema ‘Beat Leprosy’ sekaligus menjadi pengingat perlunya aspek sosial dan psikologis dalam penanganan kusta, di samping upaya medis untuk menghilangkan penyakit tersebut. Diharapkan, penyakit kusta tidak lagi menjadi sumber stigma melainkan sebuah kesempatan untuk menunjukkan kasih sayang dan saling menghormati satu sama lain (infomase.id).
Kusta menjadi salah satu dari beberapa penyakit yang dikategorikan sebagai Neglected Tropical Disease (NTD) atau penyakit tropis yang terabaikan. Penyakit ini masih ditemukan di lebih dari 120 negara di dunia, dengan 200 ribu kasus baru dilaporkan setiap tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa tiga besar negara penyumbang kasus kusta terbanyak adalah India, Brasil, dan Indonesia. Kementerian Kesehatan RI pada Januari 2022 lalu menyebut terdapat 13.487 penderita kusta dan penemuan kasus baru pada 2021 mencapai 7.146 kasus. Sebanyak 15,4 persen pasien kusta mengalami kecacatan akibat keterlambatan penanganan penyakit. Secara nasional, jumlah penderita kusta di Indonesia kurang dari 1 orang tiap 10.000 penduduk.
Tingginya prevalensi penyakit kusta, membuat RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) turut serta melaksanakan aksi positif dalam mendukung program eliminasi kusta yang diusung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2024. Oleh karenanya pada hari Rabu tanggal 31 Januari 2024 pukul 08.00-09.00 WIB dilaksanakankah sosialisasi kesehatan di ruang tunggu poli Kulit dan Kelamin. Pemberi edukasi kesehatan yang bertugas yaitu Yulianingsih, Amd. Kep selaku tenaga kesehatan professional. Tema sosialisasi kesehatan kali ini adalah Yuk Kalahkan Kusta.
“Penyakit kusta atau lepra atau Morbus Hansen adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi dan saluran pernafasan. Penyebab utamanya adalah infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui percikan cairan dari saluran pernafasan (droplet) yaitu ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin.” jelaskan Yulianingsih, Amd. Kep. Beliau juga menjelaskan bahwa Seseorang dapat tertular kusta jika terkena percikan droplet dari pasien Kusta secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, bakteri penyebab Kusta tidak dapat menular kepada orang lain dengan mudah, selain itu bakteri Mycobacterium leprae membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak di dalam tubuh penderita. Kusta dapat menular jika terjadi kontak dalam waktu yang lama. Kusta tidak menular karena bersalaman, duduk bersama, Kusta tidak menular dari ibu ke janinnya.
Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena Kusta, di antaranya :
- Bersentuhan dengan hewan penyebar bakteri Kusta, seperti Armadillo.
- Menetap atau berkunjung ke kawasan endemik Kusta.
- Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh.
- Melakukan kontak dengan seseorang yang alami infeksi, seperti bersin atau batuk.
- Kontak dekat dan berulang dengan seseorang yang mengidap penyakit ini yang tidak diobati dalam waktu lama.
- Tinggal di area endemik Kusta.
Saat ditanya mengenai gejala yang muncul dari penyakit Kusta, Yulianingsih, Amd. Kep mengungkapkan bahwa akan muncul bercak putih seperti panu yang biasanya bagian tersebut mati rasa; ada tonjolan di kulit, kulit menebal, kaku dan kering; muncul bisul yang tidak sakit di telapak kaki; terdapat benjolan atau pembengkakan yang tidak sakit di wajah atau daun telinga; bulu mata dan alis rontok cukup banyak; tangan dan kaki yang terdampak lemas atau mengalami kelumpuhan otot, saraf di sekitar siku, lutut, samping leher, atau dada membengkak, gangguan penglihatan jika penyakit menyerang saraf wajah, hidung tersumbat serta gampang mimisan. “Jika menemui gejala-gejala di atas maka segeralah menuju ke fasilitas kesehatan terdekat. Sebelum didiagnosis menderita penyakit kusta, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu dengan melaksanakan tiga pemeriksaan utama yaitu pemeriksaan bakterioskopik, pemeriksaan histopatologis serta pemeriksaan serologis.” ungkapnya. Pemeriksaan bakterioskopik dibuat dari kerokan jaringan kulit di beberapa tempat, diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat adanya bakteri Lepra. Pemeriksaan Histopatologis bertujuan untuk melihat perubahan jaringan dikarenakan infeksi. Sedangkan pemeriksaan serologis didasarkan atas terbentuknya antibodi pada tubuh seseorang akibat infeksi.
“Penanganan utama dari penyakit Kusta adalah dengan memberikan obat-obatan hingga Tindakan pembedahan. Metode pengobatan utama adalah dengan obat antibiotik. Penderita kusta akan diberi kombinasi beberapa jenis antibiotik selama 1-2 tahun. Jenis, dosis dan durasi penggunaan antibiotik akan ditentukan berdasarkan jenis kusta yang diderita. Di Indonesia pengobatan Kusta umumnya dilakukan dengan metode MDT atau Multidrug Therapy yakni pengobatan yang mengombinasikan 2 (dua) antibiotik atau lebih. Sedangkan teknik pembedahan umumnya akan dilakukan sebagai penanganan lanjutan. Operasi bagi penderita Kusta bertujuan untuk menormalkan fungsi saraf yang rusak, memperbaiki bentuk tubuh yang cacat serta mengembalikan fungsi anggota tubuh.” jelaskan Yulianingsih, Amd. Kep. Beliau juga menekankan bahwa sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah Kusta. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat merupakan upaya terbaik untuk mencegah komplikasi dan penularan kusta. Selain itu, menghindari kontak dengan hewan pembawa bakteri Kusta juga penting untuk mencegah Kusta.
Gerakan terpadu untuk memberikan informasi mengenai penyakit Kusta kepada masyarakat, terutama di daerah endemik, merupakan langkah penting agar para penderita mau memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan. Pemberian informasi ini juga diharapkan dapat menghilangkan stigma negatif tentang Kusta dan diskriminasi terhadap penderita Kusta. Sebagai informasi tambahan Yulianingsih, Amd. Kep. juga menjelaskan komplikasi penyakit Kusta jika tidak ditangani dan segera mendapatkan bantuan dari tenaga medis professional, diantaranya adalah
- Mati rasa
- Glaukoma
- Kebutaan
- Gagal ginjal
- Kerusakan bentuk wajah.
- Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung.
- Kemandulan pada pria.
- Lemah otot
- Kerusakan saraf permanen di luar otak dan saraf tulang belakang, termasuk pada lengan, tungkai kaki, dan telapak kaki.
- Cacat permanen, seperti alis hilang, cacat pada jari kaki, tangan, dan hidung.
- Selain itu diskriminasi yang dialami penderita dapat mengakibatkan tekanan psikologis atau bahkan depresi. Hal tersebut berisiko memunculkan keinginan penderitanya untuk melakukan percobaan bunuh diri.
Kegiatan sosialisasi kesehatan kali ini berjalan lancar dan diakhiri dengan pembagian souvenir cantik. Kami ucapkan selamat kepada beberapa orang yang beruntung yaitu ibu Farida dari Kejayan, bapak Ismail dari Tlogosari beserta bapak Darmono dari Penambangan. RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) akan terus membantu masyarakat dengan cara meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatannya. Jangan lupa, pelayanan Poli Kulit dan Kelamin RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) kami akan membantu sekuat tenaga dan setulus hati setiap hari Senin hingga Jum’at. Salam Sehat. (PKRS/SWILING)

- Adakan Siaran Radio Interaktif, Kenali Layanan Laparoskopi Dengan Berbagai Keunggulannya
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan November, Simak dan Cari Tau Jadwal Dokter Favoritmu
- Sediakan Tes Tensi & Gula Darah Gratis, Masyarakat Berbondong-Bondong Kunjungi Tenda Bazar RSDK
- Teruskan Perjuangan Para Pejuang Kemerdekaan, RSDK Himbau Untuk Utamakan Pelayanan Prima
- Edukasi Kesehatan Tentang " Pentingnya Pengetahuan kesehatan tulang dan sendi "
- Telah Dibuka Layanan Pengantar Obat Hasil Kerjasama RSDK Dan PT Pos Indonesia
- Kedatangan TIM Visitasi KBK Kabupaten Bondowoso
- Instalasi Bedah Sentral RSDK Dilengkapi Alat Canggih Serta Tenaga Medis Dan Tenaga Kesehatan Terampi
- Lambangkan Optimisme, Paviliun Krisan Siap Tebarkan Kebaikan Dalam Pelayanannya
- RSDK, Dinkes, Puskesmas, Kita Adalah Kesatuan Dalam Organisasi Pelayanan Kesehatan
- Serah Terima Plakat Paripurna Bintang Lima, Direktur RSDK Ingatkan Akan Peninjauan PPS
- Semangat dan Terus Berprestasi RSDK
- Citizen's Charter 2022- Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik RSDK
- Lebih dari Setengah Miliar Manusia di Seluruh Dunia Hidup Dengan Diabetes, RSDK Adakan Edukasi Keseh
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Maret 2024, Simak dan Ketahui Jadwal Dokter Favoritmu
- Pentingnya Perawatan Kanul Trakeostomi
- Pegawai Tenaga Kependidikan non ASN Kabupaten Bondowoso Mempercayakan Tes MCU-nya di RSDK
- In-House Training Komunikasi Efektif Media Motivator untuk Memberikan Pelayanan Terbaik Kepada Pasi
- RSDK Berbenah: Simak Alur Pendaftaran Terbaru di Instalasi Rawat Jalan
- Senam Beat Instansi, Naikkan Mood Positif Untuk Pelayanan Yang Lebih Optimal
- Dikunjungi oleh : 987058 user
- IP address : 216.73.216.41
- OS : Unknown Platform
- Browser : Mozilla 5.0