
dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038

RSDK hari ini. Tanggal 2 Oktober merupakan hari bersejarah dimana tahun 2009 lalu The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi dari Indonesia. Pengakuan ini merupakan hasil dari usaha pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia yang mengajukan batik sebagai salah satu warisan budaya penting leluhur bangsa dan patut dilestarikan. Oleh karenanya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2009 yang diteken pada tanggal 17 November 2009 mengukuhkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerapkan malam (lilin) pada kain itu, kemudian pengolahannya dilakukan melalui proses tertentu. Batik memiliki berbagai motif, warna, dan makna yang mencerminkan keanekaragaman dan keindahan budaya Indonesia. The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan bahwa batik melambangkan kehidupan manusia mulai awal hingga akhir. "Teknik, simbol, dan kebudayaan terkait teknik mewarnai katun dan sutra dengan tangan (hand-dyed) yang dikenal sebagai Batik Indonesia, menjadi simbol kehidupan masyarakat mulai awal hingga akhir. Untuk gendongan bayi, kain batik yang digunakan punya simbol keberuntungan untuk anak. Sedangkan batik yang digunakan saat ada yang meninggal menggunakan simbol berduka," tulis UNESCO (2/10/2023).
RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) juga mencintai batik Nusantara, bahkan memiliki seragam batik khusus yang dikenakan setiap hari Kamis minggu pertama setiap bulannya. Namun pada hari Senin tanggal 2 Oktober tahun 2023, seluruh karyawan dan karyawati RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) mengenakan seragam batik sebagai bentuk ungkapan rasa syukur penuh sukacita menyambut hari Batik Nasional. Tak ayal suasana apel pagi kali ini tampak lebih ceria dan guruh gempita. “Melestarikan budaya warisan bangsa adalah tugas kita sebagai penerus bangsa. Terutama terkait batik yang menjadi symbol kekayaan bangsa Indonesia. Berdasarkan pengalaman saya dahulu, batik itu tampak tua jika dikenakan. Namun saat ini semua kalangan mencintai batik, bahkan setiap instansi Pendidikan mengenakan batik khasnya masing-masing sebagai ungkapan rasa bangganya dan simbolik sebagai identitas khas yang membedakan dari instansi lainnya.” jelaskan dr. Moch. Jasin, Mkes selaku Wadir. Medik Dan Keperawatan sekaligus Pembina Apel pagi kali ini.
Kebanggan akan batik Nusantara tak hanya disampaikan oleh dr. Moch. Jasin, Mkes saja, namun dinyatakan juga oleh beberapa karyawan serta karyawati RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). “Kebudayaan Indonesia perlu dilestarikan, salah satu caranya adalah dengan terus mengenakan produk dalam negeri sepenuh hati. Contohnya dalam merayakan Hari Batik Nasional, maka mengenakan baju batik adalah hal yang tepat.” jelaskan Yunida Rachmawati, Amd.Kep selaku perawat di poli Anak. Ketika ditanya mengenai motif unik dari pakaian batik yang dikenakannya, Yunida Rachmawati, Amd.Kep menjelaskan bahwa motif batik pilihannya yaitu daun singkong dan kopi sebagai salah satu komoditi hasil bumi dari kabupaten Bondowoso. “Filosofi dari daun singkong sendiri adalah filosofi mata pencaharian utama orang Bondowoso sebagai penghasil tape yang bahan dasarnya singkong. Tak hanya itu Bondowoso juga memiliki kopi khas Arabika sebagai Java coffe iconic dari perkebunan PTPN XII yang terletak di daerah pegunungan Ijen-Raung serta daerah SUmberWringin.” tambahnya.
Berbeda dengan Agustono selaku Pengolah Data Jaminan Kesehatan di poli Dalam RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) yang mengenakan batik motif Songket sebagai pilihan utama di hari Batik Nasional. “Saya kenakan batik motif songket khas dari Sumatra. Saya menyukai corak tegas dan kesan mewah dari penggunaan benang emas dan perak sebagai pelengkapnya.” ujarnya. Walaupun begitu, Agustono mengakui jika koleksi batik di rumahnya tidak hanya terdiri dari batik songket saja, namun terdapat batik motif daun singkong khas Bondowoso juga. “Saya menghargai produk Bondowoso juga, maka dari itu koleksi batik motif daun singkong yang saya pesan khusus dari Sumbersari Batik kecamatan Maesan juga menjadi pakaian favorit saya. Ayo Masyarakat Bondowoso selalu lestarikan dan cintai batik khas Bondowoso. Semangat Hari Batik Nasional Tahun 2023.” (PKRS/SWILING)

- Hadapi Akreditasi, RSDK Adakan Lomba Yel-Yel
- PERJANJIAN KERJA & LAKIP
- Tingginya Anemia pada ibu hamil, RSDK adakan edukasi kesehatan tantang Anemia
- TATA TERTIB PELAKSANAAN TEST CAT REKRUTMEN PEGAWAI NON PNS BLUD RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO
- Respon Time Tim Code Blue ICU dan IGD RSDK Mempertahankan Prestasi Baiknya
- RSDK Adakan Edukasi Kesehatan Dalam Upaya Mencegah Kanker dengan Cara Menerapkan Pola Hidup Sehat
- Pelayanan Instalasi Rawat Jalan, Kenali Ke-21 Poli-Nya (Bagian Satu)
- Mengenal Instalasi Anestesi RSDK, Pelayanan Yang Mendukung Tindakan Operasi
- RSDK Ikut Serta Meriahkan Festival Muharram Kabupaten Bondowoso Tahun 2023
- Kenali Penyakit Gastritis bersama Poli Dalam RSDK
- Dokter Bedah Saraf RSDK Dapatkan Keberhasilan Paripurna Operasi Subdural Hematom Kronis
- Tim Volley Putri RSDK Dapatkan Juara 4 Se-OPD Bondowoso
- Direktur Himbau Agar Stop Segala Tindakan Bullying Di Lingkungan Kerja RSDK
- Pengumuman Hasil Test Psikologi dan Skill Test
- PELAKSANAAN APEL KEMBALI DILAKUKAN DI RSU dr. H. KOESNADI Bondowoso.
- Peringati Hari Disabilitas Sedunia, RSDK Adakan Penyuluhan Eksternal Tentang Cerebral Palsy
- Hari Ketiga IHT Komunikasi Efektif, Penguatan Spiritualitas pada Pelayanan Prima, dan Penanganan Keg
- Pengumumuan hasil Psikotest
- Pelayanan Geriatri Terpadu RSDK, Wujudkan Lansia Aktif dan Sehat
- Jangan Percaya Hoaks, RSDK Himbau Jangan Memprovokasi Dan Terprovokasi
- Dikunjungi oleh : 912533 user
- IP address : 18.97.14.84
- OS : Unknown Platform
- Browser :