dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038
RSDK hari ini. World Health Organization (WHO) penderita BPH di seluruh dunia mencapai 2.466.000 jiwa sedangkan untuk benua ASIA mencapai 764.000 jiwa. Angka kejadian (prevalensi) BPH setiap tahunnya di Indonesia sekitar 20% terjadi pada pria berusia 41-50 tahun. Prevalensi itu meningkat hingga 50% pada pria 51-60 tahun dan bertambah lagi hingga 90% pada pria di atas 80 tahun. Kasus di dunia jumlah penderita selalu meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia pun, kasus BPH menjadi urutan kedua setelah penyakit batu saluran kemih, dan secara umum, diperkirakan hampir 50% pria Indonesia yang berusia di atas 50 tahun ditemukan menderita BPH ini. Walaupun mengalami peningkatan namun mortalitas (angka kematian) BPH semakin menurun dari tahun ke tahun dan hampir mendekati nol. Angka mortalitas benign prostatic hyperplasia adalah sekitar 0.5-1.5 per 100.000 kasus dan umumnya terjadi karena komplikasinya.
BPH atau Benign Prostatic Hyperplasia adalah masalah kesehatan yang sering terjadi dikarenakan bertambahnya usia. BPH lebih dikenal oleh masyarakat umum sebagai pembesaran prostat. Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih (uretra) dengan fungsi utama mengeluarkan cairan mani dan melindungi sperma. Prostat dapat ditemukan tepat di bawah kandung kemih dan seringkali membesar seiring bertambahnya usia. Pembesaran prostat tentunya akan menyebabkan beberapa gangguan seperti terhambatnya aliran urine keluar dari kandung kemih maupun dapat menyebabkan masalah pada kandung kemih, saluran kemih atau ginjal.
Faktor resiko dari BPH terdiri atas beberapa hal, yaitu usia, riwayat keluarga, menderita penyakit diabetes dan jantung serta,gaya hidup. Lalu bagaimana terkait perawatan dan pengobatan dari BPH? Berbagai macam perawatan tersedia untuk pembesaran prostat, termasuk pengobatan, terapi invasif minimal, dan pembedahan. Pengobatan BPH akan bervariasi, tergantung dari ukuran prostat, usia, kondisi kesehatan secara menyeluruh, hingga jumlah ketidaknyamanan atau gangguan yang dialami. Apabila gejala BPH semakin berat dan tak kunjung membaik, Dokter biasanya merekomendasikan pasien untuk menjalani operasi. Salah satu teknik operasi yang biasa digunakan adalah TURP. "Transurethral Resection of the Prostate atau TURP adalah adalah prosedur pembedahan yang melibatkan pemotongan bagian prostat. Prosedur ini berlangsung sekitar 1-2 jam saja. TURP sering direkomendasikan ketika pembesaran prostat menyebabkan keluhan yang berat dan pengobatan menggunakan obat-obatan tidak membuahkan hasil." jelaskan dr. Agung A. Indra, Sp.U. selaku dokter spesialis urologi.
Tepatnya pada tanggal 12 April 2023, RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) melakukan operasi Transurethral Resection of the Prostate atau TURP yang dipimpin langsung oleh dr. Agung A. Indra, Sp.U. selaku dokter spesialis urologi. Persiapan operasi dilakukan pukul 08.30 WIB sedangkan operasi dimulai pada pukul 09.25-10.25 WIB. Sebelumnya pasien telah mendapatkan tindakan pembiusan (anastesi) langsung oleh dr. Arinald Findari Manoppo, Sp.An.,M.Ked.Klin selaku dokter spesialis anastesiologi. Keberhasilan operasi ini sebagai bentuk kerja tim medis dan tenaga kesehatan multidisiplin RSDK. Selain dokter spesialis profesional, keberhasilan operasi ini juga didukung oleh keefektifan kerja dari tim solid Instalasi Bedah Sentral yaitu Wredhani Mei Anna, S.Kep.,Ns. Mustafa Al Idrus, S. Kep. Ns , Subaedi, A.Md.Kep. serta Asmono, S.Kep.,Ns.
"TURP dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut resectoscope, yang merupakan tabung logam tipis yang berisi cahaya, kamera, dan loop kawat. Nantinya resectoscope akan melalui uretra hingga mencapai prostat, setelah itu akan dilakukan proses pemotongan prostat yang menyebabkan keluhan ketidaknyamanan pada pasien. Tabung tipis fleksibel yang disebut kateter urin dimasukkan setelahnya ke dalam uretra untuk memompa cairan ke dalam kandung kemih dan membuang potongan prostat yang telah diangkat. Jangan khawatir, tindakan operasi TURP tidak akan menyebabkan rasa sakit pada pasien karena selama proses operasi berlangsung pasien diberikan anestesi umum atau spinal sehingga pasien tidak akan merasakan sakit” tambah dr. Agung A. Indra, Sp.U. selaku dokter spesialis urologi.
"Pasien yang menderita BPH dan mendapatkan pengobatan operasi TURP kali ini, sebelumnya telah dirawat inap di paviliun Dahlia RSUD dr. H. Koesnadi. Diperkirakan memakan waktu selama satu jam lamanya, apalagi RSDK telah memiliki dokter spesialis bedah urologi profesional yaitu dr. Agung A. Indra, Sp.U." jelaskan Subaedi, A.Md.Kep.
RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) akan terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatannya, baik dalam hal sarana dan prasarana hingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) didalamnya. "Tak perlu khawatir, pasien BPJS atau non BPJS akan mendapatkan hak nya dengan baik. Tidak ada diskriminasi apapun. Seperti halnya tindakan operasi Transurethral Resection of the Prostate atau TURP dari Benign Prostatic Hyperplasia atau BPH saat ini. Pasien merupakan pengguna BPJS program bantuan pemerintah. Telah terbukti keberhasilan tindakan operasi hasil nyata dari pelayanan prima dengan fasilitas modern bersama dokter spesialis berpengalaman yaitu dr. Agung A. Indra, Sp.U. adalah jawaban nyata atas ketidakadaannya tindakan diskriminasi kepada pasien." ujar Edhi Purwanto, S.Kep.,Ns. selaku kaur Instalasi Bedah Sentral. (PKRS/SWILING)
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Juli 2024, Simak dan Ketahui Jadwal Dokter Favoritmu
- PESERTA YANG LOLOS TEST PSIKOLOGI BESERTA JADWAL UNTUK TEST WAWANCARA
- Pengumuman Peserta Lulus Seleksi Tes Tulis Ujian Kompetensi
- Agung Riyadi Selaku Tenaga Kesehatan Teladan Nasional Disambut Hangat Oleh RSDK
- Paviliun Melati Adakan Program Bermain Ramah Anak (PBRA)
- Seluruh Instansi Kesehatan se-Bondowoso Tunjukkan Kreativitas dalam Lomba Senam Meraih Bintang
- Study Banding & Team Building Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Menuju RS Pendidikan Terakreditas
- SKRINING KESEHATAN COVID-19
- Siaran Radio Interaktif ?Make Mental Health For All A Global Priority?
- Pentingnya Perawatan Kanul Trakeostomi
- Persiapkan Diri Menjelang Puasa, RSDK Adakan Sosialisasi Diet DM Saat Puasa
- Sosialisasi Jadwal buka Poli Rawat Jalan RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso
- Shooting Pengenalan Layanan Laok Roma X PT POS Berjalan Lancar
- Kendalikan Hipertensi Dengan PATUH Bersama Mahasiswa FK UNEJ
- In-House Training Phlebotomy di RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso
- Perkenalan Asesor Internal Kegiatan Survei Simulasi Ke-2 RSDK
- Pelayanan Instalasi Gawat Darurat pindah ke Gedung IGD Baru
- IHT Kredensialing Tenaga Keperawatan dan Kebidanan serta Sosialisasi Komite Keperawatan
- RSDK Sekilas Info, Poli Rawat Jalan Tutup 8-15 April Dan Kembali Buka Kembali 16 April 2024
- Sharing Kendala Pelayanan Di Lapangan, RSDK-Dinkes Kunjungi UPTD Puskesmas Binakal & Curahdami
- Dikunjungi oleh : 776390 user
- IP address : 44.210.149.218
- OS : Unknown Platform
- Browser :