
dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038

RSDK hari ini. Tuberculosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia bahkan dunia hingga saat ini. Berdasarkan data World Health Organization, estimasi jumlah orang yang terdiagnosa TBC pada tahun 2021 secara global yaitu sebanyak 10,6 juta kasus atau naik sekitar 600.000 kasus dari tahun 2020 yang diperkirakan 10 juta kasus TBC. Indonesia menduduki peringkat kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia setelah India. Dikutip dari tbiindonesia.or.id, kasus TBC di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus TBC. Angka ini naik 17% dari tahun 2020, yaitu sebanyak 824.000 kasus. Insidensi kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk, yang artinya setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang di antaranya yang menderita TBC. Maka dari itu, RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso mengadakan sosialisasi yang berjudul “Penularan dan Pencegahan Tuberkulosis” yang dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Februari 2024 pukul 08.00 – 10.00 WIB bertempat di ruang tunggu Paviliun Krisan. Narasumber pada edukasi kesehatan kali ini yaitu Nuraini, S.Kep.Ns selaku perawat di Paviliun Krissan RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso.
“Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang beberapa organ terutama paru – paru. Tuberkulosis paru adalah penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang bersifat sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Penyebab utama TB paru adalah kuman/bakteri bernama Mycobacterium Tuberkulosa dimana ukurannya sangat kecil. Setelah terinfeksi kuman tersebut kira- kira 50% kuman akan berkembang menjadi TBC aktif dalam satu tahun, sisanya kuman ini akan menyebabkan infeksi laten. Adapun faktor yang mungkin terjadi antara lain: kontak langsung dengan penderita TBC aktif, menurunnya kekebalan tubuh, kurang nutrisi yang adekuat, lingkungan dengan prevalensi TB yang tinggi, dan pengobatan paru yang tidak tuntas,” tutur Nuraini, S.Kep.Ns (28/2/2024).
Nuraini, S.Kep.Ns. juga menjelaskan gejala umum yang dialami oleh penderita tuberkulosis yaitu:
- Demam meriang lebih dari satu bulan
- Batuk lebih dari tiga minggu, terkadang batuk disertai dengan dahak yang bercampur darah
- Sesak nafas
- Dada terasa nyeri
- Nafsu makan tidak ada atau berkurang
- Berat badan turun tiga bulan berturut – turut tanpa sebab yang jelas
- Mudah lesu atau malaise
- Berkeringat pada malam hari walaupun tidak melakukan aktivitas fisik
Selanjutnya Nuraini, S.Kep.Ns memaparkan pemeriksaan penunjang dari tuberkulosis. “Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan dari gambaran klinis, pemeriksaan mikrobiologi dan hasil radiologi. Pada pemeriksaan bakteriologi diambil dari spesimen dahak, cairan pleura, cairan serebrospinal, bilasan bronkus dan lambung, bronchoalveolar lavage, biopsy. Untuk mendiagnosis TB paru, spesimen yang digunakan pada pemeriksaan TCM adalah dahak, baik yang didapat dengan berdahak langsung ataupun dengan diinduksi. Namun pada anak-anak dapat juga digunakan spesimen bilasan lambung ataupun feses. Sedangkan untuk TB ekstra paru, menggunakan spesimen sesuai dengan lokasi infeksi, yang akan ditentukan oleh dokter yang merawat,” jelas Nuraini, S.Kep.Ns.
Tidak lupa Nuraini, S.Kep.Ns juga menjelaskan pencegahan tuberkulosis yang meliputi:
- Menjaga kebersihan tangan
- Melakukan etika batuk.
- Tidak sembarangan membuang dahak.
- Menggunakan masker bila menderita batuk.
- Rumah dan tempat bekerja harus mempunyai ventilasi yang cukup sehingga aliran udara lancar.
- Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan tempat bekerja.
- Pola hidup sehat
Masyarakat tampak bersemangat dan sangat antusias mendengarkan penjelasan dari narasumber. Hal ini terlihat jelas dari aktifnya masyarakat untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pemateri. Seperti Bapak Santoso. “Apakah penyakit TB paru bisa menimbulkan komplikasi?, tanya Bapak Santoso. Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Nuraini, S.Kep.Ns. “Penyakit TB paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi pada TB paru terbagi menjadi dua yaitu komplikasi dini: Pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis. Dan yang kedua adalah komplikasi lanjut: Obstruksi jalan napas, kerusakan parenkim berat, amiloidosis, karsinoma paru,” tutur Nuraini, S.Kep.Ns.
Pertanyaan selanjutnya diberikan oleh Ibu Ismawati. “Apakah ada anjuran makanan untuk pasien TB?”, tanya Ibu Ismawati. Nuraini, S.Kep.Ns. menjawab “Pasien dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang dulunya disebut dengan isi piringku. Dianjurkan lagi mengkonsumsi makanan yang dikukus. Tidak hanya itu, peralatan makan pasien TB juga harus diperhatikan. Jangan langsung dicuci namun direndam terlebih dahulu, setelah direndam baru dicuci menggunakan sabun dan air mengalir.”
Pertanyaan terakhir diberikan oleh Ibu Sri Watiningsih. Beliau bertanya, “Apakah langsung tertular jika berkomunikasi dengan pasien TB?”. Nuraini, S.Kep.Ns. menjawab, “Jika kita memiliki tubuh yang fit dan tidak sedang sakit, maka kuman TB tidak akan aktif. Namun jika mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh hingga berlarut-larut, demam, harus segera periksa ke faskes terdekat untuk dilakukan tes dahak dan foto rontgen.”
Sosialisasi ataupun edukasi kesehatan kali ini berjalan dengan lancar. Tidak hanya Nuraini, S.Kep.Ns., M. Henri Wahyono, SKep. Ns. MKes selaku Kepala Paviliun Krissan, Januar Dwi Hendra Prayoga, S.Farm.,Apt selaku apoteker, dan Yuli Mahardini, AMG selaku ahli gizi juga turun memaparkan materi seputar TB.
Panitia membagikan leaflet dan souvenir cantik kepada peserta yang aktif. RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) akan terus membantu masyarakat dengan cara meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatannya. Berikan semangat juang dan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat. Salam Sehat. (PKRS/FREA)

- RSDK Sekilas Info, Poli Rawat Jalan Tutup 8-15 April Dan Kembali Buka Kembali 16 April 2024
- Mentoring Hari Kedua, RSDK Dapatkan Nilai Baik Dan Siap Layani Pasien TB RO
- RSDK Berbagi: Tips Sehat dan Bugar Selama Lebaran dengan Gizi Seimbang
- Survey Aksi Perubahan Dan Aktualisasi Alumni Latsar CPNS 2022 RSDK, Wujudkan ASN Ber-AKHLAK Paripurn
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Juli 2023 Minggu Ketiga, Simak & Ketahui Jadwal Dokter-Mu
- Penyerahan CSR Ambulance Oleh bank jatim kepada RSDK
- Pelayanan Publik Prima RSDK Khusus Penyandang Dissabilitas
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan September, Simak dan Cari Tau Jadwal Dokter Favoritmu
- Suka Duka UPF Kesehatan Jiwa RSUD dr. H. Koesnadi
- RSDK Adakan Edukasi Kesehatan Dalam Upaya Mencegah Kanker dengan Cara Menerapkan Pola Hidup Sehat
- Open Recruitment Tenags Perawat untuk (Relawan Covid -19)
- Bondowoso Juara 2 Pelayanan KB Tingkat Jatim, RSDK Ikut Andil Dengan Adakan Baksos MOW
- Selamat Hari Kanker Sedunia Close the Care Gap, Semua Berhak Untuk Dirawat
- Pentingnya Medical Check Up Rutin Untuk Deteksi Dini, Laboratorium RSDK Adakan Sosialisasi Ke Pasien
- Senam Beat Instansi, Naikkan Mood Positif Untuk Pelayanan Yang Lebih Optimal
- RSDK Kenakan Baju Adat, Terapkan Budaya Kerja Cinta Nasionalisme Nusantara
- Kemanfaatan UHC Sangatlah Membantu Masyarakat Dalam Memperoleh Layanan Kesehatan Di RSDK
- DWP RSDK Adakan Rapat Kerja, Halal Bi Halal, Tausiyah Serta Beauty Class Bersama Wardah
- Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Ikuti Pemeriksaan Kesehatan di RSUD dr. H. Koesnadi
- Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil Masih Tinggi, RSDK Adakan Sosialisasi & Edukasi Kesehatan
- Dikunjungi oleh : 937863 user
- IP address : 18.97.9.168
- OS : Unknown Platform
- Browser :