dr. Yus Priatna A, Sp. P
NIP. 19771002 200604 1 066
- (0332) 421710
- (0332) 421974
- (0332) 422038
RSDK hari ini. Batu saluran kemih merupakan penyakit yang cukup banyak terjadi. Bahkan, penyakit ini menempati urutan ketiga terbanyak di bidang urologi setelah infeksi saluran kemih dan penyakit pembesaran prostat jinak (BPH). Risiko kekambuhan pada dasarnya ditentukan oleh penyakit atau kelainan yang menyebabkan terbentuknya batu. Oleh karena itu, tingkat prevalensi untuk BSK bervariasi dari 1% sampai 20%. Di Indonesia, masalah batu saluran kemih masih menduduki kasus tersering di antara seluruh kasus urologi. Belum terdapat data angka prevalensi batu saluran kemih nasional di Indonesia. Di beberapa negara di dunia berkisar antara 1-20%. Laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan perempuan yaitu 3:1 dengan puncak insiden terjadi pada usia 40-50 tahun. Batu saluran kemih dapat mengenai pasien usia berapa pun. Dari latar belakang tersebut, maka RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) mengadakan edukasi kesehatan pada hari rabu, 21 Agustus 2024 tentang “Batu Saluran Kemih” di ruang tunggu poli rawat jalan. Narasumber kali ini adalah Satriyo Agus Prasodjo, S.Kep.Ns selaku perawat poli urologi RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK).
Satriyo Agus Prasodjo, S.Kep.Ns menjelaskan menurut Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) Batu saluran kemih adalah batu yang tersangkut di saluran kemih, baik itu di ginjal, ureter, kandung kemih, maupun uretra. Batu saluran kemih terbuat dari garam dan mineral dalam urine yang menempel satu sama lain dan membentuk batu. Selanjutnya Satriyo Agus Prasodjo, S.Kep.Ns juga menjelaskan faktor resiko batu saluran kemih, “terdapat 2 (dua) faktor yaitu yang pertama faktor risiko intrinsik seperti riwayat keluarga yang menderita batu, laki-laki lebih berisiko daripada perempuan, penyakit kronis seperti asam urat, hipertiroid, hiperparatiroid, pernah menderita batu saluran kemih, adanya sumbatan saluran kemih; dan faktor ekstrinsik seperti faktor lingkungan dan obat-obatan tertentu”, jelasnya. “Gejala batu saluran kemih bervariasi mulai dari tanpa keluhan, sakit pinggang ringan, kolik (nyeri tajam), nyeri saat kencing, kencing berdarah, tidak bisa kencing, kencing keluar pasir atau batu serta keluhan dapat disertai dengan penyulit seperti demam dan tanda-tanda gagal ginjal”, tambahnya.
Kemudian, Satriyo Agus Prasodjo, S.Kep.Ns menjelaskan proses terbentuknya batu saluran kemih antara lain :
- Supersaturasi (pemekatan urine) → kurang minum → penguapan cairan tubuh yang berlebihan tanpa dimbagi intake cairan yang memadai.
- Adanya inti atau benda asing berupa mucus, atau benda asing lainnya di dalam saluran kemih → memudahkan kristal-kristal pembentukan batu mengendap dan menjadi suatu inti batu yang makin lama maik bertambah besar
“Pemeriksaan yang diperlukan untuk mengetahui pasien terkena penyakit batu saluran kemih atau tidak bisa dilakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan darah (fungsi ginjal) serta urin rutin, pielografi intra vena (IVP) → gold standar, USG ginjal dan kandungan kemih dan foto polos abdomen maupun CT Uro atau MRI”, jelas Satriyo Agus Prasodjo, S.Kep.Ns. Selanjutnya Satriyo Agus Prasodjo, S.Kep.Ns juga menjelaskan tata laksana batu saluran kemih yaitu batu yang berukuran < 5 mm keluar spontan sedangkan untuk batu yang berukuran > 5mm diperlukan tindakan antara lain :
- Operasi terbuka yaitu operasi ini dilakukan untuk kasus batu yang memiliki ukuran besar dan kompleks.
- ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) menggunakan gelombang kejut untuk memecah batu ginjal yang kemudian dapat dikeluarkan melalui saluran kemih.
- PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy) mengacu pada operasi bedah invasif minimal yang digunakan untuk batu ginjal yang terlalu besar untuk dikeluarkan sendiri atau yang tidak dapat diobati dengan menggunakan metode non operatif lainnya.
- URS merupakan metode minimal invasive yang dilakukan menggunakan alat ureteroskop. Prosedur URS umumnya digunakan untuk mengobati ‘batu’ yang terletak di ureter, terutama yang paling dekat dengan kandung kemih atau di bagian bawah ureter.
Terakhir, Satriyo Agus Prasodjo, S.Kep.Ns. menjelaskan cara pencegahan agar tidak terkena penyakit batu saluran kemih, “Pencegahan paling efisien dan murah dengan cara meningkatkan cairan 2 liter/24 jam, mencegah terjadinya infeksi saluran kemih, untuk meningkatkan kadar faktor penghambat agregasi kristal disarankan untuk minum jus lemon (jeruk nipis) minimal sekali dalam 2 minggu’’,ujarnya.
Masyarakat tampak antusias mendengarkan penjelasan dari narasumber. Hal ini terlihat dari aktifnya masyarakat untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pemateri. Seperti Ibu Maria, “Apakah masalah sering kencing sendiri tidak terkontrol apakah masuk penyakit batu saluran kemih?” ujarnya. Pertanyaan pertama langsung dijawab oleh Satriyo Agus Prasodjo, S.Kep.Ns. beliau menjawab “sering buang air kecil bisa menjadi gejala batu saluran kemih, batu ginjal, atau infeksi saluran kemih, tetapi hal ini harus ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan lainnya,” tegasnya. Pertanyaan selanjutnya datang dari Bapak Untung yang menanyakan, “apa perbedaan batu saluran kencing dan prostat”? katanya. Satriyo Agus Prasodjo, S.Kep.Ns. menjelaskan “Batu saluran kemih dan batu prostat adalah dua hal yang berbeda dan tidak berhubungan. Batu saluran kemih dapat terbentuk dari endapan mineral dan dapat disebabkan oleh dehidrasi, pola makan yang buruk, kebiasaan menahan kencing, dan beberapa penyakit. Batu prostat adalah batu seukuran biji poppy yang terbentuk di dalam prostat. Pembesaran prostat dapat mempersulit pengosongan kandung kemih dan dapat menyebabkan batu saluran kemih. Batu prostat biasanya tidak menimbulkan masalah atau gejala apa pun, tetapi jika batu prostat terinfeksi, hal itu dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau prostatitis. Untuk mengetahui apakah suatu bentuk batu saluran kencing atau batu prostat, maka perlu dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter urologi, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan, seperti pemeriksaan urin, USG atau bila diperlukan pemeriksaan MRI,” tuturnya.
Sebagai penutup, tim PKRS membagikan leaflet dan souvenir cantik kepada peserta yang aktif. RSUD dr. H. Koesnadi (RSDK) akan terus membantu masyarakat dengan cara meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatannya. Salam Sehat. (PKRS/LINDA)
- Keberhasilan Operasi Radikal Nefrektomi Sinistra & Ekstraksi Batu Oleh Tim Bedah Urologi
- Hebatnya Tenakes Kabupaten Bondowoso, Unjuk Bakat Dengan Adakan Lomba Karaoke
- Nyatakan Cinta Budaya Indonesia Lewat Busana, RSDK Kenakan Baju Adat Nusantara
- Hari Pertama Tes Keterampilan Rekrutment Tenaga Non PNS BLUD Diikuti 77 Orang Peserta Berjalan Lanca
- Jadwal Poli Rawat Jalan Bulan Desember 2022
- RSDK Tingkatkan Mutu Pelayanan Dengan Menambah Dokter Spesialis Di Poli Rehabilitasi Medik
- Permudah Layanan Kesehatan Dengan Menggunakan Mobile JKN Online, BPJS Kesehatan Kunjungi RSDK
- HASIL DAN PEMBAHASAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT TRIWULAN IV TAHUN 2016
- Unit Ambulan RSDK Siap Terintegrasi Dalam Memberikan Layanan Cepat Dan Tanggap
- Pengumuman Pemenang Lomba Video Dan Poster HKN Ke-59 Kabupaten Bondowoso
- Mengenal Lebih Dekat Batu Saluran Kemih bersama dr. Ali Ridho Al Haddar, Sp.U di Radio Mahardhika 91
- In House Training Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di RSDK
- Penyebarluasan Media Edukasi dan Informasi Leaflet di Lingkungan RSDK
- Jadwal Praktek Dokter Spesialis Bulan Juli 2023 Minggu Ketiga, Simak & Ketahui Jadwal Dokter-Mu
- Jadwal Poli Rawat Jalan Bulan Oktober 2022
- Pentingnya Perawatan Kanul Trakeostomi
- Anggrek Lambang Kesabaran & Kemewahan, Paviliun Anggrek Simbolkan Layanan Prima Fasilitas Lengkap
- Off The Record Pembuatan Video Pelayanan Publik Hari Terakhir Berjalan Dengan Canda Riang
- Shooting Pengenalan Layanan Telekonseling Halo Apoteker Diwarnai Dengan Canda Tawa
- PKRS Lakukan Pembaharuan Mading dengan Update Seputar Kesehatan Terkini
- Dikunjungi oleh : 758858 user
- IP address : 3.236.86.184
- OS : Unknown Platform
- Browser :