dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038
RSDK hari ini. Lengan kiri anak asal Sumber Wringin kabupaten Bondowoso, harus diamputasi karena malapraktik oleh terapis di sebuah tempat pengobatan alternatif. Selama ini pengobatan tradisional seperti sangkal putung hingga tukang pijat kerap jadi pilihan utama bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Tidak hanya di kalangan masyarakat pedesaan, namun pengobatan alternatif sangkal putung juga menjadi pilihan utama masyarakat di perkotaan. Sangkal Putung sendiri merupakan istilah dalam Bahasa Jawa yang ditujukan bagi orang yang mampu melakukan pengobatan maupun penyembuhan tulaang dan fungsi gerak secara non medis. Dalam proses pengobatannya digunakan kekuatan spiritual yang disertai dengan bacaan mantra dan doa serta ramuan-ramuan minuman atau olesan yang dibuat secara khusus yang ilmunya didapatkan secara turun temurun dari keluarga terdahulu. Sumber keilmuwan pengobatan alternatif sangkal putung didapatkan sebagai hasil warisan kepada anak laki-laki ataupun sebagai hasil dari akulturasi budaya setempat. Biasanya masyarakat memilih pengobatan traditional ke sangkal putung dikarenakan kepercayaan yang beranggapan jika sangkal putung lebih ampuh dan lekas sembuh daripada menggunakan pengobatan secara medis. Hal ini disebabkan pula oleh desakan orang-orang sekitar yang pernah menggunakan jasa yang sama dan merasa mendapatkan hasil yang diinginkan dengan harga yang lebih murah. Masyarakat berobat ke pengobatan alternatif sangkal putung 70% disebabkan akibat kondisi patah tulang yang dialami. Dalam sebuah referensi disebutkan jika alasan lainnya dikarenakan masyarakat merasa tidak nyaman dengan besaran biaya perawatan, menghindari tindakan medis seperti operasi, administrasi yang lebih mudah, pelayanan yang lebih sosiologism, kesembuhan yang lebih mendekati kesempurnaan dan dibuktikan oleh orang-orang terdekat.
Terdapat dua prinsip pengobatan utama dalam penanganan pengobatan alternatif sangkal putung. Pertama adalah tindakan reduksi dengan melakukan cara-cara tertentu dalam mengembalikan posisi tulang yang telah kembali seperti asalnya hingga tindakan fiksasi untuk mempertahankan posisi tulang yang telah kembali di tempat asalnya hingga terjadi penyambungan dengan sendirinya di bagian yang mengalami patah tulang. Dalam pengobatan alternatif sangkal putung tindakan fiksasi dilakukan dengan memakai kayu atau kardus kuat lalu dibungkus dengan kain perban. Teknik pengobatan alternatif sangkal putung ini sebenarnya hanya membuat proses penyembuhan semakin lama sehingga menyebabkan posisi tulang menjadi tidak sempurna. Tak hanya itu, dalam masa penyembuhannya juga tidak terdapat adanya kontrol infeksi serta dugaan terjadinya perdarahan. Jika sudah terjadi infeksi serta perdarahan, penderita tentunya akan merasakan rasa nyeri yang tak tertahankan serta peradangan tulang pun tak terhindarkan. Bahkan kondisi terburuk adalah dengan dilakukan amputasi sebab jaringan di sekitar bagian yang alami patah tulang telah terjadi gangguan sirkulasi darah yang menyebabkan kematian jaringan (gangren) pada anggota gerak tubuh tersebut. Banyak kasus amputasi yang terjadi akibat pemilihan pengobatan alternatif sangkal putung yang dipilih oleh keluarga terdekat, berikut adalah beberapa kasus yang terekam dalam Sejarah kelam pengobatan alternatif sangkal putung
- Tahun 2019 terjadi di kabupaten Pasuruan yaitu Hansi Saputra usia 31 tahun mengalami pembusukan pada kakinya karena terlambat berobat, amputasi dilakukan oleh Dokter untuk menyelamatkan jiwa pasien. Pasalnya, kondisi luka sudah sangat parah dan tulangnya sudah terinfeksi
- Tahun 2021 terjadi di kabupaten Sragen yaitu Fauzi bocah berusia 5 tahun yang harus merelakan lengan kanannya akibat dugaan malapraktik salah satu tempat pengobatan alternatif sangkal putung di Kecamatan Gesi. Korban mengalami kecelakaan saat bermain dengan teman-temannya hingga patah tulang. Karena tidak punya cukup biaya untuk berobat ke rumah sakit, pihak keluarga dan para tetangga menyarankan Fauzi dibawa ke sebuah pengobatan alternatif.
Saat ini kasus serupa juga dialami oleh bocah berusia 8 tahun asal Kecamatan Sumber Wringin. Tepatnya pada hari Senin tanggal 3 Juni 2024, Instalasi Gawat Darurat (IGD) kedatangan pasien dengan kondisi mengeluhkan nyeri pada lengan kirinya. Setelah ditelusuri dan ditanyakan lebih lanjut kepada keluarga, diketahui jika pasien memiliki riwayat jatuh 3 minggu lalu. Kondisi jatuh yang dialami yaitu dengan lengan kiri menghantam paving dan pasien merasakan lengan kirinya mengalami patah tulang. Pasien pun dibawa ke pengobatan alternatif sangkal putung dan mendapatkan proses fiksasi. Tindakannya adalah dengan membalut kardus bekas dan dipasang stalk. Pasien pun melaksanakan control 4 hari kemudian di pengobatan alternatif sangkal putung dan saat balutan bidai dibuka darah menyembur dari luka yang telah berwarna kehitaman. Pasien juga mengaku jika dirinya tidak dapat merasakan lengan kiri bawah hingga telapak tangannya sejak kontrol terakhir. “Kurang lebih telah memasuki 2 minggu dari proses pengobatan alternatif sangkal putung serta kejadian terjatuh yang dialami oleh pasien. Saat dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) kondisi lengan kiri pasien telah mengeluarkan bau tidak sedap (busuk) dan telah mengeluarkan cairan berwarna kekuningan. Pasien juga mengalami riwayat demam. Setelah melaksanaan koordinasi bersama Dokter Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatology yaitu dr. Kadek Seta Prawira W, Sp. OT maka ditetapkan secara langsung agar pasien mendapatkan tindakan pengobatan dengan segera pada hari Selasa tanggal 4 Juni 2024 pukul 09.30 WIB.” ungkap dr. Adhi Sudarmadji selaku Dokter Umum professional dan terampil di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK).
"Kami memutuskan melakukan operasi amputasi untuk pasien asal Sumber Wringin untuk menyelamatkan pasien. Kondisi lengan kiri pasien sudah mengalami pembusukan jaringan terlihat jelas pada kondisi lengan yang telah menghitam dan mengeluarkan bau busuk. Amputasi lengan kiri dilakukan karena anggota tubuh pasien, yakni lengan kirinya sudah mati. Selain itu, anggota tubuh tersebut membahayakan karena menjadi sumber infeksi. Anggota tubuh tersebut sangat mengganggu jika dipertahankan. Jadi dengan teramat sangat, tindakan amputasi ini harus dilakukan. Kami juga menyayangkan tindakan ini mengingat kondisi pasien yang masih teramat belia.” ungkap dr. Kadek Seta Prawira W, Sp. OT. Dengan suara tercekat beliau juga mengungkapkan jika mengingat anaknya di rumah. Oleh karenanya dr. Kadek Seta Prawira W, Sp. OT mengusahakan tindakan terbaiknya untuk menolong pasien. “Saya berharap pasien dapat kembali beraktivitas seperti biasa bersama teman-teman dan keluarga terdekatnya. Saya juga berdoa agar semuanya berjalan dengan lancar dan pasien memiliki masa depan yang lebih cerah.” ujar dr. Kadek Seta Prawira W, Sp. OT (05/06/2024).
Amputasi adalah sebuah tindakan operasi berupa pengangkatan atau pemotongan anggota tubuh, seperti lengan, kaki, tangan, jari kaki, atau jari tangan. Tergantung indikasinya, amputasi dapat dilakukan sebagai operasi yang telah terencana maupun tindakan darurat. Ada beberapa alasan mengapa amputasi perlu dilakukan, di antaranya:
- Infeksi berat pada anggota gerak tubuh yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik.
- Gangguan sirkulasi darah yang menyebabkan kematian jaringan (gangren) pada anggota gerak tubuh, misalnya pada penderita penyakit arteri perifer atau diabetes.
- Cedera berat pada anggota gerak tubuh, seperti akibat kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, atau ledakan.
- Tumor ganas atau kanker pada anggota gerak tubuh.
- Cacat lahir yang mengakibatkan gangguan bentuk dan fungsi anggota gerak tubuh.
Tindakan operasi amputasi lengan kiri ini dilakukan pada pukul 09.30 hingga 14.00 WIB di ruang operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). Beberapa petugas professional dan terampil turun secara langsung untuk mengatasinya, berikut adalah daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas
- dr. Kadek Seta Prawira W, Sp. OT. selaku dokter bedah Orthopaedi dan Traumatologi
- dr. Arinald Findari Manoppo, Sp.An.,M.Ked.Klin selaku dokter spesialis anastesiologi.
- Didit Dwi Maryanto, Amd.Kep,
- Agung Apriliyanto, Amd.Kep,
- Anesta Roby Risfananda, S.Kep.,Ns, serta
- Arif Budi Kurniawan, S.Tr.
“Alhamdulillah tim bedah Orthopaedi dan Traumatologi siap memberikan segala usaha terbaik khususnya dalam penanganan kasus untuk anak berusia 8 tahun ini. Kami sangat menyayangkan terhadap apa yang telah terjadi, kami berharap kejadian seperti ini tidak akan terjadi kembali di masa mendatang.” ungkap Didit Dwi Maryanto, Amd.Kep. Beliau mengungkapkan jika kasus amputasi akibat dari pemilihan pengobatan alternatif sangkal putung ini merupakan kasus kesekian kalinya yang terjadi di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). “Kasus kesekian kalinya sepanjang sejarah tim bedah Orthopaedi dan Traumatologi RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) sejak tahun 2016. Sangat disayangkan juga jika mayoritas pasien yang mengalaminya merupakan anak dibawah umur yang masih tidak dapat memilih Tindakan kesehatan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya. Kami berharap tindakan medis yang kami lakukan memberikan masa depan yang lebih cerah untuk pasien dan keluarga. Selain itu, kami berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menghadapi kasus yang sama. Kami juga ikut merasakan kesedihan yang dirasa oleh keluarga, oleh karenanya percayakan kepada tenaga ahli dan professional yang telah memiliki lisensi oleh badan yang terpercaya dan telah diakui dengan baik.” jelasnya.
Tindakan medis amputasi lengan kiri bersama tim bedah Orthopaedi dan Traumatologi berjalan dengan baik dan terbilang sukses. Semuanya terjadi karena kerja sama dan semangat pelayanan telah tertanam dengan baik pada tim bedah Orthopaedi dan Traumatologi RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). “Terimakasih atas segala dukungan, kepercayaan serta doa baik seluruh masyarakat terhadap tim bedah Orthopaedi dan Traumatologi RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK).” ujar Anesta Roby Risfananda, S.Kep.,Ns. Tak lupa dr. Kadek Seta Prawira W, Sp. OT. melakukan koordinasi secara langsung bersama keluarga pasien. Harapannya keluarga dapat memberikan motivasi kepada pasien dalam proses pemulihannya pasca operasi. “Saya menyarankan dan meminta pasien serta keluarga untuk melakukan kontrol pasca operasi bersama dr. Dewi Prisca Sembiring, Sp.KJ selaku Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa. Tidak ada masalah yang berarti bahkan tindakan operasi kali ini terbilang sukses. Namun diperlukan adanya pendampingan ahli dalam membantu pemulihan dari pasien dan keluarga. Semoga dengan adanya ini masyarakat lebih bijak dalam memilih tindakan kesehatan yang akan dipilih dan diakses. Jangan takut dengan biaya yang mahal karena saat ini kabupaten Bondowoso sudah mendapatkan status Universal Health Coverage (UHC). Jadi semuanya gratis dan administrasinya pun gampang.” jelaskan dr. Kadek Seta Prawira W, Sp. OT.
Apakah ada perbedaan pelayanan bagi pasien penerima Universal Health Coverage (UHC) maupun pasien umum di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK)? Edhi Purwanto, S.Kep.,Ns. selaku kaur Instalasi Bedah Sentral menjelaskan bahwa tidak adanya diskriminasi pelayanan pada pasien yang di cover oleh Jaminan Kesehatan Nasional BPJS Kesehatan ataupun pasien umum. Seluruh masyarakat akan mendapatkan pelayanan terbaik dan optimal di RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK). "Tak perlu khawatir, pasien BPJS atau non BPJS akan mendapatkan hak nya dengan baik. Tidak ada diskriminasi apapun. Seperti halnya tindakan operasi saat ini. Pasien merupakan pengguna BPJS program bantuan pemerintah. Telah terbukti keberhasilan tindakan operasi hasil nyata dari pelayanan prima dengan fasilitas modern bersama dokter spesialis berpengalaman yaitu dr. Kadek Seta Prawira W, Sp.OT dan juga tim bedah Orthopaedi dan Traumatologi adalah jawaban nyata atas ketidakadaannya tindakan diskriminasi kepada pasien." jelasnya. (PKRS/SWILING)
- Rekrutmen Objektif & Penuh Transparansi, RSDK Tekankan Tidak Ada Gratifikasi
- RSDK Mengucapkan Selamat Hari Jadi Provinsi Jawa Timur Ke-78
- Peringati Hari Kesadaran Nasional, RSDK Akan Terus Berusaha Memberikan Pelayanan Optimal
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, RSDK Adakan Edukasi Pencegahan Penyakit Ginjal Di Radio Mahardhika
- RSDK Adakan Seminar Gratis 3 SKP IDI
- Menyambut Peringatan Hari Demam Berdarah Nasional, RSDK Adakan Edukasi Siaran Radio Demam Berdarah
- Pertahankan Status Paripurna, RSDK Dipenuhi Ucapan Selamat Dari Berbagai Pihak
- Cuaca Ekstrem Menerpa Bondowoso, RSDK Adakan Edukasi Kesehatan Bertemakan Biduran
- RSDK Adakan Sosialisasi Diet Rendah Serat Bersama Ahli Gizi Profesional
- Apel Pagi Rutin, RSDK Berkomitmen Berikan Layanan Terbaik Walaupun Liburan Panjang Lebaran Datang
- Tim Fultsal RSDK Raih Juara 1 dalam Trofeo Solidarity
- Peresmian Pelayanan TBC RO & Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Dinkes Provinsi-RSDK Berjalan Lanc
- Badan Terasa Lebih Segar, Kemanfaatan Donor Darah Diakui Langsung Oleh Karyawan RSDK
- RSDK Ajak Masyarakat Tonton Video Edukasi & Nyanyikan 6 Langkah Cuci Tangan Yang Benar
- Study Banding & Team Building Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Menuju RS Pendidikan Terakreditas
- Pemberitahuan
- HARI KEBANGKITAN NASIONAL
- RSDK Sekilas Info Pendaftaran Poliklinik Rawat Jalan Buka Pukul 07.00 Sejak Agustus 2024
- Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung Masih Tinggi, RSDK Sarankan Lakukan CT Calsium Score
- Peringati Tragedi Gerbong Maut, RSDK Kenakan Seragam Korpri
- Dikunjungi oleh : 735062 user
- IP address : 44.222.82.133
- OS : Unknown Platform
- Browser :